selingkuhan suamiku merampok semua hartaku dan papaku, suamiku berubah saat bertemu wanita iblis bernama Syifa, aku tidak menyangka perubahan sikap yang ditunjukkan oleh suamiku karena pengaruh guna-guna wanita iblis bernama Syifa itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendatangi rumah dukun dan Richard terkena guna-guna syifa
Syifa, wajahnya pucat pasi, menatap pantulan dirinya di cermin kecil yang dipegang perempuan tua itu. Seutas benang halus, berwarna hitam pekat, kini tertanam di pelipisnya—susuk yang diyakini akan membuat Richard tergila-gila padanya. Bau kemenyan dan rempah-rempah masih memenuhi udara, menyengat hidungnya. Rasa sakit di pelipisnya masih terasa, namun rasa itu kalah kuat dengan debaran jantungnya yang tak menentu.
"Sudah selesai, Nona Syifa," kata perempuan tua itu, suaranya serak dan berat, seperti suara alam gaib. Matanya yang sayu menatap Syifa dengan tatapan yang sulit diartikan.
Syifa menggigit bibirnya, gugup. Rencananya berjalan mulus, namun rasa takut masih membayangi hatinya. Richard memang sudah menunjukkan ketertarikan padanya, namun itu belum cukup. Dia menginginkan lebih, dia menginginkan Richard sepenuhnya, dan untuk itu dia membutuhkan bantuan lebih lanjut.
"Ibu…," Syifa memulai, suaranya hampir tak terdengar. Dia menelan ludah, mengumpulkan keberanian. "Saya ingin meminta bantuan Ibu sekali lagi."
Perempuan tua itu tersenyum tipis, senyum yang tak sampai ke matanya. "Silakan, Nona Syifa. Apa yang kau inginkan?"
Syifa menarik napas dalam-dalam. "Saya ingin Ibu mengirimkan guna-guna ke rumah Richard. Saya ingin dia hanya memikirkan saya, hanya menginginkan saya, dan hanya mencintai saya."
Perempuan tua itu mengangguk perlahan. "Itu akan kulakukan, Nona Syifa. Namun, ingatlah… guna-guna memiliki konsekuensi. Jangan pernah bermain-main dengan kekuatan gaib, karena kekuatan itu bisa berbalik melawanmu."
Syifa merasakan bulu kuduknya merinding. Dia mengangguk, meskipun hatinya dipenuhi oleh rasa takut. Dia rela menanggung segala konsekuensi, selama Richard menjadi miliknya. Dia menyerahkan sejumlah uang kepada perempuan tua itu, lalu bergegas meninggalkan tempat itu. Di sepanjang perjalanannya pulang, bayangan perempuan tua itu dan aroma kemenyan masih membayangi pikirannya. Dia berharap, guna-guna itu akan berhasil, dan dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Namun, di lubuk hatinya yang paling dalam, seutas rasa cemas mulai tumbuh. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Richard merasakan sensasi aneh menjalar di tubuhnya. Awalnya hanya seperti getaran ringan, seperti saat ponsel bergetar di saku. Namun, getaran itu semakin kuat, menyebar ke seluruh tubuhnya. Rasa panas menjalar di dadanya, menyerbu kepalanya, membuatnya pusing. Pandangannya berkunang-kunang, dan tubuhnya terasa lemas.
Dia mencoba untuk mengabaikannya, menganggapnya sebagai kelelahan. Namun, rasa aneh itu semakin kuat. Rasanya seperti ada sesuatu yang sedang menggerogoti pikirannya, membuatnya tak bisa berpikir jernih. Dia merasa ada sesuatu yang menariknya, memaksa dirinya untuk memikirkan Syifa, walaupun dia berusaha untuk menolaknya.
Nama Syifa terus terngiang-ngiang di kepalanya, wajahnya muncul di benaknya dengan jelas. Dia merasa terobsesi padanya, ingin terus berada di dekatnya, ingin terus melihatnya, ingin terus mendengar suaranya.
Dia mencoba untuk melawannya, mencoba untuk memikirkan hal lain, mencoba untuk fokus pada pekerjaannya. Namun, segala usahanya sia-sia. Pikirannya selalu kembali kepada Syifa. Dia merasa terjebak dalam sebuah mimpi buruk, di mana dia tak bisa mengendalikan pikirannya sendiri.
Rasa takut mulai menjalar di hatinya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, ada sesuatu yang aneh terjadi padanya. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi dia merasa ketakutan. Dia merasa terjebak dalam sebuah permainan yang tak pernah dia inginkan. Syifa memberikan sejumlah uang kepada perempuan itu