I'M The Devil'S Princess

Odeliah berlatih pedang lagi bersama dengan Johan, jujur Odeliah sama sekali tidak bosan berlatih pedang dengan Johan.

sring!

Pedang yang di pegang Johan jatuh terhempas ke tanah. "Aku menang lagi Johan," ucap Odeliah dengan bangga dia berhasil mengalahkan Johan beberapa kali.

"Kau semakin hebat saja Odeliah. Aku harus banyak berlatih untuk mengalahkan mu lagi," ucap Johan dengan bangga.

"Tentu saja. Aku selalu menunggu duel bersama dengan mu," jawab Odeliah dengan senang hati.

Beberapa tahun ini hubungan Odeliah dengan Johan semakin membaik tidak seperti sebelum nya dimana Odeliah selalu saja membenci Johan dan begitupun sebaliknya nya hingga mereka berdua saling membangun dinding pembatas di antara kedua nya, namun hal itu tidak akan terjadi lagi untuk Odeliah.

"Saat ulang tahun mu ke 13. Aku akan pulang dan memberikan hadiah terbaik untuk mu," ucap Johan dengan senyuman manis nya membuat para gadis pasti akan luluh.

Banyak gadis dan para Tuan Putri yang menyukai Johan namun Johan selalu saja membuat pembatas di antara mereka.

"Terima kasih aku menantikan nya," balas Odeliah dengan senyuman manis yang tanpa dia sadari selalu membuat Johan ketagihan melihat senyuman nya.

"Odeliah apa kamu masih berteman dengan Louis?" tanya Johan dengan nada ketus tidak seperti tadi dia terlihat sangat lembut.

"Ya. kenapa?"

"Jauhi Anak itu. Aku tidak suka melihat nya," tegas Johan seperti dulu selalu saja masih membenci Louis.

"Louis juga akan pergi ke akademi dengan mu. Aku harap kalian berdua berteman dekat, Louis anak yang baik Johan," ujar Odeliah tidak ingin kedua nya bermusuhan.

"Louis akan pergi ke akademi juga?" tanya Johan terkejut.

"Ya. Ayah baru memberitahu ku kemarin. Louis mendapatkan kesempatan masuk akademi yang sama dengan mu," beritahu Odeliah yang tidak menduga jika Johan sama sekali tidak tahu Louis akan masuk akademi yang sama dengan nya.

Johan menarik senyuman. "Aku akan berusaha," ucap Johan namun terlihat dia menahan kebencian nya.

"Odeliah saat aku tidak ada bersama dengan mu. jangan mau dekat dengan anak laki-laki lain," pinta Johan dengan tegas.

Odeliah sudah hafal Johan akan berkata seperti itu dari dulu dia selalu mengatakan hal itu pada Odeliah. "Johan kau tidak bisa mengatur ku. Aku berhak mencari teman siapapun itu, dan aku juga tidak melarang mu berteman dengan siapapun kan," balas Odeliah membuat Johan menundukkan kepala nya kesal.

"Aku hanya tidak suka kamu dekat dengan laki-laki lain," ucap Johan.

Dia sangat mengkhawatirkan ku di manipulasi anak laki-laki lain atau ada maksud lain?

Tanyakan saja padanya.

"Kenapa?" tanya Odeliah selalu penasaran dengan alasan Johan.

"A-apakah kamu tidak menyukai ku?" tanya balik Johan membuat Odeliah kebingungan namun beberapa detik kemudian Odeliah menatap tajam Johan.

"Johan. Aku menyayangimu sebagai kakak ku dan tidak lebih dari itu,," tegas Odeliah yang sejujurnya tidak ingin membuat suasana jadi buruk tapi dia harus menegaskan sesuatu yang tidak boleh melenceng dari keluarganya.

Johan menghela nafas lalu dia tersenyum tipis. "Maaf membuat mu marah Odeliah," ucap Johan merasa tidak enak.

"Tidak. Aku hanya menjawab pertanyaan mu, aku tidak marah sama sekali," jawab Odeliah dengan senyuman hangat nya.

"Aku akan membersihkan diri duluan," ucap Johan segera melangkah pergi dari sana.

Kau menegaskan sesuatu yang seharusnya dia pahami.

Aku tidak ingin keluarga ku berantakan karena perasaan yang berlebihan.

Johan ingin lebih dari saudara. Aku tau dia bukan kakak kandung mu tapi aku tidak menyangka kamu akan menyadari nya, aku kira kamu tidak peka.

Aku baru saja menyadari jika selama ini sikap ku terlalu berlebihan padanya sehingga membuat dia mengharapkan sesuatu yang lebih.

Kau akan menjaga jarak Odeliah?

Dia akan pergi ke akademi. jarak antara kami akan jauh dan aku harap dia menemukan seseorang yang dapat menemani nya.

...----------------...

Odeliah bergegas pergi ke ruangan kerja Elvan karena mendapatkan perintah dari pelayanan pribadi Elvan untuk segera menerima Elvan di ruang kerja.

"Tuan Putri Odeliah telah tiba!" ucap Pelayan bernama Joseph.

"Selamat datang Putri ku," sapa Elvan dengan senyuman hangat.

"Terima masih atas sambutan nya Ayah. Ada apa memanggil ku?" tanya Odeliah dengan sopan dan rasa hormat nya.

"Ada surat untuk mu dari Kerajaan Giorgino. silahkan kamu baca sendiri," beritahu Elvan sambil memberikan surat resmi tersebut.

Ada apa ya? aku tidak membuat Kerajaan manapun bangkrut saat ini.

Odeliah dengan penasaran membuka dan membaca isi surat tersebut. "Kompetisi Putri Mahkota?"

"Apa-apaan ini Ayah?" kesal Odeliah membaca surat tersebut.

"Kerajaan Giorgino mengundang mu untuk ikut kompetensi calon putri Mahkota yang akan mendampingi putra mahkota seumur hidup nya," beritahu Elvan dengan wajah suram seperti Odeliah.

"Apa aku boleh menolak nya?" tanya Odeliah tidak suka.

"Tentu saja. Berani sekali mereka lancang memasukkan nama putri kesayangan ku sebagai calon putri Mahkota untuk bedebah!" ucap Elvan yang ternyata jauh lebih kesal di bandung Odeliah.

"Biarkan aku membuat surat pengunduran diri Ayah!" tegas Odeliah membara.

"Tidak bisa nak."

"Kenapa Ayah?"

"Kamu harus pergi ke pesta minum teh dulu seusia perjanjian di surat undangan itu. Kamu hanya boleh mengundurkan diri setelah bertemu dengan Putra Mahkota kerajaan Giorgino."

Odeliah merasa dunia nya akan runtuh, Odeliah sangat benci di jodohkan dengan siapapun saat usia seperti ini karena Odeliah masih ingin menikmati masa kecil nya dan memperbaiki masalah di hidup nya.

"Baiklah. aku akan mengundurkan diri setelah bertemu dengan dia."

"Tuan Putri Odeliah. saya ingin memberitahukan jika Putra Mahkota sangat tampan dan populer di kalangan para Putri," ujar Alexius memberitahu dengan nada bangga.

"Lalu? aku harus berubah pikiran walau dia tampan?" ketus Odeliah bertanya.

"Ingat Odeliah. Ayah tidak membutuhkan calon mantu seat ini," tegas Elvan mengingatkan.

"Baik Ayah."

Ayah dan anak sama saja.