Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap
Vira masih terpejam saat Jonathan menepuk-nepuk bahu Vira.
"Vir, bangunlah!" Jonathan menggoyangkan tubuh Vira yang basah terkena air laut.
Tak ada respon, Jonathan bersiap melakukan RJP seperti yang sering dilakukan saat tugas jaga IGD.
"Vir... Plis... Bangunlah! Kamu kenapa nekad sekali?" kata Jonathan lirih. Tangannya tetap berada di dada Vira untuk melakukan bantuan hidup dasar agar jantung Vira kembali berdetak.
Vira batuk dan memuntahkan air laut yang tertelan.
Jonathan menghela nafas lega.
"Hhhmmm, akhirnya," kata kak Joe.
Vira yang tersadar, sedetik kemudian menangis histeris.
"Kenapa menolongku? Harusnya kamu biarkan aku mati saja," teriak Vira dengan mata penuh air mata.
"Vira, sadarlah," Jonathan memegang kedua pipi Vira agar tenang.
"Biarkan aku mati kak Joe," badan Vira kembali luruh ke pasir.
Jonathan memeluk Vira agar tenang.
Vira meronta. Tangisannya terdengar menyayat di telinga Joe.
Jonathan menggendong Vira ke warung tempat dia pesan makanan.
Jonathan memberikan jas yang dilepasnya tadi untuk menyelimuti tubuh Vira.
Vira kedinginan dengan bibir dan wajah pucat pasi.
Vira masih menangis terisak meski tak histeris lagi.
Jonathan memberi kesempatan Vira untuk meluapkan emosi sampai dia tenang.
"Nih, minumlah!" Jonathan menyodorkan sebotol air mineral dan Vira menerimanya.
Vira mulai tenang, tapi pandangan masih kosong.
"Udah malam, aku anter pulang," Jonathan menawarkan. Vira menggeleng.
"Aku tak mau pulang," jawab Vira lirih.
"Anak-anak kamu menanti Vir, apa kamu nggak kasihan sama mereka?" kata Jonathan dengan lemah lembut.
Vira malah menangis membuat Jonathan bingung.
"Aku musti gimana kak Joe?" Vira menatap sendu pria di depannya ini. Masalah yang dihadapinya saat ini sangatlah berat baginya.
"Semua masalah pasti ada jalan keluar," saran Jonathan meski belum mengetahui pasti apa masalah Vira.
Vira masih terisak, sampai kedua matanya sembab karena banyak air mata yang keluar.
"Kak Joe kalau mau pulang duluan aja. Aku masih ingin di sini," kata Vira.
"Hhmmm," gumam Jonathan tanpa beranjak dari duduk. Enggan meninggalkan wanita yang kelihatan ringkih itu.
Vira menggigil.
"Pak, tolong ambilin baju ukuran dia," pinta Jonathan. Selain jual makanan dan minuman, bapak pemilik warung juga jual baju dan aksesoris khas daerah itu.
"Oke Nak Joe. Siap," kata bapak bergegas.
"Vir, ganti baju dulu," Jonathan menyerahkan satu stel baju buat Vira.
"Baju kamu basah semua tuh," sambung Jonathan.
Vira beranjak dan tak menolak karena baju yang dipakai memang basah semua.
"Makasih," kata Vira lirih.
Jonathan pesan jahe hangat dua gelas untuk mereka berdua.
"Minumlah selagi hangat!" Jonathan menyodorkan buat Vira.
"Hhhmmm makasih,"
Vira tertidur, mungkin karena kecapekan menangis.
"Nak Joe, kalian mau menginap di sini?" kata pemilik warung yang mulai gelisah karena saatnya warung tutup.
"Oh enggak pak. Makasih," tukas Jonathan.
Jonathan memutar otak, bagaimana membawa Vira pulang.
Tak mungkin mengantar Vira pulang ke rumahnya dalam keadaan begini.
Meski dirinya suka pada Vira, tapi Jonathan tak ingin merusak martabat dirinya maupun Vira.
Jonathan mengangkat Vira ke mobilnya, sementara mobil Vira dibawa oleh orang suruhan Jonathan.
.
Jonathan terbangun saat alarm nya bunyi nyaring.
"Isssshhh cepat kali waktu berganti pagi," kata Jonathan menyibak selimut.
Jonathan keluar kamar menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.
Dilihatnya Vira sedang duduk termenung di meja makan.
"Kak Joe, makasih atas semuanya," ucap Vira lirih.
"Maaf sudah menyusahkan kak Joe," Vira beranjak.
"Mau kemana?" kata Jonathan.
"Pulang kak. Aku sudah tak apa-apa," kata Vira. Lain di mulut lain di hati. Hati Vira sedang rapuh.
"Aku anter," seru Jonathan.
"Nggak usah kak. Yang ada aku malah merepotkan kakak," tolak Vira dengan halus.
"Kabarin aku jika sudah sampai rumah," pesan Jonathan dan Vira mengangguk mengiyakan.
Meski belum pernah datang ke apartemennya, Jonathan yakin jika Vira tau arah jalan pulang. Lokasi apartemen Jonathan paling mudah aksesnya.
.
Jonathan menghidupkan ponsel, selepas mengantar Vira sampai pintu apartemen.
Terlihat ratusan kali panggilan dari papa Alex dan juga mama.
Pesan mencapai ribuan kali. Mungkin.
Jonathan melempar ponselnya ke kursi dan mengacak-ngacak rambutnya.
Ponsel berdering.
"Joe... Kamu masih waras kan?" teriak mama di seberang.
"Apa sih Mah?" tanggap Jonathan.
"Bukannya datang ke undangan makan malam, malah bawa istri orang ke apartemen. Gila kamu Joe," omel mama Alex.
"Mama kalau nggak tahu konsep dan cerita sebenarnya nggak usah ngomel deh," balas Jonathan.
"Nggak usah banyak alasan Joe, mama akan bilang ke papa untuk mempercepat pernikahan kamu," ucap mama tegas.
Jonathan membuang nafas kasar.
.
Vira melajukan mobil perlahan.
Pikirannya kembali waras, tidak seperti kemarin bagai orang kesetanan.
Vira memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya.
Cello dan Celly tak lupa Vira jemput dari rumah mertua.
"Mah, mumpung libur. Aku akan membawa Celly dan Cello ke rumah papa mama" pamit Vira.
"Kamu nggak ada masalah sama Teddy kan?" telisik mama karena melihat mata Vira yang sembab.
Vira menggeleng lemah, tanpa mengadu apapun.
Vira ingin menenangkan diri dan tak berniat curhat ke kedua orang tuanya.
Vira menyalakan ponsel, karena hendak menelpon Vano untuk menggantikan jaga selama dirinya belum bisa masuk kerja.
Belum tersambung, ada nama my husband calling.
Mengingat perbuatan Teddy kemarin membuat Vira merasa jijik.
Vira mereject panggilan dari Teddy.
Untungnya Cello dan Celly bukan tipikal anak-anak yang rewel.
Vira menelpon kembali Vano.
"Halo Vir, nelpon pagi-pagi begini. Lo pasti mau nyusahin gue kan?" sambut Vano to the point.
"He... he... Iya pastinya," ujar Vira terkekeh.
Teman yang satu ini ada saja kelakuan absurdnya.
"Maaf Vano, gue minta tolong lo jagain tiga hari ke depan," jelas Vira.
"Lo bener-bener ya Vir. Suka banget nyiksa gue," balas Vano. Semua ucapannya hanya candaan belaka. Semua teman seruangan IGD sudah paham akan hal itu.
"Mau nggak?" seru Vira.
"Hhhmmm baiklah. Demi mengamalkan sila ke dua Pancasila, aku akan menggantikan kamu jaga," ucap Vano.
Vira dibuat tertawa oleh suara Vano.
Candaan receh Vano bisa menjadi obat mujarab akan luka hati Vira.
"Kutunggu kedatangan lo tiga hari ke depan. Kalau tak datang, kubecek-becek lo Vir," ancam Vano dengan nada menggemaskan.
"Hhhmmm baiklah," jawab Vira mengiyakan.
.
Jonathan datang ke perusahaan. Jika pagi tadi dapat amukan singa betina. Maka kini dirinya siap menghadapi amukan singa jantan.
Benar perkiraan Jonathan, papa Alex menunggu di depan ruangannya dengan tangan melipat di dada.
"Masuk!" perintah tuan Alex tegas.
Jonathan duduk di sofa yang ada di depan meja kerja sang papa.
"Papa tak mengira jika anak papa sudah keblinger," papa memulai ocehannya.
"Vira Pangesti, itu kan namanya?" kata tuan Alex tajam membuat Jonathan balas menatap papanya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Jatuhkan ⭐⭐⭐⭐⭐ ke karya ini ya guyssss...
😊
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i