Nesya menolong seorang pria asing, tetapi dia meninggalkan pria itu setelah pria itu sudah di rawat dengan baik.
Sekian lama mereka berpisah di pertemukan kembali di tempat kerja
Apakah Mereka akan bersama akan berpisah.
Cinta tulus dari pria tersebut apakah bisa meluluhkan hati Nesya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurhayati 11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Pintu belakang di ketuk membuat Nesya sedikit kesal tetapi dia bahkan tak perduli
"Nes, apa kau ada di rumah.Ini aku Adi." Seru Adi dari balik pintu
Nesya tetap melanjutkan makan malamnya tak perduli itu siapa dan dia berfikir kenapa semua orang menyusahkanya.
Tapi pria itu tak menyerah sedikit pun karena ini kesempatan langka menurutnya, mendekati sang wanita yang sedang sendirian.
Adi tetap mengetuk pintu berulang kali, sampai pintunya di buka oleh sang pemilik rumah.
Setelah kenyang Nesya Membuang bekas bungkusan makanan tadi. Kemudian dia mencuci tangan serta menggosok gigi mengambil air wudhu. Dia belum menunaikan sholat Magrib dan masih ada waktu 20 menit.
Saat kembali dia nasih mendengar ketukan pintu yang membuatnya kesel setengah mati. Jika di biarkan saja pasti tidak akan pergi.
Tapi dia takut bertemu dengan seorang pria saat sendirian.
Setelah menimbang nimbang akhirnya Nesya membuka pintu untuk Adi tetangga sebrang jalan.
"Akhirnya kamu mau membuka pintu juga."Ujar Adi sumringah
Nesya mendengar perkataan Adi merasa jengah. Dan di bersender di daun pintu
"Ada apa kak adi datang ke sini? Aku mau sholat magrib loh. Nanti tertunda lagi."
"Kamu solat magrib dulu, akan menunggu di sini." ujar Adi ingin masuk
Tetapi Nesya mengangkat tanganya kemudian dia mengatakan "Maaf kak, orang tua ku sedang tidak di rumah. Tidak baik bertamu saat orang tua tidak ada. Dan pertanyaan ku tadi belum di jawab."
"Paman dan Bibi juga tidak akan marah jika aku yang datang. Aku hanya ingin menemanimu malam ini."
"Tapi tetap saja tidak baik kak, apa pandangan orang orang nanti. Yang melihat kita berdua saja di dalam rumah."
"Biarkan saja toh aku tidak perduli, karena aku menyukaimu."
"Sudah ya kak,aku sholat dulu. Lebih baik kakak pulang." Ujar Nesya akan menutup pintu namun di dorong oleh Adi hinga pintu itu terbuka.
Dan Nesya mundur hingga ke meja ruang makan. Keringat dingin mulai muncul dari tubuh Nesya menandakan rasa takut mulai menyerangnya.
Tanganya mulai gemetar meja yang di pengang ikut bergetar dan
Prang
Gelas bekas minum jatuh ke lantai, dan Nesya mengatakan"Tolong ka jangan mendekat," Pintanya gemetar
"kamu kenapa Nes?" tanya Adi khawatir dia malah semakin mendekati Nesya.
Nando mendengar keluhan sang wanita dia hanya diam tak bisa berbuat apa pun. Jika menolongnya sudah di pastikan akan ke tahuan dan akan membuat masalah untuk wanitanya nanti terlebih orang itu adalah tetangga sang wanita.
"Ah sial," Geram Nando mengepalkan tanganya kuat kuat, sambil meninju udara untuk melampiaskan kekesalnnya.
Pintu Kamar terbuka dan Nando segera menutupnya lalu menguncinya setelah sang wanita masuk.
"Tenangkan dirimu sayang." Ujar Nando memeluk sang wanita yang terlihat sangat lemas.
"Nes, apa kau baik baik saja Aku akan membantumu." Aldi menggedor pintu Nesya mencoba untuk masuk tetapi pintunya terkunci jadi dia hanya mengetuknya
Nando semakin geram dengan pria yang telah memanggil nama wanitanya. Tetapi dia mencoba menahannya, karen dia lebih memperdulukan sang wanita yang berada di pelukanya.
"Bagaimana sudah baikan?" tanya Nando pada sang wanita ketika wanitanya mengangkat kepalanya menatap dirinya.
"Emm, Terima kasih."Ujar Nesya mengangguk sambil mengulum senyum.
Azan sudah berkumandang dan Nesya belum menjalankan Sholat magrib.
Dia merasa kesal terhadap dirinya tak bisa melawan satu orang karena kelemahannya. Dia ingin sembuh apa yang harus di lakukan jika agar kelemahannya itu berganti dengan keberanian.
Dan Nesya sendri masih belum menemukan caranya.
Ponsel Nesya berbunyi dan dia mengambilnya
Ternyata Sandra yang telah menghubunginya
"Ya San, apa Eca rewel?"
"Ya Nes, kamu cepat ke mari. Bantu aku. Kebetulan Ayah dan Bunda juga pergi ke rumah Pak Lurah. Apa kamu sudah baik baik saja?"
"Sebentar lagi aku segera datang, ya aku baik baik saja San."
"Dah."
"Dah."
Nesya mematikan ponselnya kemudian Ia memasukan ponselnya ke dalam tas.
Tubuh Nesya masih di dekap Nando"Tubuhmu masih lemas loh sayang, apa kamu bisa pergi sekarang?"
"Tidak pa pa, aku akan berhati hati."
Jika sudah berkata seperti itu Nando hanya bisa mengikuti saran sang wanita.
"Aku sudah mendaftar ke KUA, dan berkas sudah ada di asisten ku. Tinggal tanda tangan kamu sayang. Kamu maukan, aku janji akan menjagamu." Ujar Nando membuat Nesya menatap sang pria.
"Kamu sunguh sunguh menjadi aku istrimu? Aku tidak ingin menentag kedua orang tua ku."
"Sayang aku tau, kita menjalani pernikahan ini tersembunyi. Hubungan seperti ini tidak sah sayang di mata agama. Terlebih hanya menambah dosa."
"Ya baik lah." Jawab Nesya pasrah.
Nando mengulum senyum lebar bahagia ransanya, bisa mendapatkan wanitanya. Walau perasaan sang wanita sedang bingbang. Dan dia akan meyakinkan sang wanita agar sang wanita bisa mempercayainya, lalu mengucup bibir sang wanita singkat.
"Terima kasih sayang."
Nesya melepaskan diri dari sang pria di berdiri,"Kamu mau menunda waktu ku lagi." Keluh Nesya kesel
"Oke oke kita pergi."
Nesya membuka pintu terlebih dahulu, takut Adi masih ada di rumahnya. Nesya berjalan ke pintu belakang kemudian ia menguncinya setelah tak ada bayangan orang di dalam rumahnya
kemudian Nesya menuju ruang tamu siapa taukan Adi berada di sana.
Nesya mengucap syukur dalam hati jika Adi sudah pergi. Dan dia kembali ke kamar " Ayo keluar sudah aman, dia sudah pergi." Nesya menarik tangan Sang pria untuk mengikutinya keluar rumah tak lupa sepatu sang pria dia bawa.
Sehat sehat untuk kalian 😊😊😊
Selamat membaca, jangan lupa dukungnya