NovelToon NovelToon
Takdir Indah

Takdir Indah

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Teen Angst / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Slice of Life
Popularitas:149.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana 17 Oktober

"Pergi kamu! Jangan pernah datang ke sini lagi! Bapak dan ibuku bukanlah bapak dan ibu kamu!" usir kakak sulungku yang ucapannya bagaikan belati menusuk hati, tapi tidak berdarah.

Kakak kandungku mengusir aku yang datang menemui bapak dan ibu kandungku, tapi bapak dan ibuku hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Inilah kisahku. Kisah seorang gadis yang terjebak dalam konflik keluarga. Memaksa diriku yang masih kecil berpikir dewasa sebelum waktunya.

Aku berusaha menjalani hidup sebaik yang aku bisa dan melakukan apapun semampuku. Selalu berusaha berpikir positif dalam setiap masalah yang menderaku. Berjuang keras menahan semua penderitaan dalam hidupku. Berusaha tetap tegar meskipun semua yang aku hadapi tidak lah mudah.

Bagaimana caraku, menghadapi kemelut dalam keluargaku yang berpengaruh besar dalam hidupku?

Yuk, ikuti ceritaku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Mengkhawatirkan

Aku menulis lirik lagu di buku yang memang khusus ku pakai untuk menulis lirik lagu. Aku menulis banyak lirik lagu pop Indonesia maupun barat. Biasanya teman-teman ku suka meminjam buku ini sekedar untuk bernyanyi bersama di waktu jam istirahat ataupun jam kosong. Sedangkan aku si empunya buku merangkum buku milik teman-temanku.

Aku memang hobi banget mendengarkan lagu. Mendengarkan lagu bisa membuat mood ku membaik. Dan aku selalu lebih dulu tahu lagu-lagu terbaru.

"In, antar nenek ke dokter, yuk! Kepala nenek pusing banget," pinta nenek yang memang terlihat tidak baik-baik saja.

"Entar, nek. Aku ganti baju dulu," ucapku bergegas mengganti baju.

Aku mengayuh sepedaku membonceng nenek menuju sebuah klinik yang jaraknya sekitar 15 menit dari rumah jika ditempuh dengan sepeda.

"Kamu tunggu di sini. Nenek mau masuk," ucap nenekku setelah kami tiba di klinik.

"Iya, nek," sahutku, lalu duduk di ruang tunggu.

Dari ruang tunggu ini aku bisa melihat lalu lalang kendaraan di jalan raya di depan ku. Aku melihat seorang pria mengendarai sepeda unta. Aku jadi teringat saat aku masih SD dulu. Aku pernah mengendarai sepeda unta milik Kak Joko.

Waktu itu tubuhku masih pendek, tapi berani duduk di jok sepeda yang tinggi.

Beberapa tahun yang lalu..

Dengan santai aku mengendarai sepeda tinggi ini. Namun saat aku hendak turun dari sepeda..

"Eh..eh..kenapa ini..?" gumamku waktu itu karena ternyata saat aku hendak turun, kaus yang aku pakai menyangkut di jok sepeda. Aku kehilangan keseimbangan hingga...

"Aaaakkh.."

"Brukk.."

Aku dan sepeda yang aku kendarai mendarat cantik ke sawah yang di tanami padi. Jalan yang aku lewati ini tingginya sekitar satu setengah meter dari sawah yang ada di sisi jalan. Jangan tanya bagaimana tubuh dan mukaku. Semuanya terkenal tanah berlumpur.

Sekarang, bagaimana aku harus naik membawa sepeda ini? Aku tidak mungkin bisa menaikkan sepeda ini sendirian.

"Kamu kenapa? Jatuh, ya?" tanya seorang bapak-bapak yang lewat terkekeh kecil menatap aku.

Sudah jelas aku jatuh, masih nanya lagi. Huff..sabar... sabar....

Orang sabar pantatnyaa lebar. Eh, salah. Orang sabar di sayang Tuhan dan di berikan banyak ujian. He..he..he..

Benar bukan?

Tapi masih untung ada orang yang lewat dan mau membantuku menaikkan sepeda ini.

"Sepeda ini terlalu tinggi dan besar buat kamu yang tingginya semampai, alias tinggi satu meter tak sampai seperti ini," ujar bapak-bapak itu terkekeh seraya mengacak-acak rambut ku gemas.

Aku tersenyum menunjukkan deretan gigiku yang di bagian depan agak miring. Lumayan kesal mendengar bapak-bapak ini mengatakan tinggi ku semampai, alias satu meter tak sampai.

"Sudah, pulang sana! Mandi dan bersihkan tubuh kamu yang penuh lumpur. Itu. Jangan lupa mandikan juga sepeda kamu. Bisa pulang sendiri, kan?" tanya bapak-bapak itu kembali mengacak-acak rambut ku setelah membantu aku menaikkan sepedaku. Untung saja dia menolong aku, meskipun selain menolong aku juga meledek aku.

"Terima kasih, Pak," ucapku meskipun sedikit kesal. Tapi tanpa bantuannya, aku nggak bisa menaikkan sepeda ini dari sawah.

"In, In.." aku terhenyak dari lamunan ku saat mendengar suara nenek memanggil aku seraya menggoyangkan pundak ku.

"Eh, iya, nek," sahutku yang baru tersadar dari lamunanku.

Aku melihat nenekku dan seorang dokter pria muda yang tersenyum ramah di belakang nenekku berdiri.

"Ayo, pulang!" ajak nenekku.

"Sudah selesai periksanya, Nek?" tanyaku yang tidak merasa menunggu lama karena sedang melamun teringat masa lalu.

"Sudah," sahut nenek.

"Ternyata sama cucunya, ya, Nek?" tanya Pak Dokter.

"Iya, Dok," sahut nenekku tersenyum tipis.

"Naik apa, nek?" tanya Pak Dokter lagi.

"Di bonceng sama cucu saya ini," sahut nenek.

"Di bonceng cucu nenek ini? Naik apa?" tanya dokter itu nampak terkejut.

"Iya, Dok. Dibonceng naik sepeda," sahut nenek tersenyum tipis.

"Astaga, Nek. Saya kira nenek ke sini naik becak atau angkot. Ternyata dibonceng naik sepeda. Darah nenek tinggi loh, 200 mmHg. Tekanan darah orang yang usianya 69 tahun seperti nenek ini normalnya <150/<90 mmHg. Jadi Tekanan darah nenek sekarang sudah termasuk tinggi atau dinamakan hipertensi. Tekanan darah yang lebih dari 180/120 mmHg merupakan kondisi kegawatan yaitu hipertensi emergensi. Hipertensi emergensi harus segera diberikan penanganan karena dapat menyebabkan komplikasi lebih berat seperti stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, ensefalopati, edema paru, serangan jantung, dan aneurisma. Ini nenek malah ke sini dibonceng naik sepeda oleh cucu nenek yang masih kecil ini. Anak nenek kemana?" tanya dokter itu dengan ekspresi khawatir bercampur kesal.

Aku terkejut mendengar perkataan dokter. Ternyata nenek menderita hipertensi dan menurut penjelasan dokter, keadaan nenek ini termasuk mengkhawatirkan.

"Anak-anak pada repot, Dok," sahut nenek tersenyum masam.

Aku mengerti perasaan nenek. Dia pasti sedih. Dua orang anak laki-lakinya yang rumahnya dekat dengan dirinya sulit kalau di suruh, hingga nenek malah seperti nggak punya anak. Di usianya yang sudah tua ini masih harus bekerja keras menghidupi aku dan dirinya sendiri. Semoga kelak jika aku memiliki anak tidak seperti anak-anak nenek yang laki-laki. Mereka melupakan nenek semenjak mereka menikah.

"Istirahat yang cukup, jangan ngopi dan jangan makan makanan yang pedas, ya, Nek," ujar dokter memperingati nenek.

"Iya, Dok," sahut nenekku.

Berhenti ngopi? Padahal nenek ku sama sekali tidak bisa berhenti ngopi. Nenek bilang kepalanya puyeng kalau nggak ngopi. Entah setelah ini masih mau ngopi lagi apa enggak. Tapi rasanya aku bisa jamin kalau nenek nggak bakal berhenti ngopi.

Istirahat yang cukup? Jangan bercanda. Nenekku orangnya nggak bisa diam. Ke sawah, menyapu sekeliling rumah, mencari rumput, pergi ke pasar, membuang pup sapi yang berat, semuanya tidak mungkin di hentikan nenek. Semuanya tetap dikerjakan nenek, jika aku tidak membantunya. Karena anak-anaknya tidak ada yang mau membantunya.

Aku sendiri juga tidak bisa selalu membantu nenek karena harus sekolah. Selain itu, kalau nenek istirahat dan berhenti bekerja, maka kami berdua tidak akan bisa makan.

"Hati-hati bonceng neneknya, ya, Dik! Jangan sampai neneknya jatuh," ucap Pak Dokter, seraya membantu nenek naik di boncengan sepeda ku.

"Iya, Pak Dokter," sahutku yang sudah bersiap mengayuh sepeda ku.

Dalam perjalanan pulang, nenek dan aku tidak bicara sepatah kata pun. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh nenek.

Namun ada rasa takut di hatiku. Takut kalau nenek meninggal. Meskipun aku tahu, cepat atau lambat itu semua akan terjadi, karena usia nenek sudah tua. Aku tidak tahu harus bergantung pada siapa jika nenek meninggal.

Bergantung pada Paman Supri rasanya tidak mungkin, mengingat bibi yang selama ini hanya menjadikan aku sebagai tenaga gratisan. Sedangkan bapak dan ibuku...aku bahkan tidak mengenal bagaimana sifat bapak dan ibu kandung ku sendiri. Kami persis seperti orang asing.

Entah bagaimana nasibku kalau nenek meninggal. Aku mungkin akan seperti layangan yang putus dari talinya. Terombang-ambing di bawa angin tanpa tahu arah dan tujuan, tanpa bisa melawan mau dibawa kemana.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Syarifah
Thor mana dong kisah indah yg versi dewasanya,
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih KK 🤗🙏🙏🙏
Syarifah: semoga semua karya mbk Nana sukses selalu,AQ suka semua ceritanya
total 3 replies
Regina Pasaribu
Halo Thor . Kisah Indah kok datar banget.. Anyway, tetap semangat dalam berkarya.. Semoga next episode Indah bisa bertemu dan kumpul lagi dengan sahabat² nya.. Jodohkanlah Indah dengan Yoga atau Antonio.. Buat a beautiful happy ending juga utk hidupnya Indah..
Regina Pasaribu
Prolog nya agak membosankan ya Thor.. Semangat ya!
Baharuddin Udin
bagus
syisya
ditunggu thooor, masih fokus ke kisah Zico & Delia ya thor..semangaaaaat 💪🏻
Dewi S Ayunda
selamat y ndah... km suksees. apa yg kamu impikan tercapai.hidup bahagia mnikmati masa muda wlpun masa kecil dan remajamu penuh ksulitan ekonomi.dn krj keras
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Septya Tya
good
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻
bendahara bank itu apa ya kak ?
༄ⁱᵐ᭄✿ΛLєKƬΉΛ࿐🌴 🍉🔻🔻: teller maksudnya kak ? 😁
Krn aku baru dgr bank ada bendahara nya . 🫣
🌠Naπa Kiarra🍁: Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang.
Itu yang aku tahu. Maaf klo jawaban kurang memuaskan.🙏
total 2 replies
Sugiharti Rusli
suka yah sama petualangan si Indah, karena apa yang dia alami mungkin banyak terjadi di kebanyakan orang di masyarakat kita yah, istilah nya sehari-hari masyarakat kita yah seperti Indah dan lingkungannya,,,
Sugiharti Rusli
betul In, mending nothing to loose aja hidup mah, dan bagus tuh kamu tetap mau bersilaturahmi sama kedua ortu kamu, karena walo mereka ga pernah merawat kamu ridho mereka buat hidup kamu lagi mudah kelak,,,
cenil
ayondong lanjutken....sampai Indah jd kuliah lagi ketemu teman² SMAnya pasti asyiik deh...ayo dong kak Nana...lanjut episode berikutnya
Dinniey Meyla
waaaahh koq udah tamat ajh ,, seneng melihat indah sudah menemukan kebahagiaannya ...
trus kabarbindah yg dijodohkan dan udah nikah bagaimana ??
apa akan di lanjutkan di cerita indah yg sudah dewasa nanti ??
🌠Naπa Kiarra🍁: Insyaallah,kak.
total 1 replies
abimasta
waahh sudah tamat,terimakasih thor
Mutiara Tiara
kau tunggu jangan lama kk Nana 😘😘😘😘🌹
Farida P
lho..tiba2 tamant ka
terimakasih author.ditunggu karya berikutnya
Ass Yfa
end ta,,, tak kira lanjut dewasa... ternyata sampai disini. kita tunggu kak judul barunya
Hermawan Ajja
novel jiplakan kaya gini ni
🌠Naπa Kiarra🍁: Maaf njiplak novel yang mana, ya, kak? Karya siapa?
total 1 replies
Hermawan Ajja
g jelas awal g jelas akhir cuman segitu doang cerita indah nya g kreatif banget
🌠Naπa Kiarra🍁: Coba dijelaskan, g jelasnya dimana?
Klo soal panjangnya cerita, jujur nulis 46 bab cerita Indah ini aku g dpt reward serupiah pun dari NT. Cuma dpt capai nulis dan mikir alur cerita doang.

Ini novel beneran GRATIS. Yang baca gratis g beli bab dan author nya juga g dpt reward sama sekali dari novel ini.
Biasanya author lain pilih Hiatus, alias ceritanya g dilanjutkan klo g dpt reward dari NT . Tapi aku g suka Hiatus kayak gitu. Jadi, meskipun g dpt reward sepeserpun dari NT, aku tetap tulis sampai tamat.

Kenapa kisahnya hanya sampai Indah kerja? Karena klo aku lanjutkan, genre dan tag cerita akan kacau balau.
Ada aturan dalam menulis. Genre dan tag cerita harus sesuai cerita.
Semoga penjelasan aku bisa dimengerti.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!