Seorang pemuda yang berasal dari tanah bawah berpindah menuju ke tanah atas atau Alam Dewa.
Semua itu di lakukan selain karena peningkatan kekuatan nya, juga karena ingin membalas dan menaklukkan para Dewa yang selama ini telah memburu nya.
Pemuda itu berniat membalas para Dewa yang telah membuat nya tersiksa dalam pelarian selayaknya seorang kriminal.
Apakah pemuda itu mampu menaklukkan sembilan tanah Dewa dengan segala penguasa nya? ikuti terus kisah perjalanan pemuda bernama Yuang Fengying.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18.
Tiga penyerang Yuang Fengying terlempar begitu terkena serangan balasan Yuang Fengying.
Mereka menjerit kesakitan, saat kepala, dada dan perut ketiga orang itu terhantam.
"Bajingan..! Kau mencari masalah dengan kami..!." pemuda yang menjadi pemimpin kelompok tersebut meraung dan mulai mengaktifkan kekuatan ke-Dewa-an nya.
Meski hanya murid luar namun ternyata mereka sudah mampu melakukan itu, sungguh penghuni alam yang penuh dengan kekuatan.
Pemuda itu bernama Kang, menjadi salah satu pemimpin kelompok di kalangan murid luar.
Kang meluncur dengan cepat, kekuatan ke-Dewa-an membuat fluktuasi energi melonjak tajam.
Kang mengayunkan lengannya, lengan itu seperti diselimuti oleh unsur elemen logam, rupanya dia pemilik elemen logam dan sudah membangkitkan kekuatan sub Spacial Kuasa unsur tersebut.
Dari kebangkitan kekuatan ke-Dewa-an itu terbentuk bayangan tinju besar dari balik punggung nya, tinju itu melesat maju bergerak sesuai gerakan lengan Kang.
"Tinju Peluruh Bukit..!." teriak nya.
Melihat fluktuasi energi dari lawannya, Yuang Fengying tak bisa terus bersantai.
Pemuda itu juga mengayunkan lengannya, menyongsong serangan lawan dengan acuh tak acuh.
"Ledakan Tujuh Gelombang..!."
Weeeng..
BOOM...!!
Dua serangan dengan energi membuncah itu saling bertubrukan, menciptakan ledakan yang menggetarkan sekitarnya.
Energi logam padat menubruk kekuatan Petir yang di keluarkan Yuang Fengying.
Sekilas terlihat serangan Kang akan memenangkan benturan itu karena terlihat lebih padat.
Namun yang terjadi tidak demikian, pukulan padat Kang seperti di rambati kekuatan kehancuran dan itu menjalar dan menyengat lengan Kang.
Kang terbeliak matanya, lalu di sambung dengan jeritannya yang menggelegar.
"AAAAAAAA..."
Kang menarik lengan logam nya, lengan itu terasa terbakar oleh energi kehancuran, meski tak terlihat terbakar, hanya sedikit memerah dan membara.
Orang orang yang melihat mengira itu bagian dari kekuatan Kang, sehingga mereka tersenyum.
Namun akhirnya senyum itu pudar berganti dengan kengerian di wajahnya.
"Apa ..? Kang di kalahkan?."
"Bajingan ini mengalahkan Kang dengan sekali pukul?."
"Sungguh berandalan yang tak bisa di remehkan."
Kang mundur dan terus mundur, memegang lengannya yang terasa panas seperti terbakar, itu sungguh merusak.
Wajah Kang mulai terdistorsi, ketakutan sedikit membayangi nya.
"Semuanya.. SERAANG...!!." teriaknya.
Beberapa orang yang tersisa dengan ketakutan terpaksa tetap menyerang Yuang Fengying.
Jika mereka tak menyerang tentu hidup nya akan lebih menderita oleh pembalasan atasannya.
Namun bukan serangan mereka yang berhasil mengenai Yuang Fengying, tentu saja pukulan dan tendangan lah yang mereka terima dari pemuda itu.
Plaak..!
Buuugh..!!
Bruuukk...!!
Orang orang itu berterbangan seperti bulu tertiup angin, terhantam dan tertendang oleh Yuang Fengying.
**
"Bagaimana?." tanya seorang pemuda kepada Kang yang terlihat babak belur.
Kang berlutut di depan pemuda itu dengan gemetaran.
"K..kami kalah.." Kang menunduk dengan tubuh bergetar.
"Dasar Sampah..!." umpat pemuda tersebut, pemuda itu menatap Kang dengan raut wajah jijik, dia itu adalah murid dalam.
Sudah biasa seorang murid luar menjadi antek dari murid dalam, mereka para murid luar berharap mendapatkan keuntungan dengan menjadi kaki tangan murid dalam tersebut.
"D...Dia sungguh kuat, meski alam kultivasi nya terlihat rendah." Kang mencoba membela diri.
Pemuda murid dalam itu mendengus kesal, lalu mengayunkan tangannya dengan cepat menampar Kang.
Plaak..!!
"Lemah..!." bentak pemuda itu dengan marah.
"Percuma aku mengandalkan mu, kalian hanya sekumpulan sampah tak berguna, aku Shie Shuangxi akan bertindak sendiri." pemuda itu menggelap wajahnya, penuh dengan aura kemarahan.
"Aku akan memprovokasi bajingan itu, agar Ba Cun terkena imbasnya."
Shie Shuangxi adalah murid dari Tetua lain, yang juga di proyeksikan untuk mewakili kelompok Bintang Terang jika ada berbagai turnamen.
Dengan mewakili kelompok, sama saja di akui sebagai unggulan dan tentunya akan mendapatkan dukungan yang melimpah ruah.
"Pergi..!," Shie Shuangxi mengusir Kang dan beberapa pemuda lainnya dengan kasar.
Pemuda itu memasuki hunian nya, hatinya penuh amarah, lalu pergi ke area kultivasi untuk berkultivasi meningkat kan diri.
**
Dua pekan belum berlalu, namun master Liam sudah merasakan perbedaan dalam tubuh nya,
Rupanya pemulihan tubuh nya berjalan dengan lebih cepat dari yang di perkirakan.
Kekuatan dari Alam Sejati Transendensi puncak sudah kembali di rasakan nya.
Semula semenjak terkena pukulan Semburan Tapak Beku, kekuatan kultivasi nya seperti menurun lagi ke tingkat Jiwa Transendensi.
Namun kini kekuatan itu sudah pulih, bahkan rasa rasanya dirinya mampu untuk memasuki Alam Langit Transendensi hanya dengan sedikit usaha lagi.
"Tuan Penolong benar benar mampu memulihkan kondisi ku." Wo Liam Pay tersenyum sangat senang.
"Aku akan berterima kasih dengan benar nanti." gumam nya pelan.
**
Di aula kelompok Bintang Terang.
Beberapa tetua sudah nampak berkumpul di sana.
"Bagaimana keputusan akhir..?." Tetua Agung mengedarkan pandangannya, menatap yang lainnya.
"Seharusnya kita tetap mengirimkan perwakilannya." usul salah satu Tetua.
"Tapi kita sangat lemah saat ini, bahkan tak ada murid yang menonjol dalam beberapa tahun ini."
"Bagaimana dengan Shie Shuangxi?."
"Kita sudah berkali kali mengandalkan nya dalam setiap ajang, apa tidak memalukan jika kita kembali mengirim nya lagi di ajang ini?, seakan tak ada sosok lain di kelompok ini."
"Ya, Shie Shuangxi selalu mewakili kelompok Bintang Terang di tiap ajang apapun, meski tak pernah unggul, dan jika kali ini kembali mengirim nya, maka kita bisa di tertawa kan kelompok lain."
"Bagaimana dengan Ba Cun dan lainnya?." tanya tetua yang lain.
"Meski Ba Cun sedikit lemah jika di banding Shie Shuangxi, namun itu menambah daftar murid berprestasi di kelompok kita."
"Ya, itu juga membagi keadilan bagi semua pihak."
"Bagaimana Tetua Hong?." tanya Tetua Agung kepada tetua di sisi kanan nya, master Hong adalah guru dari Shie Shuangxi.
"Maaf Tetua Agung, jika pendapat ku tak sejalan dengan kalian semua." pria itu menghela nafasnya sebelum kembali berkata.
"Shie Shuangxi adalah murid jenius kelompok kita, tak ada murid setingkat lain yang bisa menandingi nya di kelompok ini, sebaiknya kita mengirim nya kembali kali ini, meski dia sudah berkali-kali menjadi wakil kita." Tetua Hong berbicara dengan tenang.
"Atau jika perlu kita seleksi para murid itu agar mudah dalam memilih nya."
(Mereka saat ini tengah memilih siapa yang nantinya akan di jadikan pemimpin dalam satu regu, dan nanti pemimpin itu di harapkan bisa maju ke babak selanjutnya, ajang turnamen Pesta Seribu Bunga terdiri dari beberapa tahapan)
Tentu saja apa yang di katakan master Hong adalah kebenaran, Shie Shuangxi adalah murid berbakat kelompok Bintang Terang.
Namun jika tak memberi kesempatan kepada yang lainnya untuk maju dan berkembang maka jangka panjang nya kelompok tersebut akan merugi.
"Seleksi sudah pernah kita lakukan, bahkan karena seleksi itu banyak murid yang masih cidera hingga sekarang."
Semua terdiam dengan beberapa pendapat tersebut, nampak nya mereka mencoba memilih beberapa peserta.
"Bagaimana jika seleksi untuk memilih pemimpin regu kali ini di adakan di Area Suci kelompok Bintang Terang?."
"Area Suci akan memilih siapa yang nanti pantas memimpin misi kali ini tanpa mengharuskan para siswa bertarung dan terluka." Tetua Agung berkata dengan pelan, seakan menyadarkan semua orang tentang area tersebut.
"Tapi area Suci terlalu berharga untuk para murid ini." salah satu tetua berkata.
"Bahkan kita yang sudah menjadi tetua selama puluhan tahun belum bisa memasuki tempat itu."
Tetua Agung mengangguk, "Benar, tapi ini keadaan darurat, aku sebagai tetua agung akan memohon pengampunan kepada para leluhur dan Sesepuh untuk semua ini."
Semua tetua tak percaya namun itu adalah yang terbaik, biarkan area suci memilih siswa terbaik di kelompok tersebut dengan kekuatan nya.
hancurkan semuanya thor
..ambil semua hartanya, ,agar yuang fengying semakin kuat. ...
semangat thor 💪💪