NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Acara resepsi telah usai. Saatnya semua orang beristirahat. Sekretaris Argha sudah mengumumkan pada seluruh keluarga inti, mengenai kamar yang akan ditempati. Bagi yang sudah mendapatkan kunci, mereka pun berlalu ke kamar masing- masing.

Begitu pun dengan Argha dan Nathya. Mereka mendapatkan kamar yang paling istimewa karna sudah di dekor dengan indah, khas untuk pasangan baru menikah. Nathya sudah tidak bisa berkelit ataupun mencari- cari alasan untuk pisah kamar dengan Argha. Jika Nathya Nekat memesan kamar yang lain, kemungkinan mereka akan curiga.

"Pak Argha dan Nathya di kamar 515 ya," ucap Boni memberitahu seraya menyerahkan kunci.

Dengan terpaksa Nathya melangkah bersama Argha menuju kamar yang telah disiapkan. Tidak bisa dipungkiri, ada setitik rasa takut dan canggung dalam hatinya yang akan tidur sekamar dengan Argha.

"What do you think?" bisik Argha tepat di telinga Nathya, saat mereka memasuki kamar tersebut. Terlihat kelopak bunga mawar yang tersebar dilantai dan juga di atas ranjang. Lalu complimentary cake, wine dan juga buah pelengkap yang berkaitan dengan khidmat malam pertama.

"Nice decor," jawab Nathya seadanya. "Bapak bisa istirahat di ranjang. Saya yang tidur di sofa," lanjutnya tampa melirik ke arah Argha.

Setelah mengatakan itu, yang bersangkutan langsung membuka langkah seribu menuju kamar mandi.

Nathya harus sadar diri. Ia hanyalah seorang karyawan yang kebetulan menyandang status sebagai istri. Biarkan Argha yang tidur di ranjang. Orang kaya sepertinya, pasti tidak bisa tidur jika tidak di ranjang.

Sementara Nathya, ia bisa tidur dimana saja. Meski kasur dengan kelopak bunga mawar merah itu, seperti memanggil- manggil dirinya untuk segera tidur diatas sana. Namun, Nathya memilih main aman saja. Sedang tidak ada tenaga juga untuk memperdebatkan siapa harus tidur dimana.

Sementara di kamar mandi, Nathya sudah selesai membersihkan riasan di wajahnya. Namun tidak bisa membuka gaunnya sedari tadi. Sepertinya Zipper gaun mahal itu macet. Hingga beberapa menit berlalu, Nathya pun menyerah.

"Haruskah aku merusak gaun ini?" gumam Nathya kesal sendiri.

Harus pada siapa ia meminta tolong selain pada Argha yang sudah menyandang status sebagai suami. Tidak mungkin kan, ia berlari ke kamar bundanya, hanya untuk meminta tolong membukakan zipper gaunnya? Ataupun memilih tidur menggunakan gaun yang beratnya hampir 3 kg itu. Pasti tidak nyaman.

Tapi masalahnya, Gaun yang ia kenakan itu menyatu dengan long torso. Yang artinya ia tidaklah mengenakan Bra. Cukup malu rasanya, jika Argha harus melihat punggung polosnya. Yang ada nanti, terjadi hal- hal yang diinginkan. Tidak- tidak. Maksudnya, terjadi hal- hal yang tidak diinginkan.

Sial. Benar- benar sial. Semesta seperti memberi restu pada Argha untuk melihat punggung polos Nathya.

Tapi apa boleh buat. Sekali ini saja, biarkan Argha membantunya. Daripada tidur tidak nyaman. Nathya pun membuka pintu kamar mandi secara perlahan lalu mengintip keluar.

"Ada apa Thya?" tanya Argha ketika melihat Nathya masih mengenakan gaunnya dan belum juga membersihkan diri.

"Bisa bantu saya buka gaun ini, pak? Zippernya macet," seru Nathya dengan intonasi rendah, sarat malu- malu.

Tampa menjawab, Argha langsung menghampiri Nathya yang berdiri di pintu kamar mandi. Memutar tubuh Nathya membelakangi dirinya, lalu menyibakkan rambut yang sengaja diurai.

Setelah itu, membantu istrinya membuka gaun tersebut. Dada Nathya berdebar kencang, saat tangan Argha menyentuh kulitnya. Rasanya seperti kena sengatan listrik. Membuat Nathya memegang erat bagian depan gaunnya, agar tidak melorot.

Tidak hanya Nathya yang merasakan hal demikian. Argha pun merasakan hal yang sama. Sebagai manusia biasa, tentu ia memiliki nafsu. Jujur, 35 tahun ia hidup ia belum pernah menelanjangi wanita. Melihat punggung polos seperti ini, cukup membuat jakunnya turun naik menelan saliva.

Merasa punggungnya sudah lega. Dengan segera Nathya masuk ke kamar mandi lalu mengunci pintunya.

"Calm down Nath. Tenang. Tidak akan terjadi apa- apa jika bukan kamu sendiri yang memulai. Pak Argha tidak akan mengingkari ucapannya."

Nathya berusaha menenangkan diri. Pikiran kotor mulai menyeruak di pikirannya. Meski mulut berkata tidak, namun respon tubuhnya berkata lain. Sepertinya setan sedang melakukan tugasnya.

Tidak ingin membayangkan hal- h 21+ lagi, Nathya pun membuka gaunnya cepat dan melemparnya ke sembarang arah. Cepat- cepat ia berdiri dibawah guyuran shower, untuk mendinginkan tubuh yang memulai memanas. Niatnya untuk mandi berendam di bath up pun, ia urungkan.

Waktu sudah menunjukkan pukul satu lewat tiga puluh dini hari. Nathya baru selesai dari ritual mandi malamnya. Karena tubuh mulai menjerit lelah, ia pun langsung menuju sofa tampa melirik ke arah Argha yang sedang duduk bersandar di ranjang.

"Thya, kamu keberatan banget ya, tidur sama saya?" tanya Argha sebelum Nathya menenggelamkan tubuhnya dibawah selimut.

Nathya langsung memberikan Atensi pada Argha sepenuhnya. Dahi yang muda bertaut, memangnya Argha sendiri tidak keberatan? Pikirnya. Mereka itu masih asing. Ingat, masih asing. Dan pernikahan mereka juga sebatas kontrak. Jadi ingin mengharapkan sesuatu yang bagaimana?

"Maksud Pak Argha gimana?" balas Nathya.

"Kamu tidurnya di sofa, sementara ranjang ini cukup untuk kita berdua," jawab Argha sambil membuka kancing jas yang masih melekat di tubuhnya. Argha juga berniat untuk mandi membersihkan diri.

"Bukan gitu pak, tapi—" ucapan Nathya terhenti kala matanya melihat Argha bertelanjang dada. Tubuh sang dominan sangat peluk-nable, dengan roti sobek yang terpahat sempurna. Ya Lord, sangat menggoda iman Nathya. Sampai- sampai gadis itu menelan Saliva nya beberapa kali. Jangan bilang Nathya ingin melemparkan dirinya pada Argha, saat menyadari betapa seksinya seorang Milano Arghani Baskara ini.

"Saya tidak keberatan kok, tidur bareng kamu. Bahkan kalau kamu mau bercinta sekalipun, ok saja," lanjut Argha. Setelah mengatakan hal itu, dengan santainya Argha berjalan ke kamar mandi.

Nathya yang syok, berusaha mencerna ucapan Argha. Apa itu tadi? Pikir Nathya. Laki- laki ini terlalu to do point. Bukankah ini bahaya? Jika terus begini, malam pertama yang diharapkan oleh wartawan tadi, betulan akan terjadi. Tidak- tidak. Jangan sampai hal itu terjadi, karena Nathya tidak yakin ingin melakukan hal itu.

Bunda, tolong, batin Nathya menjerit. Ia mengigit tepian selimut seraya menggelengkan kepala. Jangan sampai apa yang diucapkan Argha tadi benar terjadi. Karena berduaan di kamar, membuat Setan bahagia.

Tidak lama Argha di kamar mandi. Begitu keluar, ia mendapati Nathya sudah tertidur. Benar sudah tidur, entah pura- pura tidur. Argha sampai menghela napas panjangnya. Anak ini begitu keras kepala. Tidak mau menurunkan gengsi atau apalah namanya, untuk tidur bersama di ranjang. Padahal Argha cuma ingin Nathya tidur dengan nyaman. Tidur di sofa yang keras, pasti membuat tubuh gadis itu pegal.

Tapi Argha tidak bisa memaksa. Biarkan Nathya melakukan yang menurutnya nyaman. Yang harus ia lakukan sekarang adalah, tidur mengistirahatkan tubuhnya, karena besok pagi ia sudah harus kembali ke Jakarta.

1
sarytaa
seneng yaa,
dr kmren bolak balik nunggu up.

hah.. bru skrang

brasa cepat banget deh bacanyA..
Ririn Susanti
rekomen banget cerita nya, pemilihan katanya, enak banget dibaca
Anonymous
alur nya gak pasaran
sarytaa
sweet 😍😍😍
LV Edelweiss
Luar biasa
LV Edelweiss
Lumayan
LV Edelweiss
Sudah bisa ku bayang kan gmn kacau nya nathya 🤪
LV Edelweiss
ada bau2 promosi Partai di sini. kenapa gak Golkir aja dih thor... Atau Gilkor
Sirchy_10: gak kok kak. gak promosi partai. seriusan lupa plesetin yang satu ini
total 1 replies
sarytaa
up
sarytaa
hahahaha dikira mimpi ya tya?
srasa cepat banget bacanya, hehe.
Purnama Pasedu
thaya ngebleng
Purnama Pasedu
perjuangan istri
Purnama Pasedu: kembali kasih
Ayuni_ 93: makasih kk. 🤗
total 2 replies
Purnama Pasedu
anggap aj lagi ngedongeng y Nathya
sarytaa
suka dg ceritanya, wlaupun ada org bilang crita nya belibet,

cuma bgi aku up nya jngan lama² kaka, hehhehe
Sirchy_10: hehehe. maklumin kak, pemula. hrus bnyak blajar. trima ksh sudah setia membaca pengantin untuk calon RI 1🤗
total 1 replies
sarytaa
cepat bnget rasa nya wktu baca.
up lgi thor.
r
dr kmren nunggu nya
sarytaa
up lgi thor,
aku suka sma alur novelnya.
sarytaa
uo
sarytaa
aku mnunggu up slnjutnya, jngan lma² loh kk
sarytaa
yah habis lagi 😁😁😁
Sirchy_10: udh up kak.
total 1 replies
sarytaa
aku tunggu up slnjutnya thor!
seru ceritqnya, tau tau udh habis baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!