Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 pembalasan
Rey kembali masuk kedalam rumah sambil memijit pelipis nya merasa pusing mendengar setiap ucapan Hazeera yang tidak ada ujungnya.
Ceklek .
" Terus yang ini gimana cara buatnya Om" kata Ara lagi yang tengah duduk berdua saja di dalam kamar bersama seorang bodyguard tampan yang usianya lebih muda dari Rey .
" Ara kamu berani membawa seorang pria masuk kekamar ?" kata Ray dengan nada suara begitu keras bahkan terdengar emosian.
Ara yang duduk di karpet menoleh sejenak lalu kembali menatap bukunya tapi bodyguard itu sudah berdiri karena takut dengan Rey .
" Om duduk saja disini kalau dia memecat mu Aku yang akan bertanggung jawab" ucap Ara memegang tangan bodyguard agar jangan pergi bahkan merengek seperti pada pacarnya saja agar jangan di tinggal.
" Om bisa bekerja dirumah ku " ucap Ara yang masih duduk memegang tangan bodyguard yang sudah berdiri itu .
" Ara " Teriak Rey benar emosi tak hanya menyuruh bodyguard itu segera pergi tapi juga mengangkat dan menindih Ara diatas ranjang.
" hehhh, jangan pernah kau menciumku " ucap Ara dengan wajah galak dan berani menampar wajah Rey yang akan memang berniat menciumnya.
" Ara kau benar-benar sudah melampaui batas " ucap Rey mengusap bibirnya yang berdarah setelah di tampar cukup keras dan duduk ditepi ranjang agar tidak menindih Ara lagi .
" Batas apa yang Aku lampaui ?" tanya Ara yang juga sudah duduk itu .
" Masih bertanya , Kamu membawa seorang pria masuk kekamar" teriak Rey menatap Ara dengan tajam entah kenapa perasaan Rey bergejolak melihat Ara dan seorang pria duduk berdua di dalam kamar tak peduli apapun alasannya.
" Salahnya dimana ? Bukankah Papi juga membawa pacar Papi ke kamar " jawab Ara dengan tampang polosnya seolah meniru apa yang dia lihat .
" Lagian Aku hanya belajar dengan bodyguard tadi tidak melakukan apa-apa" sambung Ara.
Brak
Rey meninju dinding untuk melampiaskan emosi yang tidak bisa dia salurkan karena memang dia yang salah .
Rey tidak seharusnya membawa Hazeera kedalam kamar nya karena sekarang ada Ara istri kecilnya dan Rey juga tidak bisa menyalahkan Ara karena dia meniru apa yang Rey lakukan.
" Apa sih begitu saja marah " ucap Ara dengan nada rendah menatap Rey yang berjalan menuju kamar mandi .
Ara menyelesaikan sedikit lagi tugas sekolah nya lalu menyimpan buku-buku nya dan pergi ke meja makan .
" Tidak menunggu Aku makan?" tanya Rey begitu menghampiri Ara yang sudah makan duluan dimeja makan .
" Ngapain nunggu Papi kan mau jalan keluar " jawab Ara dengan nada rendah terus melahap nasi di piringnya.
Rey duduk di kursi samping Ara tapi setelah cukup lama diam Ara sama sekali tidak berinisiatif untuk mengambilkan dia nasi seperti biasa .
" Ara aku juga ingin makan " kata Rey begitu melihat Ara yang akan menambah makanan di piring nya.
" Ya makan lah " ucap Ara .
Rey mendorong piring nya sedikit kedepan agar bisa diisikan Ara juga .
" Kamu memasak tadi?" tanya Rey menatap Ara yang wajahnya datar sekali sehingga Rey merasa canggung .
" Tidak " jawab Ara singkat .
" Ara kamu marah sama Aku?" tanya Rey menatap Ara yang wajahnya dingin sekali .
" Marah atau tidak apa peduli Papi " jawaban ketus Ara menghabiskan makanannya dengan cepat .
" Ara kamu mau kemana?" tanya Rey yang sedang makan memegang tangan Ara yang sudah berdiri .
" Bobok " jawab Ara akan segera pergi .
" Temani Aku makan dulu " ucap Rey sehingga Ara kembali duduk bermain ponsel di kursinya.
Rey makan dengan tenang sambil memperhatikan setiap ekspresi di wajah Ara yang berubah-ubah.
" Papi ingin nambah ?" tanya Ara saat Rey terus menatapnya.
" Tidak " jawab Rey .
...........
Malam harinya Ara sedang berbaring nyaman di ranjang nya saat Rey memanggil nya .
" Apa?" kata Ara berdiri diambang pintu ruang kerja Rey .
" Kamu tidak ada kegiatan kan jadi tolong bantu Aku meng-upload data perusahaan " ucap Rey yang sudah begitu kewalahan namun tidak ada satupun pihak atau orang yang bisa Rey percaya untuk membantu nya karena ini menyangkut data pribadi perusahaan nya .
" Aku mana ngerti " jawab Ara singkat menatap Rey dengan bingung kenapa pria itu malah meminta tolong padanya.
" Sini Aku bacakan kamu hanya perlu mengetik nya" ucap Rey berdiri kedekat dinding dan menekan sebuah tombol manipulasi dan tanpa terduga dinding datar itu ternyata adalah sebuah brangkas rahasia .
" Cepat Ara " ucap Rey menatap Ara yang masih berdiri di ambang pintu .
Sebenarnya Ara tidak mau membantu Rey tapi bagaimana lagi Ara setiap hari meminta uang jajan pada pria itu jadi merasa sungkan jika tidak membantunya.
" Duduklah" ucap Rey yang duduk di kursi kerjanya.
" duduk disini Ara kan laptopnya disini " ucap Rey saat Ara malah duduk dikursi yang berhadapan dengan nya .
" Kan Papi duduk dikursi itu jadi Aku mau duduk dimana?" ketus Ara menjadi kesal saat Rey malah menyalahkan nya .
" Ya duduk di depan ku kursinya cukup luas untuk kita duduk berdua " jawab Rey bergeser kebelakang.
" Ihhh, enggak mau aku duduk disini aja Papi bacakan sini Aku ketik " ucap Ara mengambil laptop Rey .
" Tidak bisa begitu Ara , Aku harus melihatnya nanti datanya ada yang salah dan itu akan berdampak buruk pada perusahaan ku" jawab Rey lagi .
" Hummmm ribet sekali , kalau begitu ketik saja sendiri " ketus Ara tapi walaupun begitu dia duduk di depan Rey .
" Kalau Aku bisa tidak akan minta tolong Aku benar-benar kelelahan menghandle pekerjaan ku " ucap Rey menatap punggung Ara yang kini duduk di depannya .
" Apa Papi tidak punya seorang sekretaris?" heran Ara kini menatap dengan fokus laptop Rey di hadapan nya .
" Punya tapi tidak ada satupun dari mereka yang bisa aku percaya untuk mengisikan data resmi perusahaan ku " jawab Rey .
" Terus Papi percaya sama Aku ?" kaget Ara begitu membaca file yang dibuka Rey di laptopnya ternyata data pribadi perusahaan nya.
" Iya " jawab Rey mulai membacakan data dan menyuruh Ara mengisinya.
" Dikolom yang ini " ucap Rey memegang mose ditangan Ara lalu memindahkan kolom .
Sejenak mereka saling tatap saat berada dalam jarak sedekat ini bahkan Ara seperti di peluk Rey dari belakang .
" Muka Papi jelek banget kalau di tatap dari dekat " ucap Ara tiba-tiba sampai Rey terperanjat mendengarnya.
" Hehhh mulut " ketus Rey mencubit bibir Ara yang berbicara jahat sekali .
" Ihhh kok marah emang jelek " kata Ara lagi semakin mematahkan mental Rey .
Dengan spontan Rey mengambil ponselnya lalu berkaca bahkan merapikan rambutnya.
" Ihhhh, makin jelek males Aku liat Papi " ucap Ara yang membuat Rey terdiam menatapnya.
" Ara kamu kok gitu sih " suara rendah Rey menatap Ara sendu entah kenapa perasaan Rey aneh saja dikatai jelek oleh Ara .