NovelToon NovelToon
Hilal Untuk Halal

Hilal Untuk Halal

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: emha albana

Kisah cinta Halalillah dan Hilal dimulai dari sebuah rumah tahfidz, mereka memilih menjadi Volunteer, dan itu bukanlah keputusan yang mudah, berani menggadaikan masa muda dan mimpinya pilihan yang amat berat.

Menjaga dan mendidik para penghafal qur'an menjadi sebuah amanah yang berat, begitu juga ujian cinta yang dialami Halal dan Hilal, bukan sampai disitu, kehadiran Mahab dan Isfanah menjadi sebuah pilihan yang berat bagi Hilal dan Halal, siapa yang akhirnya saling memiliki, dan bagaimana perjuangan mereka mempertahankan cinta dan persahabatan serta ujian dan cobaan mengabdikan diri di sebuah rumah tahfidz?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emha albana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meminta Untuk Kembali

Sadar nggak sih kita, tidak pernah meminta, "Ya Allah, kasih saya mata biar bisa melihat keindahan dunia."

Tetapi Allah berikan dua mata yang bisa melihat keindahan dunia.

Pernah nggak sih kita berdoa,"Ya Allah, sepi banget nggak bisa mendengar apa-apa, berikan kami telinga dong!"

Nyatanya?

Tanpa kita meminta, Allah berikan sepasang telingan untuk mendengar, bebunyian yang begitu harmonis.

Meminta sama Allah, "Ya Allah, kasih saya hari biar bisa rasakan indahnya jatuh cinta, dan merasakan hati yang bersabar serta memaafkan.

"Bagaimana menurut kamu? Kita hubungi store hijab tadi?"

"Kamu enerjik banget Lal, kaya handphone baterai nya baru di charge."

"Orang miskin kaya kita haram untuk berhenti atau istirahat sehari, nanti ada saatnya kita akan liburan ke Masjid Haram, menikmati hasil keringat yang mengkristal dan air mata yang sudah menjadi batu."

"Kamu ini Mario Teguh? Atau Ustadz Hanan Attaki yang setiap hari mengeluarkan kata-kata bijak, susah kalo buku tulisannya sinar bumi, yang kalo di bawahnya ada kata-kata motivasi."

"Abisan kalo nggak ada yang motivasi diri sendiri siapa lagi coba? Ya kan? Ya dong??"

"Beneran kita cari job laen?!" Tanya Rizka.

"Iyalah, karena biaya untuk perpisahan sekolah itu nggak sedikit. Dan sadar nggak kamu, saat kita baru berencana mau buka usaha dan bingung modal, tiba-tiba Allah kasih jalan dan tanpa biaya, coba itu? Heeeey Rizka nikmat yang mana lagi engkau dustakan?!" Sindir Halal.

"Iya juga sih."

"Kadang nih yah ..Niiiih!!! Kita berdoa sama Allah, ketika doanya dikabulkan kitanya lupa bersyukur, dan merawat doa kita, misal niiih!!! Kita pernah meminta sama Allah untuk dibukakan jalan usaha, kita mintanya satu, Allah kasih dua."

"Yaudah coba kamu hubungi."

Halal mengambil phoneselnya dan mencari nomor handphone store Hijab, melalui aplikasi WhatsApp.

"Assalamualaikum."

"Wa'alikum Salam."

"Bener ini dengan Kak Mida?!"

"Bener, maaf dengan siapa yah??"

"Saya Halal Kak, mau tanya bagaimana caranya kita bisa gabung jadi reseller Hijab?!"

"Salam kenal sebelumnya Kak Halal, Kaka bisa aja bantu kami untuk penjualan, komisi yang kita kasih dari setiap pcs-nya kisaran 10.000-20.000 Rupiah."

"Oh gitu Kak."

"Dan Kak Halal bisa ambil dulu barang dari kami untuk dijual, tapi mesti registrasi ke kantor dulu, kapan kira-kira Kak Halal bisa ke kantor kami?!"

"Insyallah Besok Mba, bisa di Share alamatnya?"

"Baik, nanti kami share, jangan lupa bawa KTP dan matrai satu buah yah?!"

"Baik Kak, terima kasih infonya yah."

"Sama-sama Kak."

"Assalamualaikum."

"Wa'alikum Salam."

Halal segera mematikan Handphone nya dan kembali memberi penjelasan ke Rizka.

"Tuh, sudah aku telepon, katanya suruh ke Kantor, bawa KTP sama matrai."

"KTP lagi?! Kan kita belum punya Laaal!"

"Kan bisa pake Kartu Pelajar Cantiiiik!"

"Oh ya ya...."

"Susah kalo ngomong sama Komputer pentium dua. Wkwkwk...."

"Yaah maaf cuy, kan baru denger."

"Besok bisa kaga??!"

"Duuh aku sibuk Lal, ada pemotretan dan Iklan, belum lagi shooting film religi, kita liat besok yah, biar aku atur waktu sama manager schedule aku." Gaya Rizka yang sok sibuk, seolah-olah nggak punya waktu.

"Wadidoooow! Apa kamu pemotretan cover Yasin? Film Religi Hidayahkan?!" Balas Halal mencela aktifitas sahabatnya yang begitu padetnya.

"Jahat banget enteeeee!"

"Euleuh...Euleuh....bebeb Rizka ngambek, meni kituuuu...." Halal memakai logat Sunda lemes.

Mereka berkelakar di sela letih sehabis bekerja.

...----------------...

Hilal masih menyimpan rasa bersalah dengan Rizka dan Halal, sudah berapa kali ke rumah mereka tetapi tidak menemui, kali ini Hilal terpaksa menunggu sampai mereka pulang.

Selepas menjinakkan Sholat Isya, Hilal mencoba mendatangi kembali kediaman Halal, nyamuk-nyamuk mulai mendekat ke kulit mulus pengusaha yang terpaksa terbiasa dengan lingkungan kumuh.

Wajah yang semula ceria, mendadak berganti penasaran dengan sosok pria yang sedang bersandar di balai bambu sambil menepuki nyamuk.

"Siapa Yah?!" Pandangan Halal terasa kabur karena memang sudah seharusnya memakai kacamata.

Halal mendekati, memastikan bahwa lelaki itu bukan depkolektor, atau orang gila baru.

"Kalo diperhatiin, dibilang depkolektor tapi mukanya glowing, dibilang orang gila baru, tapi pakaiannya keren, siapa sih yang?!"

Semakin dekat, lebih dekat hingga akhirnya jelas bentuk dan rupanya.

"Huuuft si orang kaya rupanya."

"Assalamualaikum." Halal berani memulai menyapa Hilal.

"Wa'alikum salam."

"Ada gerangan apa Tuan Muda? Hingga Sudi mampir ke gubuk kami?"

"Apa sih Lal, silaturahmi memang nggak boleh?!"

"Bukan nggak boleh, tapi si miskin ini tidak pantas untuk Tuan Muda jambangi, nanti apa kata Mama Tuan?!"

"Sudah, lupakan sikap Mamah! Saya kesini mau meminta maaf, atas nama pribadi dan orang tua."

"Minta maaf jangan sama kami tuan, mintalah maaf sama Allah, kalo kami sudah memaafkan Tuan, selepas kejadian itu dan kami mudah melupakan apa-apa yang menyakiti perasaan kami."

Sindir Halal begitu tajam dan keras, walau terkesan halus cara penyampaiannya seperti berkelakar.

"Apa kamu dan Rizka nggak bisa lagi Dateng ke Rumah Tahfidz?!"

"Untuk apa? Untuk anda dan ibu anda rendahkan lagi? Hanya untuk bahan olok-olokan Tuan dan Ibu Suri?! Jangan begitu Tuan, kami manusia biasa yang bisa saja sakit hatinya."

"Saya paham bagaimana perasaan kalian, tapi memang nggak ada maksud untuk merendahkan, dan pernah saya ceritakan siapa kamu dan Rizka, sampai akhirnya Mamah mengira kalo waktu saya habis hanya untuk kalian, dan Mamah memaksa saya untuk menerima Vika, perempuan yang bareng Mamah kemarin, untuk segera saya nikahin."

"Bukannya memang Tuan sudah pantas untuk memiliki pasangan hidup? Apa lagi calon permaisuri Tuan begitu cantik."

"Sejujurnya daaaan mungkin agak sedikit ngawur menurut kamu, tapi sejak saya ketemu kamu, barulah saya belajar apa itu bersyukur dan apa bagaimana menghargai orang, nggak semua dinilai pakai uang, dan nggak semua bisa dibeli."

Halal yang semula nampak bercanda menghadapi Hilal, kini mendadak serius memperhatikan ucapan pria tampan, Soleh dan terpelajar yang kini di hadapannya."

"Saya meminta kamu dan Rizka untuk bisa kembali mengajar di Rumah Tahfidz, murid-murid juga menunggu kedatangan Ustadzahnya, masa kamu tega?!"

Halal hanya terdiam dan tak sepatah kata pun, nyaris mulutnya seperti dibungkam.

"Jadi kamu bisa kembali lagi ke sana?!"

"Kemana?"

"Rumah Tahfidz, dan ada satu hal juga yang saya mau ungkapkan, saat pertama kita ketemu, aku sudah merasakan sesuatu yang beda dari kamu, booo...boleh..." Hilal yang pandai bicara dan negosiasi mendadak mulutnya peluh.

"Assalamualaikum...." Suara lelaki memecah suasana, dan mengejutkan mereka.

"Masyallah, kok Pak Hilal ada disini?!" Tanya Ustadz Iskandar yang muncul dari belakang tubuh Halal.

"Iiii....iya Stadz..."

"Ane kira ente nggak jadi kesini, makanya ane dari Yayasan langsung ke rumah Halal, Ya Allah, lumayan jauh juga."

Halal semakin tidak mengerti dengan kehadiran Ustadz Iskandar dan Hilal.

"Iya kebetulan aja lewat Stadz jadi sekalian."

"Sudah Pak Hilal jelaskan ke Halal?!"

"Masalah apa ya Stadz?"

"Ma...maaa...masalah meminta kamu dan Rizka untuk balik ke rumah rumah Tahfidz."

"Oalah, kirain masalah apa?!"

"Memang nya masalah apa lagi Lal?" Tanya Ustadz Iskandar.

"Eeeng...engga ada Stadz." Jawab Hilal gugup.

"Untuk masalah saya akan balik atau tidak, nanti saya tanya Rizka juga, yah? Kasih kami waktu dua hari.

"Baiklah."

"Kami sih berharap ente dan Rizka bisa balik, kasian anak-anak sering nanyain ente...ente berdua." Jelas Ustadz Iskandar.

1
larasatiayu
mampir dong pls ke sholeh tanpa jilbab
Kim
iyalah,,,,karena Madrasah pertama seorang anak adalah Ibu,,,,jadi kita wajib menuntut ilmu
Kim
karena kesehatan adalah nikmat yg tiada tara
Kim
semakin banyak saingan pak Hilal
Kim
ayo ak Hilal,jangan sampai kalah start,,,keburu Halal di halalin orang nih🤭🤭🤭
Kim
jangan memaksakan kehendak bu,mungkin anda yg melahirkan,tapi Hilal juga punya pilihan sendiri,selama itu baik anda jadi orang tua wajib mendukung dan mendo'akan
Kim
bagus,,,,,jangan hiraukan ortu nya pak Hilal,,,,
Kim
gagal ungkapin perasaan deh,,,sabar dulu pak Hilal
Kim
nggk gitu juga bu konsep nya jadi orang tua
Kim
punya hak apa anda menghina mereka,,,,
Kim
apkah cerita ini terinspirasi dari kisah nyata kaka Author?🤔🤔🤔
Kim: wowwww,,,,salut buat adik kaka
i.g : emhaalbana: Kisah adik saya bernama Azizahtudzahra
total 2 replies
Supatmiah Winda
usaha travel umroh tapi ko kejar" cowok y
i.g : emhaalbana: Abinya kak, kalo Vika Butik
total 1 replies
Kim
ada yg lagi misi cari jodoh🤭🤭🤭
Kim
semoga saja bertemu,,,,

kalo kita pandai bersyukur,apapun yg Alloh kasih,akan terasa nikmat
Kim
kalian benar" 👍👍👍👍
kefakiran tidak menjadikan kalian kufur nikmat
Kim
bakalan ada kisah cinta yg rumit & menguras air mata
Kim
semoga Halal & Hilal
Rizk & iskandar🥰🥰
Kim
gerutuan papa Amrul mewakili suami" yg ada di dunia nyata
Kim
setuju sama Papah
Kim
pal Hilal gercep amat,semoga berjodoh sama Halal y pak🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!