Linda adalah seorang pengembara dengan ilmu medis dan keterampilan beladiri yang sangat hebat.
Mengalami hilang ingatan membuatnya diperbudak oleh sebuah keluarga yang membutuhkan seorang perawat gratis untuk putra mereka yang sedang sakit.
Sebuah kecelakaan membuat Linda kembali mengingat ingatannya dan kemudian bertemu seorang pria bernama Alaska yang memberinya sebidang tanah.
Dari tanah itu Linda mendapat kesuksesan sebagai seorang perempuan pengusaha tanaman herbal terbaik di desa tersebut.
Kalau kamu sakit, jangan lupa datang ke kebunnya meminta obat herbal, dijamin sembuh!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Semua orang akan mendapat giliran merasakan sakit
Pilihan yang bagus untuk menukarnya dengan sejumlah uang.
Iyan yang ditanyai oleh sang pengawal dengan cepat mengangguk, "tentu saja, berapapun yang kalian mau!" Tegas Iyan percaya diri.
"Baiklah, kalau begitu bayar satu cambukan dengan 100 juta!" Ucap sang pengawal membuat mata Iyan melotot, bola matanya hampir saja keluar dari tempatnya saking terkejutnya dia.
100 juta per jam bukan, artinya 500 juta untuk 5 cambukan!
Iyan dengan gugup berkata, "I,,, ini adalah pemerasan! Bagaimana bisa--"
"Pemerasan katamu?! Beraninya kau menuduh kami memerasmu! Semua orang di sini mendengar kaulah yang menawarkannya, jika tidak memiliki uang maka tutup mulut mu dan terima hukumanmu!" Tegas sang pengawal langsung menarik tubuh Iyan dan melemparkannya ke tanah.
Sang pengawal pun dengan cepat mengangkat cambuk yang ada di tangannya dan mengayunkannya dengan keras ke tubuh Ian.
Syush......
Cambuk bergerak dengan cepat mengenai punggung Iyan, duri-duri kecil yang ada dicambuk itu langsung mengoyak kulit punggung Iyan hingga mengeluarkan darah.
"Akhhhhh!!!" Iyan teriak keras dengan rasa sakit yang ia terima.
Tetapi baru satu cambukan, masih tersisa 4 cambukan lainnya.
Syush!!!
Pengawal mengayunkan cambuknya untuk yang kedua kalinya Dan disambut dengan teriakan Iyan yang begitu keras.
Para pejabat pemerintahan yang ada di sana langsung merasakan tubuh mereka menjadi keringat dingin, bahkan beberapa diantara mereka tidak tahan sampai celana mereka menjadi basah.
Para warga menahan rasa gembira mereka dalam hati, hanya diam namun mereka bersorak-sorai di dalam hati.
Bagaimanapun, akan berakibat fatal bagi mereka jika mereka memperlihatkan kesenangan mereka dan kemudian wajah mereka dikenali, bisa bisa berikutnya merekalah yang mendapat cambukan dari para pejabat pemerintahan..
Syush.....!
cambukan yang ketiga bergerak cepat ke arah punggung Iyan membuat Iyan merasakan sakit yang luar biasa di punggungnya, tak tahan lagi dengan rasa sakit itu, seketika Iyan jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Sang pengawal masih ingin mencambuk, tetapi rekannya menghentikannya.
"Tunggu sampai dia bangun lalu lanjutkan cambukannya!" Perintah sang pengawal membuat para pejabat pemerintahan di sana benar-benar tercengang.
Tidak ada kesempatan untuk tidak merasakan rasa sakitnya!
Beberapa diantara mereka seketika terkulai lemas dan jatuh tak sadarkan diri.
Sementara sang pengawal, Dia berjalan menghampiri 3 orang yang berlutut berdampingan.
Kepala desa, hakim Dan Doni.
Keringat dingin meluncur seperti hujan di sekujur tubuh ketiga pria itu, baju mereka seketika menjadi sangat basah hingga bisa diperas.
Siapa di antara mereka berikutnya?
Doni menggigit Bibir bawahnya, ia meramas kencang pakaiannya yang basah hingga tetes-tetes keringatnya membasahi tanah.
Bagaimana kalau sekarang gilirannya?
Dia tidak siap, tidak akan pernah siap!
Sang pengawal memperhatikan 3 pria di sana, tampak mereka semua ketakutan, hingga sang pengawal berdiri sambil menyunggingkan senyumannya, dia cukup terhibur, pengawal itu menunjukkan jari telunjuknya dan mulai memindahkannya dari satu orang ke orang yang lain.
"Ada tiga orang yang mau dicambuk, manakah yang harus duluan?" Sang pengawal menghentikan tunjukkan jarinya ke arah sang hakim membuat sang hakim dengan cepat menggelengkan kepalanya.
Bisakah dia yang terakhir?
Mulut pria itu bergetar, hendak mengatakan sesuatu namun suaranya tercekat, tidak mampu mengatakan apapun hingga sang pengawal hanya dengan cepat menarik hakim tersebut dan membawanya ke tempat cambukan.
Suara cambukan menggema di telinga semua orang diikuti oleh daging yang terkoyak dan darah yang mengalir dari punggung sang hakim.
Teriakan memilukan dari sang hakim terdengar sampai ke ujung desa membuat para warga yang ada di sana bergidik ngeri.
Ini baru lima kali cambukan, sebelumnya mereka telah memutuskan untuk memberikan 100 cambukan pada Linda, seorang perempuan, sangat kejam!
biar makin semangat
thankyou ya Thor..