Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Aku, Isabella Noveria, ketua OSIS Akademi Sihir Aetheria, mengamati Leon-kun dengan penuh minat. Sejak pertama kali melihatnya, aku tahu dia bukan siswa biasa.

Kehadirannya yang misterius dan kekuatan sihirnya yang luar biasa telah menarik perhatianku.

Saat pertama kali dia datang ke akademi, aku melihat dia memecahkan Orb Evaluasi dengan kekuatan sihirnya yang tak terduga.

Saat itu, aku merasakan getaran aneh, seolah-olah ada kekuatan besar yang tersembunyi di dalam dirinya.

Aku memutuskan untuk merekrutnya menjadi wakil ketua OSIS, bukan hanya karena kemampuannya, tetapi juga karena aku ingin mengenalnya lebih dekat.

Aku ingin tahu apa yang sebenarnya dia sembunyikan, apa tujuannya datang ke akademi ini.

Semakin aku mengenalnya, semakin aku tertarik padanya. Dia memang pendiam dan misterius, tapi aku bisa melihat kebaikan dan ketulusan di matanya.

Dia selalu siap membantu orang lain, bahkan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Aku ingat saat dia menyelamatkan adikku, Luna, dan banyak siswa siswi lainnya dari serangan monster.

Saat itu, aku melihat sisi lain dari Leon-kun, sisi yang penuh dengan kasih sayang dan kepedulian. Aku merasa kagum dan semakin jatuh hati padanya.

Tidak hanya itu, Leon-kun juga menunjukkan kecerdasan dan ketajaman pikiran yang luar biasa.

Dia selalu bisa menganalisis situasi dengan cepat dan membuat keputusan yang tepat. Dia juga memiliki pengetahuan yang luas tentang berbagai hal, termasuk sihir, sejarah, dan budaya.

Aku seringkali terpesona oleh wawasannya yang mendalam dan cara berpikirnya yang logis.

Namun, di balik semua itu, Leon-kun tetaplah sosok yang misterius.

Dia jarang berbicara tentang masa lalunya atau tentang dirinya sendiri. Aku ingin tahu lebih banyak tentangnya, tentang apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini.

Aku ingin tahu apa yang mendorongnya untuk datang ke Aetheria, apa tujuannya yang sebenarnya.

Aku seringkali memerhatikannya dari jauh, mencoba memahami apa yang ada di pikirannya.

Aku melihat bagaimana dia berinteraksi dengan orang lain, bagaimana dia berlatih sihir, bagaimana dia menghabiskan waktu luangnya.

Aku berusaha mencari tahu apa yang membuatnya bahagia, apa yang membuatnya sedih, apa yang membuatnya marah.

Aku juga seringkali membandingkan diriku dengannya. Aku adalah seorang putri keluarga kerajaan kelas Marchioness, terbiasa dengan kemewahan dan perhatian.

Aku memiliki banyak teman dan pengagum, tetapi aku merasa kesepian. Aku merasa tidak ada yang benar-benar mengenalku, tidak ada yang bisa kuajak bicara dari hati ke hati.

Leon-kun berbeda. Dia tidak peduli dengan status atau kekayaan. Dia hanya peduli dengan orang-orang yang dia sayangi dan dengan tujuannya.

Dia tidak mencari perhatian atau pengakuan. Dia hanya ingin melakukan apa yang dia anggap benar.

Karena itulah aku selalu menjahilinya dan menggodanya. Aku merasa tertarik pada Leon karena dia berbeda dari orang-orang yang kukenal. Dia adalah tantangan bagiku, misteri yang ingin kupecahkan.

Aku ingin mengenalnya lebih dalam, ingin menjadi bagian dari hidupnya.

Aku tahu, ini bukan perasaan yang biasa. Aku adalah seorang putri bangsawan Marchioness, dan dia hanyalah seorang siswa biasa.

Tapi aku tidak bisa mengendalikan perasaanku. Aku sepertinya jatuh cinta padanya.

Aku sadar bahwa ini mungkin hanya cinta sepihak. Leon-kun belum menunjukkan tanda-tanda bahwa dia memiliki perasaan yang sama padaku.

Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan hatinya.

Aku akan menjadi orang yang bisa dia percaya, orang yang bisa dia andalkan. Aku akan menjadi lebih dari sekadar ketua OSIS atau teman baginya. Aku akan menjadi seseorang yang spesial di hatinya.

Aku akan berusaha untuk lebih dekat dengannya, untuk memahami apa yang dia rasakan dan apa yang dia butuhkan.

Aku akan selalu ada untuknya, apa pun yang terjadi. Aku akan membuktikan padanya bahwa cintaku tulus dan aku pantas mendapatkan cintanya.

Tapi aku, telah memiliki tunangan dari keluarga kerajaan lain, aku seperti dipaksa melakukan pernikahan politik.

Aku tidak bisa melawannya, karena akan menimbulkan peperangan akibat itu. Aku tidak bisa memberitahunya.

Aku sangat ingin Leon-kun menolongku, tapi aku tidak bisa, aku tidak ingin melibatkan Leon-kun.

Karena itulah aku selalu terlihat tegas dan percaya diri supaya aku bisa tetap terlihat baik baik saja.

Tunangan dengan orang yang bahkan tidak kuketahui itu membuatku sakit, aku ingin sekali menolaknya.

Apa aku harus memberitahunya, tapi...itu seperti tidak mungkin. Jika ada keajaiban aku ingin Leon-kun menyelamatkan ku apapun yang terjadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...