Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17.
"Sarah sayang, kembalilah padaku. Aku sadar jika ternyata aku tak bisa melupakanmu. Tak bisa jauh darimu Sayang. Aku ingin kita kembali merajut cinta yang sempat terputus. Aku berjanji akan menyayangimu dan akan bersikap lembut padamu, asal kamu mau kembali padaku, akan aku beri tas dan pakaian yang selama ini kamu inginkan."
"Sayangku, cintaku padamu sedalam Samudra Hindia. Seluas gurun pasir Arab, aku akan berubah dan lebih perhatian padamu Sayang. Jika kamu mau kembali padaku, akan aku belikan seikat bunga mawar yang dulu sangat kamu inginkan itu."
"Juga akan aku ajak kamu makan di warung seblak langgananmu. Aku ingin kita memulai kembali dari awal. Sarah Sayang belahan hatiku, akan aku jemput kamu malam ini, kita makan malam di lesehan yang sering kamu kunjungi ya ?"
" Sayangku, aku merindukanmu, kenapa kamu tidak membalas satu pun pesan yang aku kirim ini ?"
Sarah melongo membaca rentetan pesan yang datang dari Dias. Dengan raut wajah tak percaya dengan apa yang dibacanya, Sarah kembali mengulang membaca rentetan pesan masuk dari Dias yang intinya mengajak Sarah untuk kembali menjalin kasih bersamanya. Kemudian Sarah membuka pesan yang datang dari Abimanyu.
"Sarah, apa kabar ? Aku harap kamu sehat-sehat, oh iya aku ingin bertanya apakah kamu ada waktu untuk bertemu denganku ?"
" Sarah, tolong jawab pesanku,"
"Sarah, aku ingin bertemu denganmu, aku ingin lebih mengenal dirimu."
"Salahkah aku jika ingin lebih dekat denganmu ? Wajahmu selalu terbayang terus, makan terasa tak enak dan semuanya terasa hambar, tidurku pun selalu tak nyenyak karena terus terbayang wajah ayumu."
"Sarah, bagaimana bisa aku melewati hari ini tanpa tau kabar tentangmu ? Apakah kamu tau jika setiap malam aku selalu memimpikan dirimu ?"
"Tolong Sarah balaslah pesanku ini agar aku bisa tenang menjalankan aktivitas hari ini. Sehari saja aku tidak mendengar kabarmu tak tenang aku menjalankan aktivitasku."
"Sarah, balaslah pesanku"
Kening Sarah semakin berkerut keheranan, dia pun akhirnya terkekeh geli membaca semua pesan yang dikirim oleh kedua orang itu. Sarah heran dengan kelakuan kedua orang itu. Yang satu setelah sekian lama baru menyadari perasaannya setelah berulang kali menyakiti dan menghinanya, sedangkan yang satu lagi baru saja kenal dan tidak terlalu dekat tiba-tiba saja memberi perhatian lebih seolah-olah mereka berdua berlomba untuk memberi perhatian kepadanya.
Vian ikut terkekeh geli, dia bisa menebak apa yang membuat adiknya itu terkekeh geli. Dengan pelan Vian kemudian bangkit dan perlahan berjalan keluar dari kamar yang selama ini dia tempati. Sarah mengikutinya dari belakang dan ketika mereka tiba di tengah rumah, keduanya duduk di kursi yang mengelilingi meja tua sederhana peninggalan kakek mereka.
"Kak, apa rencana kakak setelah sembuh ? Apakah kakak akan kembali memegang dan mengelola bisnis yang kakak punya ? Rasanya aku tak pantas menerima semua pemberian kakak."
"Aku hanya ingin menikmati hidup tanpa terlalu dibebani oleh urusan bisnis dan pekerjaan yang menyita waktu dan pikiranku. Untuk apa aku membayar mereka para bawahanku yang mengatur kelancaran dan kelangsungan bisnisku yang sekarang telah kuserahkan semuanya padamu. Tetapi jika terbersit saja dipikiran mereka untuk mengkhianatiku atau mengkhianatimu, maka jangan harap mereka dapat menghirup udara pagi lagi. Aku akan langsung membuat mereka mengungsi ke alam tetangga." seringai Vian.
"Tapi Kak, dengan kekayaan sebanyak ini apa yang harus aku lakukan ? Tidak mungkin aku habiskan, aku ingin sedikit memberikan kepada Tama apa boleh ?"
"Tama telah ada bagiannya tersendiri, Dia baru akan bisa menikmati kekayaannya jika dia telah berumur delapan belas tahun. Sebelum itu kamu harus mempersiapkan mental dan juga pendidikan Tama, dan juga mengurus bagiannya. Tetapi jangan khawatir , kamu akan didampingi oleh beberapa orang asistenku dan aku pun tentu tidak akan mele melepasmu begitu saja, kaka akan tetap mendampingimu mengurus semuanya. Kakak minta padamu jangan sampai kejadian seperti di mol kemarin terulang kembali. Sudah kamu beri pelajaran kedua perempuan itu ?"
"Hmmm, aku sedang menimbang kira-kira hukuman apa yang layak didapat didapat mereka yang telah menghina adikku, apakah kamu ada saran kak ?"
"Bagaimana jika foto-foto bukti kelakuan perempuan muda itu kita berikan ke pihak sekolah dan juga kepada para istri lelaki tua yang kerap memakainya ? Dan untuk wanita tua, kita buat dia terjerat hutang judi yang telah menjadi hobby nya. Dan kita berikan bukti pinjaman hutang judinya pada suaminya agar dilunasi. Kakak yakin jika suami wanita tua itu tidak akan mau melunasi hutang istrinya. Jika para wanita itu tetap menghina kalian akan kubuat mereka jatuh miskin dan menjadi gelandangan. Bukan hal sulit membuat mereka seperti itu."
Keduanya terkikik geli membayangkan kehebohan yang akan terjadi. Sarah kemudian mengacungkan handphonenya, " Sekarang masalah Dias dan Abimanyu yang seolah bersaing mendapatkan perhatianku, aku pikir mereka akan menyerah dan tidak akan menggangguku. Tetapi ternyata.... Malah Dias makin gila, aku sungguh bodoh, mengapa dahulu sampai mau saja ditujukan oleh om Herman dan tante Silvi untuk menerima cinta Dias."
"Maafkan kakakmu ini, seandainya saja aku cepat mengetahui perbuatan mereka, akan aku bawa kalian tinggal bersamaku dan dapat dipastikan kalian akan terjamin keamanannya. Untuk urusan dua lelaki itu kakak serahkan kepadamu saja, kakak tidak akan ikut campur. Tapi kamu harus hati-hati dek, selidiki dulu latar belakang keduanya. Jangan sampai kecolongan lagi kaya dulu."
"Menurut kakak apakah perlu aku mengundurkan dari pekerjaanku sekarang ? Dan mulai fokus mengurusi perusahaan dan bisnis yang kakak berikan ? Aku juga sebenarnya sudah tidak nyaman bekerja di sekolah itu. Karena pasti akan terus diungkit oleh Dias."
Sarah menyandarkan tubuhnya dan mulai menghidupkan laptop baru miliknya. Vian pun ikut menyandarkan tubuhnya ke saudaranya kursi yang didudukinya. Menatap sejenak ke arah wajah ayu adik sepupunya yang dia sayangi. Bukannya dia tidak tau dengan semua yang dialami oleh sepupunya itu. Tetapi dia sedang menunggu waktu yang tepat untuk membalas dan menghancurkan reputasi orang-orang yang telah memfitnah adiknya itu.
Vian telah mengantungi nama-nama orang yang yang menyebarkan berita bohong mengenai hubungannya dengan Sarah. Tidak banyak yang mengetahui identitasnya sebagai seorang pebisnis sukses dan seorang memiliki kekayaan melimpah. Bagi Vian uang hanyalah nominal, tak masalah baginya jika Sarah dan Tama maupun Nek Marni meminta dia mengeluarkan uang beberapa triliun untuk mendirikan rumah bagi mereka. Tidak akan mengurangi jumlah kekayaannya. Sekarang semua miliknya telah dia berikan kepada Sarah, setelah sembuh dia akan tinggal di pulau pribadinya dan hidup sesuai dengan keinginannya. Dia masih tetap akan mengawasi perkembangan Sarah dan Tama juga mengawasi Nek Marni yang telah mengurus kedua sepupunya itu. Mungkin sesekali dia akan mengunjungi mereka dan tinggal sementara bersama mereka seperti sekarang.
Ting..
Handphone Sarah kembali berbunyi, dengan malas Sarah membuka pesan yang datang.
"Sayang, aku tunggu kamu di warung langgananmu ya, aku akan menemanimu sore ini. aku tunggu." tulis Dias pada Sarah.
Belum sempat Sarah merespon pesan yang dikirim Dias, layar handphonenya tertera sederet nomor asing yang menghubunginya. Sarah penasaran siapa yang menelponnya dengan segera menerima panggilan itu.
"Halo, dengan siapa ini ?"
"Sarah sayang, akhirnya mau juga kamu menerima panggilanku. Aku merindukanmu, kenapa kamu tak membalas semua pesan yang aku kirim ? Maafkan aku Sayang, selama ini aku selalu kasar kepadamu, aku janji akan berubah, kembalilah padaku, aku tak bisa hidup tanpamu."
ktanya suka sma sarah tpi msih aja main wanita .
kluar dri kdang singa msa dpat lgi buaya abi😂😂
teus nnti siapa yg jdi suaminya bu guru ?
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!