EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 - Maafkan Aku, Ibu
"Aku, Bin." Langit pun menjawab pertanyaan Binar seraya memandang dengan pandangan dalam satu garis lurus yang sama.
"Hah, kamu Lang?" tanya Binar yang spontan terkejut sampai-sampai ia mengatupkan kedua telapak tangannya guna menutup mulutnya. Ia sangat terkejut dengan pernyataan dari Langit bahwa sahabatnya itu ingin menjadi pendonornya.
"Iya, Bin. Ayo kamu setujui operasinya. Demi kesembuhan kamu. Aku sudah melakukan serangkaian tes dan aku bisa menjadi pendonormu," tutur Langit.
Ya, beberapa waktu lalu saat dirinya berada di Bandung guna tugas dadakan mengautopsi mayat pembunuhan dan sebelum kembali ke Yogyakarta, ia menjalani tes secara diam-diam bersama Dokter Meta. Dan hasilnya baru saja keluar beberapa hari yang lalu yakni cocok.
Dan saat ini melihat kondisi Binar semakin drop terlebih sahabat yang diam-diam ia cintai ini baru saja mengalami keguguran, tekadnya semakin bulat dan tak bisa diganggu gugat. Ia rela menjadi pendonor untuk Binar.
Sedangkan Binar sendiri sungguh terkejut dan tak menyangka, sejak ia mengetahui penyakitnya ketika menjelang dirinya lulus kuliah hingga sudah menikah dengan Dion, baru kali ini ada donor yang cocok untuknya. Tapi, kenapa itu harus Langit, sahabatnya sendiri. Sungguh ironi.
"Enggak Lang!! Aku gak mau," ucap Binar.
"Tapi, Bin. Aku enggak mau kehilangan kamu," ucap Langit tulus.
"Kamu sama seperti Nanda, Lang. Kalian sahabatku. Jangan berkorban seperti ini. Dan aku yakin jika orang tuamu tahu juga pasti mereka akan sependapat denganku," ucap Binar tetap kekeh menolak Langit dengan tegas untuk menjadi pendonornya.
"Ya, mereka jangan sampai tahu." Langit menjawabnya dengan enteng.
"Lang !!" pekik Binar.
Tanpa disadari Langit dan Binar, Nanda sejak tadi masih berada di depan kamar Binar. Dirinya memang tidak ada niat untuk menguping pembicaraan Binar dan Langit.
Namun entah mengapa hatinya tetap ingin tahu dan gelisah. Sehingga pintu kamar Binar sengaja ditutup olehnya dalam kondisi tak tertutup rapat. Ia masih bisa mendengar pembicaraan keduanya walaupun dalam kondisi sayup-sayup.
"Jangan bersedih Nan, kamu sangat tahu sejak dulu Langit memang mencintai Binar. Ikhlaskan cintamu," batin Nanda sendu berusaha tegar menyemangati dirinya sendiri.
Nanda bersedih karena ia hanya bisa mencintai Langit dalam diam. Begitu pun Langit yang mencintai Binar dalam diam.
Binar pun hanya bisa mencintai Dion secara sendiri dalam diam. Karena sang suami sudah terang benderang membangun benteng kokoh cintanya hanya untuk mendiang saudari kembarnya, Berliana.
☘️☘️
Kediaman Dion, Bandung.
Sedangkan Devina yang ketiduran karena asyik membaca buku harian ibu sambungnya, kini sudah terbangun juga. Ia memutuskan membawa buku harian Binar ke dalam kamarnya sendiri.
Ia pun memegang dahi sang adik dan beruntung demam Disya sudah mulai menurun. Walaupun wajah adiknya itu masih pucat dalam kondisi mata terpejam.
Devina pun memandang foto mendiang ibu kandungnya dengan sang Papi yang berasal dari dalam buku harian Binar.
"Maapkan aku ibu. Hiks...hiks...hiks..."
"Celama na Devi tetap cayang ibu. Benar kata Mami, orang yang kita cintai walaupun raganya telah pergi jauh dan tak bercama kita, celama na akan tetap idup dalam doa dan napas kita. Aku mencintaimu ibu tapi saat ini dan celama na dalam hidupku, aku mencintai Mami bercama Papi. Karena aku tahu Mami cinta Papi. Begitu juga Papi cinta Mami na," ucap Devina. Seketika...
Srekkk...
Foto Dion dan Berliana disobek Devina menjadi dua bagian. Ia kemudian menyimpan foto Berliana di laci kecil khusus yang ada di dalam lemari bajunya. Lalu ia kunci laci tersebut dan ia simpan di tempat tersembunyi.
Sekarang Devina sibuk menempelkan foto sang Papi dengan Maminya yang memakai toga wisuda UGM. Ya, Devina juga mengambil foto Binar sendirian yang tengah wisuda. Foto yang tersimpan di laci kamar Binar juga diambilnya.
"Alhamdulillah Papi dan Mami cekarang bersatu, selamanya."
Devina tersenyum karena ia sudah menyatukan Papi dan Maminya dalam foto bersama di sebuah pigura. Walaupun foto itu hanya lah sebuah potongan atau sobekan foto yang ia jadikan satu dengan lem.
"Love you Papi Mami," ucap Devina seraya mencium pigura foto Binar dan Dion hasil ciptaannya. Lalu ia peluk sepenuh hati dengan air mata yang menetes tanpa disuruh.
Sedangkan Dion pun kini tengah resah di dalam kamarnya. Setelah ia bangun tidur dan mandi sore. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore, Binar juga belum pulang.
Mencoba menghubungi ponsel istrinya tapi masih tidak aktif. Menghubungi pihak rumah sakit, tempat kerja Binar, ia mendapat jawaban Binar sedang dinas luar mendadak. Dan dikabarkan akan pulang besok pagi.
"Kok tumben Binar dinas luar mendadak enggak kabari aku dulu buat pamitan. Biasanya enggak begini. Apa dia marah sama aku?"
"Kira-kira Binar dinas ke mana ya? Kok pihak rumah sakit bilang kurang tahu ke kota mana. Apa aku coba pergi ke rumah sakit saja?" gumam Dion.
Dion pun turun dari ranjangnya, seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
BANTU LIKE💋
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏