— END 30 BAB —
Endalast Ganfera duduk di depan cermin besar di kamarnya, memandangi bayangannya sendiri. Usianya baru menginjak 15 tahun, tetapi di balik mata dan rambut merahnya, ada kedewasaan yang tumbuh terlalu cepat. Malam ini adalah ulang tahunnya, dan istana penuh dengan sorak-sorai perayaan.
Endalast tersenyum, tetapi matanya masih mengamati kerumunan. Di sudut ruangan, dia melihat pamannya, Lurian. Ada sesuatu dalam sikap dan tatapan Lurian yang membuat Endalast tidak nyaman. Lurian selalu tampak ambisius, dan ada desas-desus tentang ketidakpuasannya terhadap kepemimpinan Thalion.
Lurian berpaling dan berbicara dengan bangsawan lain, meninggalkan Endalast dengan perasaan tidak enak. Dia mencoba menikmati perayaan, tetapi kecemasan terus mengganggunya. Tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dari luar, oh tidak apa yang akan terjadi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabilla Apriditha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12: Pengadilan Pengkhianat
.......
.......
.......
...——————————...
Aula kerajaan yang megah kini telah berubah. Cahaya matahari pagi menyelinap melalui jendela-jendela besar, menerangi ruangan dengan sinar yang hangat. Di tengah aula, tahta Endalast bersinar dengan kebesaran baru, mencerminkan tekad dan wibawanya.
Setelah mengeksekusi Lurian dan memenjarakan Raja Nereval, Endalast bersiap untuk melakukan langkah berikutnya: pengadilan terhadap Raja Nereval. Hari ini, aula kerajaan dipenuhi oleh para bangsawan, prajurit, dan rakyat yang menunggu dengan harapan dan ketegangan.
Di ujung aula, terikat dan dijaga ketat, berdiri Raja Nereval dengan wajah yang penuh kebencian dan penyesalan. Endalast duduk di atas tahta, menatap tajam ke arah pria yang telah membantu menghancurkan keluarganya.
"Raja Nereval," Endalast memulai dengan suara yang tenang namun penuh kekuatan, "Hari ini, kau akan menghadapi keadilan atas semua kejahatan yang telah kau lakukan"
"Kau telah bersekongkol dengan Lurian, mengkhianati kerajaan Ganfera, dan menyebabkan kematian ayah dan ibuku. Apakah kau punya kata-kata terakhir sebelum hukuman dijatuhkan?"
Raja Nereval mengangkat kepalanya dengan angkuh, meskipun jelas terlihat bahwa ketakutan mengintai di balik matanya. "Endalast, kau mungkin menang hari ini, tetapi darah bangsawan akan selalu mengalir. Aku hanya melakukan apa yang aku anggap benar untuk kerajaanku."
Endalast tersenyum dingin. "Benar untuk kerajaanku? Kau hanya mementingkan dirimu sendiri, dan sekarang kau akan membayar harga untuk itu."
Endalast mengisyaratkan kepada prajurit di sebelahnya. "Bawa dia ke alun-alun utama. Rakyat harus melihat keadilan ditegakkan."
Di alun-alun utama, rakyat Ganfera berkumpul, menunggu dengan penuh antisipasi. Raja Nereval dibawa ke panggung eksekusi, diikuti oleh Endalast yang berdiri dengan anggun dan tegas.
"Rakyat Ganfera," seru Endalast, suaranya menggema di seluruh alun-alun, "Hari ini kita menyaksikan akhir dari tirani dan pengkhianatan. Raja Nereval, yang telah membantu dalam pembunuhan raja dan ratu kita, akan menerima hukuman atas kejahatannya."
Sebelum hukuman dilaksanakan, Endalast memberi kesempatan kepada Raja Nereval untuk berbicara. Dengan suara bergetar, Nereval berkata, "Jika ini adalah akhirku, maka biarlah aku mati sebagai seorang raja. Aku tidak meminta belas kasihan, karena aku tahu aku tidak akan mendapatkannya."
Dengan itu, Endalast menganggukkan kepala sebagai tanda bahwa hukuman siap dijalankan. Pedang eksekusi terangkat tinggi dan dalam satu gerakan cepat, kepala Raja Nereval terpisah dari tubuhnya.
Keheningan menyelimuti alun-alun saat tubuh Nereval jatuh ke tanah. Endalast berdiri dengan tenang, menyadari bahwa langkah ini membawa keadilan yang telah lama ditunggu-tunggu.
Endalast berbalik menghadap pasukannya yang setia. "Sekarang adalah waktu untuk menyembuhkan dan membangun kembali. Untuk memastikan bahwa pengkhianatan seperti ini tidak pernah terjadi lagi."
Dia kemudian memanggil para prajurit Nereval yang telah ditawan. "Aku memberi kalian pilihan," kata Endalast dengan suara tegas. "Kalian bisa menjadi bagian dari kerajaan Ganfera, melayani dengan setia dan hidup berdampingan dengan kami."
"Namun, jika ada pengkhianatan, aku tidak akan ragu untuk menghukum kalian dengan kematian. Ini adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kalian bisa berubah dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar."
Para prajurit Nereval saling berpandangan, beberapa tampak ragu-ragu. Seorang prajurit maju ke depan dan berkata, "Kami bersumpah untuk setia kepada Anda, Raja Endalast. Kami ingin memperbaiki kesalahan kami dan membangun masa depan yang lebih baik."
Namun, tidak semua orang senang dengan keputusan ini. Salah satu komandan Endalast, Arvel, maju dan memprotes. "Yang Mulia, bagaimana kita bisa mempercayai mereka? Mereka telah berperang melawan kita dan menyebabkan banyak kematian."
Endalast menatap Arvel dengan tegas. "Aku mengerti kekhawatiranmu, Arvel, tetapi kita tidak bisa terus hidup dalam dendam. Jika kita ingin maju, kita harus memberikan kesempatan kepada mereka untuk berubah. Kita harus menunjukkan bahwa kerajaan Ganfera adalah tempat yang adil dan penuh harapan."
Arvel tampak masih ragu, tetapi dia akhirnya mengangguk. "Baiklah, Yang Mulia. Saya akan mendukung keputusan Anda."
Endalast kemudian mengangkat tangannya, memberi isyarat kepada semua orang untuk bersatu. "Mari kita rayakan kemenangan ini dan mulai membangun kembali kerajaan kita. Bersama-sama, kita akan menciptakan masa depan yang lebih baik dan lebih cerah."
Sorak sorai menggema di seluruh alun-alun. Rakyat Ganfera dan para prajurit Nereval yang kini telah diterima sebagai bagian dari kerajaan bersatu dalam kebahagiaan. Endalast merasa lega, tahu bahwa ini adalah langkah pertama dalam menyembuhkan luka-luka masa lalu dan memulai era baru bagi kerajaannya.
Selama beberapa minggu berikutnya, Endalast memimpin usaha besar untuk memulihkan dan merenovasi kerajaannya. Dia memastikan bahwa semua bagian kerajaan yang pernah hancur dalam konflik diperbaiki dan diberikan kehidupan baru.
Endalast juga memerintahkan perubahan besar pada properti dan barang-barang kerajaan untuk menghilangkan aura kematian dan konflik yang pernah menyelimutinya.
Setiap hari, Endalast bekerja tanpa lelah, memastikan bahwa kerajaan Ganfera menjadi tempat yang aman, adil, dan penuh harapan. Dia memperhatikan bahwa prajurit Nereval yang diterima dalam kerajaannya menunjukkan kesetiaan dan kerja keras, membuktikan bahwa keputusan untuk memberi mereka kesempatan kedua adalah langkah yang benar.
Dengan keadilan yang telah ditegakkan dan kerajaan yang perlahan-lahan pulih dari luka-luka masa lalu, Endalast merasa yakin bahwa masa depan yang lebih baik kini berada di depan mereka. Dia berdiri di balkon istana, memandang ke arah kerajaannya dengan hati yang penuh harapan.
"Ini baru permulaan," pikir Endalast, dengan senyum yang penuh keyakinan. "Bersama-sama, kita akan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan damai."
Endalast mengingat kata-kata bijak ayahnya, "Pemimpin sejati adalah mereka yang membawa harapan, keadilan, dan perdamaian bagi rakyatnya." Dan kini, dengan segala pencapaian dan pengorbanannya, Endalast tahu bahwa dia telah menjadi pemimpin yang diinginkan oleh rakyatnya.
Kerajaan Ganfera memasuki era baru, di mana pengkhianatan telah dibalas, keadilan ditegakkan, dan harapan kembali tumbuh di hati setiap orang. Endalast, dengan kebijaksanaan dan keberaniannya, memastikan bahwa masa depan yang lebih baik kini terbentang di depan mereka, siap untuk diwujudkan.
...——————————...
Pagi itu, sinar matahari menyapa Endalast saat dia berdiri di balkon istana, memandang kerajaannya yang perlahan bangkit dari keterpurukan. Suara burung-burung yang berkicau mengiringi pandangannya yang penuh tekad. Usianya yang baru hampir 16 tahun tidak menghalanginya untuk memikul tanggung jawab besar ini.
Endalast tahu bahwa tugas besar menantinya. Dia harus membangun kembali kerajaannya yang hancur, tidak hanya fisik bangunannya tetapi juga semangat rakyatnya yang patah. Dia bertekad untuk membawa harapan baru bagi mereka.
Endalast memulai hari itu dengan mengumpulkan para penasihat dan komandan di ruang pertemuan. "Kita harus memulai dengan survei kebutuhan rakyat. Aku ingin tahu apa yang mereka butuhkan agar kita bisa membantu mereka membangun kembali kehidupan mereka," kata Endalast dengan tegas.
Penasihat utama, Arlon sang tabib, mengangguk setuju. "Yang Mulia, ini adalah langkah yang bijaksana. Kita akan mengirim tim untuk mengumpulkan informasi dari setiap desa dan kota."
Beberapa hari kemudian, hasil survei mulai masuk. Rakyat membutuhkan berbagai macam bantuan: makanan, perlindungan, perbaikan rumah, dan tentu saja, keamanan. Endalast membaca laporan-laporan itu dengan hati-hati, merasakan beban tanggung jawab yang semakin berat.
Endalast memutuskan untuk menggunakan sebagian besar harta kerajaan untuk membantu rakyatnya. Dia memerintahkan agar harta itu dibagikan secara merata kepada setiap keluarga yang membutuhkan.
Di alun-alun kota, Endalast berdiri di depan kerumunan rakyat yang berkumpul. "Rakyat Ganfera, hari ini aku datang dengan harapan bahwa bantuan ini akan membantu kalian memulai kembali kehidupan yang lebih baik."
"Aku meminta maaf atas segala penderitaan yang telah kalian alami di bawah kekuasaan Raja Nereval dan Paman Lurian. Aku berjanji bahwa kita akan membangun masa depan yang lebih baik bersama-sama."
Rakyat menyambut dengan sorak sorai, banyak di antara mereka yang terharu. "Terima kasih, Yang Mulia! Kami percaya pada Anda!" teriak seorang wanita tua dari tengah kerumunan.
Endalast tersenyum, merasa lega melihat antusiasme rakyatnya. "Kita harus melangkah ke depan, bersama-sama," pikirnya.
Setiap malam, setelah seharian bekerja, Endalast merenung di kamarnya. Dia tahu bahwa dia telah mengambil alih tanggung jawab yang sangat besar di usianya yang masih muda. "Ayah, Ibu, aku berharap aku bisa membuat kalian bangga," bisiknya kepada dirinya sendiri, memandangi potret orang tuanya yang tergantung di dinding.
Arlon, penasihat setianya sering menemani Endalast dalam percakapan yang mendalam. "Yang Mulia, Anda telah melakukan banyak hal yang luar biasa dalam waktu yang singkat. Tidak banyak orang yang bisa melakukan apa yang Anda lakukan."
Endalast mengangguk perlahan. "Terima kasih, Arlon. Tapi aku merasa bersalah. Rakyat kita telah mengalami teror dan kekejaman selama hampir satu tahun. Sebagai pemimpin, itu adalah tanggung jawabku."
Arlon menepuk bahu Endalast dengan lembut. "Yang Mulia, penting untuk belajar dari masa lalu, tetapi Anda juga harus fokus pada masa depan. Rakyat melihat Anda sebagai simbol harapan dan keadilan."
Setelah membagikan harta kepada rakyat, Endalast mulai memimpin usaha renovasi dan pembangunan kembali. Dia berjalan melalui desa-desa dan kota-kota, berbicara langsung dengan rakyatnya, mendengarkan keluhan mereka, dan menawarkan solusi.
Di sebuah desa yang hancur, Endalast bertemu dengan seorang petani bernama Orlan. "Yang Mulia, rumah saya hancur dalam serangan. Saya tidak tahu harus mulai dari mana."
Endalast memandang rumah yang hancur itu dengan empati. "Orlan, kita akan membangun kembali rumahmu dan semua rumah di desa ini. Aku akan mengirim para tukang dan bahan bangunan secepatnya. Kamu tidak sendirian."
Orlan menatap Endalast dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, Yang Mulia. Anda benar-benar pemimpin yang peduli."
Endalast menepuk bahu Orlan dengan lembut. "Kita adalah satu keluarga besar. Kita harus saling membantu."
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Endalast adalah menyatukan pasukan Nereval dengan pasukannya sendiri. Banyak dari pasukannya yang menolak untuk menerima mantan musuh mereka.
Di sebuah pertemuan dengan komandan dan para prajurit, Endalast berbicara dengan tegas. "Kita tidak bisa terus hidup dalam dendam. Jika kita ingin maju dan membangun masa depan yang lebih baik, kita harus memberi kesempatan kepada mereka untuk berubah. Pasukan Nereval yang memilih untuk bergabung dengan kita telah bersumpah setia. Kita harus menerima mereka sebagai saudara kita."
Arvel, salah satu komandan yang setia kepada Endalast, masih merasa ragu. "Yang Mulia, bagaimana kita bisa mempercayai mereka? Bagaimana jika mereka berkhianat lagi?"
Endalast menatap Arvel dengan serius. "Aku mengerti kekhawatiranmu, Arvel. Tetapi aku percaya bahwa kita harus memberi mereka kesempatan. Mereka telah berjanji setia, dan aku akan memastikan bahwa mereka tahu konsekuensi dari pengkhianatan. Jika mereka berkhianat lagi, aku akan bertanggung jawab penuh."
Arvel akhirnya mengangguk setuju, meskipun masih dengan sedikit keraguan. "Baiklah, Yang Mulia. Saya akan mendukung keputusan Anda."
Setelah berhasil menyatukan pasukan, Endalast mengadakan perayaan besar di alun-alun kerajaan. Seluruh rakyat, termasuk pasukan Nereval yang kini menjadi bagian dari kerajaan Ganfera, berkumpul untuk merayakan kemenangan dan awal baru.
Endalast berdiri di panggung utama, memandang rakyatnya yang bersorak dengan penuh semangat. "Hari ini kita merayakan tidak hanya kemenangan atas musuh, tetapi juga kemenangan atas ketidakpercayaan dan kebencian. Kita telah membuktikan bahwa dengan kerja sama dan kepercayaan, kita bisa membangun masa depan yang lebih baik."
Sorak sorai dan tepuk tangan bergema di seluruh alun-alun. Rakyat dan prajurit bersatu dalam kegembiraan dan harapan. Endalast merasa lega dan bahagia melihat kerajaannya mulai pulih dan bersatu.
Hari demi hari, Endalast terus bekerja keras untuk membangun kembali kerajaannya. Dia memastikan bahwa setiap rakyat mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, bahwa setiap rumah dan bangunan yang hancur diperbaiki, dan bahwa keamanan serta keadilan ditegakkan.
Setiap malam, Endalast merenung di kamarnya, merasa bangga dengan kemajuan yang telah dicapai. Dia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tetapi dia yakin bahwa dengan tekad dan kerja keras, masa depan yang cerah akan terwujud.
Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, Endalast tahu bahwa masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Di usianya yang hampir 16 tahun, dia telah belajar banyak tentang kepemimpinan, tanggung jawab, dan pengorbanan.
Endalast sering berbicara dengan Arlon tentang masa depan. "Arlon, aku tahu bahwa perjalanan kita masih panjang. Aku ingin memastikan bahwa kerajaanku tetap kuat dan adil."
Arlon tersenyum bijak. "Yang Mulia, dengan hati yang penuh kebijaksanaan dan keberanian seperti Anda, saya yakin kita akan menghadapi setiap tantangan dengan baik. Rakyat Ganfera beruntung memiliki pemimpin seperti Anda."
Endalast merasa lega mendengar kata-kata Arlon. Dia tahu bahwa dengan dukungan dari penasihat dan rakyatnya, dia akan mampu menghadapi setiap tantangan yang datang. Bersama-sama, mereka akan menciptakan masa depan yang lebih baik, penuh dengan harapan, keadilan, dan kedamaian.
Dalam 2 tahun, kerajaan Ganfera tumbuh menjadi salah satu kerajaan yang paling makmur dan damai. Rakyat hidup dalam kebahagiaan dan keamanan, berkat kepemimpinan bijaksana Endalast.
Pada usia yang masih muda, Endalast telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kuat dan adil. Dia belajar bahwa dengan kerja keras, tekad, dan hati yang penuh empati, dia bisa membawa perubahan positif dan membangun masa depan yang lebih baik untuk semua orang.
Endalast terus memimpin kerajaannya dengan kebijaksanaan dan keberanian, memastikan bahwa setiap rakyatnya mendapatkan keadilan dan kesejahteraan. Dan di usianya yang semakin dewasa, dia selalu mengingat pelajaran berharga dari masa lalunya, menggunakan pengalaman itu untuk membangun masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan.