Clara seorang gadis SMA yang sering mendapat bully disekolah nya. Apakah ia mampu bertahan dan menjadi primadona sekolah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nada Mahase, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Pencarian yang Tak Berujung
Clara merasa bahwa mengetahui asal-usulnya adalah langkah penting dalam memahami siapa dirinya sebenarnya. Dukungan dari Ibu Maria, Alex, dan teman-temannya memberikan kekuatan untuk memulai pencarian ini. Namun, dia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah.
---
Pagi itu, Clara berangkat ke perpustakaan kota. Dia berharap bisa menemukan arsip atau catatan yang mungkin memberikan petunjuk tentang asal-usulnya. Clara merasa gugup tapi juga bersemangat. Saat tiba di perpustakaan, dia langsung menuju bagian arsip lama dan mulai mencari informasi.
Beberapa jam berlalu dengan Clara membolak-balikkan halaman demi halaman dokumen tanpa hasil. Setiap catatan yang dia temukan sepertinya tidak berkaitan dengan dirinya. Meskipun merasa frustrasi, Clara berusaha tetap fokus.
Setelah beberapa hari pencarian tanpa petunjuk, Clara memutuskan untuk berbicara dengan petugas perpustakaan, seorang wanita tua bernama Bu Nita yang sangat ramah dan berpengetahuan luas.
"Selamat siang, Bu Nita. Saya Clara. Saya sedang mencari informasi tentang asal-usul saya. Apakah Anda bisa membantu saya?" tanya Clara dengan harapan.
Bu Nita tersenyum lembut. "Tentu saja, Clara. Saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu. Apa yang sudah kamu temukan sejauh ini?"
Clara menjelaskan situasinya dan menunjukkan catatan-catatan yang sudah dia kumpulkan. Bu Nita melihatnya dengan seksama. "Ini memang sulit, terutama jika tidak ada informasi yang jelas tentang tempat atau waktu yang spesifik. Tapi jangan putus asa. Kadang-kadang, petunjuk muncul dari tempat yang tak terduga."
---
Setelah berbicara dengan Bu Nita, Clara memutuskan untuk mengunjungi kantor polisi setempat. Dia berharap bahwa mungkin ada catatan atau laporan tentang seorang bayi yang ditemukan di pinggir jalan bertahun-tahun yang lalu. Petugas di kantor polisi mendengarkan cerita Clara dengan penuh perhatian.
"Kami akan memeriksa arsip kami dan melihat apakah ada laporan yang cocok dengan deskripsi yang Anda berikan," kata petugas itu.
Clara menunggu dengan sabar sementara petugas memeriksa arsip lama. Beberapa saat kemudian, petugas kembali dengan wajah muram. "Maaf, Clara. Kami tidak menemukan laporan yang sesuai dengan cerita Anda. Tapi kami akan terus mencari dan memberi tahu Anda jika menemukan sesuatu."
Clara mengucapkan terima kasih dan meninggalkan kantor polisi dengan perasaan campur aduk. Dia merasa putus asa tetapi bertekad untuk terus mencari.
---
Di rumah, Clara duduk di meja belajarnya, memikirkan langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Ibu Maria datang dan duduk di sampingnya.
"Bagaimana pencarianmu, Clara?" tanya Ibu Maria dengan lembut.
Clara menghela napas panjang. "Tidak ada hasil, Bu. Sepertinya semua jalan buntu."
Ibu Maria menggenggam tangan Clara. "Jangan putus asa, sayang. Kadang-kadang, jawaban tidak datang dengan mudah. Tapi ingat, apa pun yang kamu temukan atau tidak temukan, kamu selalu memiliki keluarga di sini yang mencintaimu."
Clara merasa sedikit lebih baik mendengar kata-kata Ibu Maria. "Terima kasih, Bu. Aku akan terus mencoba."
---
Hari berikutnya, Clara bertemu dengan Alex di taman. Mereka duduk di bangku favorit mereka di bawah pohon besar. Alex bisa melihat bahwa Clara merasa tertekan.
"Clara, kamu baik-baik saja?" tanya Alex dengan penuh perhatian.
Clara menceritakan semua yang telah terjadi dalam pencariannya. "Aku merasa seperti berlari di lingkaran, Alex. Tidak ada petunjuk yang jelas tentang siapa orang tuaku atau mengapa mereka meninggalkanku."
Alex mendengarkan dengan seksama sebelum berbicara. "Clara, kadang-kadang kita tidak mendapatkan jawaban yang kita cari, tapi itu tidak mengurangi nilai kita sebagai individu. Kamu adalah Clara yang aku kenal dan sayangi. Kamu punya keluarga yang mencintaimu dan teman-teman yang mendukungmu."
Clara menatap Alex dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Alex. Dukunganmu sangat berarti bagiku."
Alex menggenggam tangan Clara dengan erat. "Kamu tidak sendiri, Clara. Kita akan melalui ini bersama-sama."
---
Beberapa minggu berlalu, dan Clara terus mencari petunjuk tentang asal-usulnya. Dia mengunjungi panti asuhan, berbicara dengan orang-orang yang mungkin memiliki informasi, dan bahkan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang selimut yang dia bawa saat ditemukan. Namun, semua usahanya tidak membuahkan hasil.
Meskipun demikian, Clara tidak menyerah. Dia memutuskan untuk fokus pada hal-hal yang bisa dia kendalikan dalam hidupnya. Dia semakin giat dalam studi dan aktivitas ekstrakurikuler. Dia juga menghabiskan lebih banyak waktu bersama Ibu Maria, Alex, dan teman-temannya, yang selalu memberikan dukungan tanpa syarat.
---
Suatu malam, saat Clara sedang berbicara dengan Ibu Maria di ruang tamu, dia menyadari sesuatu yang penting.
"Ibu, meskipun aku tidak menemukan jawaban tentang orang tuaku, aku merasa lebih dekat dengan diriku sendiri. Aku tahu bahwa aku dicintai dan didukung oleh orang-orang di sekitarku. Itu yang terpenting."
Ibu Maria tersenyum penuh kebanggaan. "Itu benar, Clara. Kamu adalah bagian dari keluarga ini, dan cinta kami untukmu tidak akan pernah berubah."
Clara merasa hatinya tenang mendengar kata-kata Ibu Maria. Dia tahu bahwa perjalanan mencari jati diri mungkin belum berakhir, tapi dia tidak sendirian dalam perjalanan ini. Dengan cinta dan dukungan dari keluarga dan teman-temannya, Clara siap menghadapi apa pun yang datang.
---
Bersambung
Meskipun pencariannya tentang asal-usulnya belum berakhir, Clara merasa lebih damai dengan dirinya sendiri. Dia belajar bahwa identitasnya tidak hanya ditentukan oleh masa lalu, tetapi juga oleh pilihan dan hubungan yang dia bangun di masa sekarang. Dengan semangat baru, Clara siap melangkah maju, mencari tahu lebih banyak tentang dirinya dan dunia di sekitarnya.