Putra adalah salah satu anak yang mempunyai kelebihan bisa melihat bangsa jin. Dan kelebihan itu dia dapatkan di usianya yang masih 12 tahun.
"Yen dudu kowe, mbok menawe anakmu bakal oleh warisan ilmune mbah buyut"
"kau memiliki aura yang sangat positif, energi mu juga sangat besar. Itulah yang membuat bangsa seperti kami tertarik padamu"
"Aku yakin bahwa suatu saat nanti kau akan menjadi orang yang hebat kelak nanti. Jadi jika kau sudah berada di titik itu, aku minta kunjungi lah aku lagi nantinya" pinta lele truno pada putra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggara putra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 istanah mahasura
"Ayo sura kita berlatih" ajak putra.
"Eeee... sebentar raden aku mau nanya sama nyai dulu" balas mahasura.
"Ohh oke" balas putra.
Mereka pun berbisik-bisik di depan putra.
"Nyai, nyai mau aku latih raden apa? kok tiba-tiba banget sih" tanya mahasura sedikit protes.
"Ya terserah raja saja mau latih raden apa. yang penting raden ada peningkatan. nah nanti kalo raden sudah ada peningkatan, baru aku yang latih lagi" jawab putra.
Tenang saja, raden orang nya cepet paham ko. sambung nyai ambar.
"Ya iya sih cepet paham. ya tapi aku bingung mau latih dia apa, soalnya dia masih kecil nyai. nantinya kalo dia yang aku latih bakal cepet cape, soalnya latihan ku lumayan menguras energi" balas mahasura.
"Tidak apa-apa justru itu bagus. bisa meningkatkan kekuatan nya. ucap nyai ambar lagi.
"Yaudah deh" balas mahasura pasrah.
"Nah gitu dong raja, kalo gitu kan enak. kita bisa saling kasih kekuatan kita untuk raden" ucap nyai ambar lagi.
"Yaudah kalo gitu aku bawa raden dulu yah" ucap mahasura.
Raden, apa raden sudah siap berlatih bersama ku?. sambung mahasura bertanya pada putra.
"Tentu saja siap sura, aku sudah sangat siap" jawab putra.
"Baik kalo begitu silakan raden keluar dengan bentuk sukma raden. agar kita berlatih lebih mudah" perintah mahasura.
Putra pun melepas sukma nya dari raga nya agar lebih mudah untuk berlatih bersama mahasura.
Setelah selesai meraga sukma, putra langsung di bawa pergi oleh mahasura kesebuah tempat yang tentunya itu adalah alam mereka. dan di sana putra akan berlatih.
"Sudah raden, silakan buka mata raden" ucap mahasura.
Putra pun membuka mata nya pelan-pelan dan dia melihat ada sebuah istana yang begitu megah yang dimana seluruh material nya terbuat dari emas.
"Waahhhh!!..... megah nya" ucap putra yang melihat begitu indah nya istana itu.
"Istana siapa ini sura?" tanya putra.
"Ini istana ku raden. bagaimana apa raden suka dengan istana ku?" tanya mahasura bertanya pada putra.
"Suka-suka aku sangat suka kau bawa kesini sura" jawab putra dengan sumringah.
Putra kini memandangi ke sekeliling nya dan dia mengagumi kerajaan mahasura, karena letaknya yang begitu unik, yaitu di atas gunung.
"Hormat hamba baginda raja" ucap dua kera putih seperti mahasura yang menjaga pintu gerbang istana itu sambil menundukan setengah badan nya.
"Beri hormat juga pada raden putra" perintah mahasura pada dua prajurit nya itu.
"Hormat hamba raden" ucap dua kera putih itu pada putra sambil menundukan setengah badanya lagi.
"Iya, iya" jawab putra dengan polosnya.
"Buka gerbang nya" perintah mahasura.
"Baik!" jawab dua kera putih itu berbarengan.
Putra dan mahasura pun masuk kedalam istana itu.
"Silakan duduk dulu raden, aku mau mengambil sesuatu dulu" ucap mahasura.
"Oke" jawab putra singkat.
Selang beberapa menit setelah mahasura pergi, ada dua kera putih yang menghampiri putra dengan membawa sesuatu di tangan nya.
"Silakan di minum raden" ucap kera putih pertama sambil meletakan secangkir air pada nya.
"Iya terima kasih" balas putra.
Kera putih yang satunya pun lalu meletakan makanan yang begitu menggugah selera makan putra.
"Silakan di makan raden" ucap kera yang satunya lagi.
"Terima kasih" balas putra.
Mereka pun pergi meninggalkan putra di ruangan itu sendiri. putra langsung memakan suguhan dari mereka karena begitu menggiurkan nya makanan kerajaan itu.
Beberapa menit kemudian mahasura datang dengan membawa sebuah botol kecil yang entah apa di dalamnya itu.
"Emckh... sura mari makan bersama ku" ucap putra menawari mahasura dengan mulut yang masih mengunyah.
"Oh mari raden habiskan saja, nanti kalo kurang tambah lagi masih banyak kok di belakang" jawab mahasura.
Selang beberapa menit, ada due kera putih lagi yang menghampiri putra dan mahasura. tapi kali ini berbeda, yang satu kecil, dan yang satunya lagi besar. dan yang besar itu di atas kepalanya ada mahkota juga seperti mahasura.
"Asalamualaikum, selamat datang raden" ucap kera yang besar itu sambil memberi hormat pada putra.
"Salam kenal nyai namaku putra" jawab putra memperkenalkan diri pada mereka.
"Sura.. mereka siapa" bisi putra ke mahasura.
"Oh iya raden, aku lupa memberi tahumu. perkenalkan ini istriku mayangsari, dan itu anaku mahyoda" ucap mahasura memperkenalkan anak dan istri nya pada putra.
"Oh jadi selama ini kau sudah menikah dan punya anak ya sura" tanya putra.
"Benar raden aku sudah menikah dan punya anak" jawab mahasura.
"Assalamualaikum kaka, perkenalkan nama aku mahyoda" ucap kera kecil itu sambil menjulurkan tangan nya pada putra.
"Wa'alaikum salam. mahyoda usia kamu berapa" tanya putra dengan polos nya.
"Usia nya 4 tahunan raden" timpal mahasura.
"Senang bisa bertemu dengan mu raden" ucap nyai mayangsari.
"Aku juga senang bisa bertemu dengan mu nyai" balas putra.
"Oh iyah aku lupa kalau ada keperluan. maaf raden aku tinggal ke belakang dulu yah. silakan lanjut saja makannya raden" ucap nyai mayangsari.
"Iya nyai terima kasih" balas putra.
"Ayo yoda kita kebelakang, biarkan raden berbicara dengan ayahmu dulu" ucap nyai mayangsari lagi sambil membawa mahyoda ke belakang.
Setelah selesai makan putra langsung di bawa mahasura ke belakang istana, dan di berikan sebuah botol yang sempat di pegang mahasura waktu dia makan tadi.
"Wahhh!!..... indah sekali" ucap putra sambil memandangi sekeliling belakang istana itu.
"Sura, apa di sini tempat berlatih kita nanti?" tanya putra.
"Benar raden. di sinilah kita akan berlatih bersama" jawab mahasura.
"Em... ini untuk apa yah sura?" tanya putra lagi sambil melihat botol yang di berikan oleh mahasura.
"Itu adalah ramuan khas istana ini raden. itu berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh raden, agar tidak mudah lelah saat berlatih nanti" jawab nya.
"Terus aku minum nya kapan, dan berapa kali sehari?" tanya putra lagi.
"Itu terserah raden, mau minum itu berapa kali sehari. tapi itu di minum saat raden akan berlatih saja. baik berlatih bersama ku, maupun berlatih dengan nyai ambar" jawab mahasura.
"Baiklah kapan kita akan mulai berlatih?" tanya putra.
"Sebaik nya besok. karena hari ini cuaca tidak memungkinkan untuk kita berlatih" balas mahasura.
Memang benar cuaca di atas gunung itu terbilang sedang buruk. karena berkabut dan badai mulai turun perlahan-lahan.
"Jadi kita mau kemana dong sura" tanya putra lagi.
"Hari ini kita akan berkeliling-keliling dulu agar raden semakin paham dan terbiasa di alam kita" jawab mahasura.
"Benarkah! kalo begitu ayo kita berangkat sekarang sura" ajak putra sangat bersemangat.
Putra pun berangkat dengan mahasura untuk sekedar jalan-jalan saja mengelilingi alam mereka.
"Sura, tujuan pertama kita mau kemana?" tanya putra.
"Pertama-tama kita akan mengunjungi tempat yang biasa aku gunakan untuk bersemedi dulu raden. lalu setelah nya kita akan mengunjungi adik seperguruanku" jawab mahasura.
Tidak jauh dari letak istana mahasura. tempat yang biasa di pakai mahasura untuk bersemedi sudah di depan mata.
Beberapa saat kemudian sampai lah mereka di sebuah goa yang biasa di pakai mahasura untuk bersemedi. dan putra sangat berantusias sekali ingin melihat isi dari dalam goa itu.
"Nah ini dia tempat nya raden" ucap mahasura.
"Ohh! ini tempat yang biasa kau pakai untuk bersemedi sura" ucap putra.
"Benar raden ini tempat nya" balas mahasura.
Mahasura pun membuka pagar gaib yang di buat nya.
"Mari masuk raden" ajak mahasura.
Mereka berdua pun masuk ke dalam goa tempat mahasura bersemedi. di sana putra merasakan sebuah tekanan energi yang begitu besar bergesekan dengan energi murni milik nya.
"Energi apa ini sura? mengapa kuat sekali" tanya putra.
"Ini adalah energi alam yang biasa aku serap saat bersemedi raden" jawab putra.
"Ohh! pantas saja energi nya besar sekali" balas putra.
Di sebuah sisi goa, putra melihat sebuah ruangan, yang hampir sama seperti kamar jika di alam manusia dan dia pun terdorong oleh rasa penasaran nya pada ruangan itu, sehingga putra masuk untuk melihat isi dari dalam ruangan tersebut.
Dan betapa terkejut nya dia saat melihat di dalam ruangan itu ada mahasura yang sedang bersemedi di dalam nya.
Hah!! mahasura!? terus yang tadi bersama ku itu siapa kalo mahasura ada di sini? batin putra bertanya-tanya.
"Syukurlah ternyata raden ada di sini. aku tadi mencari raden kemana-mana, kirain raden keluar karena tidak kuat menerima tekanan energi alam yang ada di sini" ucap mahasura yang membawa putra ke tempat itu.
Sementara mahasura yang satunya lagi yang sedang bersemedi, mengakhiri semedi nya karena suara putra dan mahasura yang ada di samping nya mengganggu semedi nya.
"Raden, maaf sudah membuat mu kebingungan" ucap mahasura yang tadi bersemedi.
Ini adalah diriku yang asli raden, dan yang di samping mu itu adalah diriku yang lain. sambung mahasura yang ada di depan putra.
"Maksudmu bagaimana sura?, aku tidak paham" ucap putra.
"Jadi begini raden, sebenar nya aku sudah lama ingin memberi tahumu tentang ini. tapi waktu nya belum tepat. dan sepertinya hari ini lah waktu yang tepat. sebenar nya aku memiliki ajian belah raga/diri raden, jadi aku bisa membelah diriku menjadi lima raden. layak nya sri baduga maharaja dewataprana. atau yang biasa di sebut juga sebagai prabu siliwangi. tapi aku hanya bisa membelah diriku sebanyak lima saja, tidak seperti beliau yang bisa mebelah dirinya menjadi tujuh raden" ucap mahasura menjelaskan.
Dan yang selama ini bersama mu adalah diriku yang kedua, yang di samping mu itu. diriku yang asli adalah yang ini yang ada di hadapan mu sekarang. memang sulit untuk membedakan nya. tapi belahan diriku yang lain lebih banyak memiliki kelemahan. dan itu bisa raden lihat beberapa waktu lalu saat aku berhadapan dengan laksmi maupun makhluk yang pernah mengganggumu. sambung mahasura lagi menjelaskan.