Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Cintia datang mengunjungi rumah Arthur. Sebab sudah beberapa hari dia hubungi Arthur namun pria tersebut tidak pernah menjawab teleponnya. Merasa kesal karena dicuekin, Cintia nekat datang ke rumah Arthur untuk mencarinya.
Cintia memasuki pagar rumah Arthur kebetulan pagar tidak kunci dan tidak ada penjaga disana. Segera dia masuk ke dalam halaman rumah mewah tersebut.
" Maaf, nona Cintia. Anda tidak diperbolehkan untuk masuk, sebab bos tidak ada di rumah." ucap Edgar mencegah Cintia untuk masuk kedalam rumah.
" Jangan menghalangi ku! Aku tahu kamu berbohong. Arthur pasti ada di dalam rumah." tukas Cintia masih tetap nekat untuk masuk ke dalam rumah.
Cintia tidak perduli dengan Edgar yang terus mencoba untuk mencegahnya masuk. Namun Edgar juga tidak berani bertindak semena-mena dan kasar kepada Cintia. Bagaimanapun cintia merupakan rekan bisnis bosnya sendiri. dengan terpaksa dia membiarkan Cintia masuk dalam rumah.
" Arthur! Pak Arthur! Aku tahu kamu ada di rumah!" teriak Cintia saat masuk ke dalam rumah.
" Nona Cintia. Sudah aku katakan jika tuan Arthur tidak berada di rumah." ucap Edgar.
" Jangan berbohong Edgar! pak Arthur! kamu dimana?" teriak Cintia.
" Maaf nona Alana, aku tidak bisa mencegahnya. Maaf sudah mengganggu waktu tidur mu." ucap Edgar.
Cintia mendongak melihat seorang perempuan turun dari tangga. Cintia menatap tajam perempuan yang baru dia lihat itu.
" Enggak apa-apa kok Edgar. tapi, siapa dia?" Tanya Alana.
" Edgar, siapa wanita itu?" tanya Cintia yang tidak suka melihat perempuan itu berada di rumah Arthur.
" Justru aku yang bertanya siapa kamu, yang masuk secara tiba-tiba seperti ini, dan menimbulkan keributan!" tukas Alana.
" Eum.. Nona Alana. Dia nona Cintia, dia rekan dari tuan Arthur. Dan Nina Cintia, dia nona Alana yang merupakan bos baru kami serta kekasih tuan Arthur."
Cintia menatap kesal kepada Edgar yang memperkenalkan dia sebagai rekan saja. namun dia tidak terima mendengar perempuan yang kini berdiri dihadapannya adalah kekasih dari Arthur.
" Kekasih? Seharusnya dia layak di sebut sebagai perempuan panggilan. Lebih baik keluar dari sini! Kamu itu tidak berhak berada di rumah ini!" tukas Cintia.
" Maaf nona rekan dari tuan Arthur. Kalau kamu berpikir jika orang ini merupakan perempuan panggilan. " Alana memandangi Cintia dari atas sampai bawah. Lalu dia menyungging senyumnya. " Aku harap itu bukan aku." sindir Alana.
" Kamu! Keluar dari sini! Edgar, cepat bawa dia keluar! " bentak Cintia.
Edgar nampak bingung dan takut. Satu sisi dia merasa sangat dilema. Tidak mungkin dia mengikuti perintah Cintia, bisa-bisa dia dibunuh oleh bosnya sendiri.
" Edgar! Apa aku mesti keluar dari rumah ini? Pak Arthur mungkin akan sangat marah jika aku keluar dari rumah ini. Tapi enggak apa-apa kok. Toh, nggak ingin tinggal disini." ujar Alana menatap Cintia. Lalu dia berjalan menuju pintu keluar. Namun Edgar segera mencegahnya.
" Nona Alana. anda tidak bisa pergi kemanapun tanpa memberitahu atasan ku. Atau dia akan membunuhku." ucap Edgar yang mulai ketakutan.
Sedangkan Cintia memandangi Alana dengan bingung. Seolah dirinya terus bertanya-tanya siapa perempuan yang sangat Arthur jaga ini.
" Lalu apa yang mesti aku lakukan? Rekan atasanmu ini enggak menginginkan aku untuk tinggal disini. " ucap Alana.
" Nona Cintia. Bisakah kamu pergi dari sini?" ucap Edgar dengan sangat sopan. Dia tidak ingin Alana pergi dari rumah. Dia takut jika Arthur akan sangat marah padanya.
" Berani sekali kamu mengusirku!" bentak Cintia seolah tidak terima dengan perlakuan seperti itu.
" Aku tidak bermaksud untuk mengusir mu. Namun kedatangan mu kesini hanya untuk mencari bosku saja. Tapi dia tidak ada disini sekarang. Jadi, bisakah kamu pergi?" ucap Edgar dengan cukup sopan meski dia sudah tidak bisa bersabar dengan sikap semena-mena dari Cintia.
" Oke! tapi kamu harus menjawab pertanyaan ku terlebih dahulu. Apa Arthur membiarkan dia tinggal di rumah ini sebagai kekasihnya?"
Cintia menatap tajam kearah Alana. Namun Alana tetap santai dengan berkacak pinggang seolah Alana tidak takut dengan tatapan tajam dari Cintia.
" Aku tidak berbohong kepada anda, nona Cintia." jawab Edgar.
" Tidak! Ini tidak benar! Aku tidak percaya! " Cintia berjalan mendekati Alana namun sebuah tangan mencegahnya.
" Nona Cintia, menurutku bos ku sendiri tidak akan senang jika anda berperilaku seperti ini." ucap Bara yang segera datang menolong.
" Kamu juga tidak ingin membiarkan ku untuk berbicara dengan perempuan ini? Oke! Aku sendiri yang akan menelepon Arthur." Cintia mengambil ponselnya di dalam tas dompet yang ia bawa. Segera ia menelepon Arthur untuk memastikan, namun sayangnya nomor Arthur sedang tidak bisa dihubungi.
" Kalau kamu tidak pergi sekarang, maka Arthur akan segera mengusir mu dari sini!" ancam Cintia lalu pergi dari rumah mewah tersebut.
" Sekarang aku tahu kenapa pak Arthur ingin seseorang menjagaku ketika aku pergi kemana-mana." ucap Alana yang sudah merasa lega di hatinya setelah kepergian Cintia.
Cintia di apartemennya dengan kesal melemparkan dompetnya ke kasur. " Kenapa dia tidak pernah menjawab telepon ku? apa dia sengaja melakukannya?" gumamnya dengan kesal.
Cintia menghubungi Kevin, dia meminta Kevin untuk menceritakan tentang Alana. Namun Kevin memilih menutup dan tidak mau membicarakannya. Dengan kesal Cintia meminta telepon tersebut diberikan kepada Arthur. Akan tetapi Kevin menolaknya karena Arthur sedang sibuk bekerja.
Merasa sangat kesal, Cintia mengancam akan memberitahu tentang kekasih Arthur kepada semua orang. Kevin dengan santainya mempersilakan Cintia memberitahukan hal tersebut namun akan ada resiko dimana Arthur tidak akan mau berbicara dengan Cintia. Dengan kesal, Cintia mematikan sambungan telepon itu dan melemparkan ponselnya di kasur.
" Aku tidak akan membiarkan mu menjadi milik orang lain. Arthur!"