Istri Kontrak Brondong Kaya

YES, BERHASIL !!!

Radith tersenyum puas saat Ayu baru saja selesai menanda tangani surat kontrak nikah yang ia berikan. Ia pun segera menyimpan berkas surat itu ke dalam sebuah tas hitam yang ia bawa.

"Besok jam sepuluh pagi, aku akan menjemput mu. Tante Nadya ingin mengajak mu untuk memilih baju pengantin yang cocok sesuai ukuran mu."

Ujar Radith berpesan sebelum pergi dari rumah kontrakan Ayu.

Ayu mengangguk dan melepas kepergian Radith dengan senyuman tipis.

Esok hari nya, pukul 10 pagi.

Ayu yang berdandan secantik mungkin dengan pakaian terbaik yang ia miliki terlihat gembira saat Nadya mengajak nya ke sebuah butik terkenal. Disana ia di pilih kan gaun pengantin yang sangat cantik dan anggun.

Nadya begitu terpukau melihat kecantikan Ayu yang semakin anggun dan mempesona di balut dengan gaun pengantin panjang berwarna putih. Wanita paruh baya itu terlihat bersemangat sekali mempersiapkan pernikahan putra nya. Tak kelihatan jika wanita itu mengidap penyakit yang serius.

"Ah, mungkin benar kata Radith. Beliau sangat menyukai ku. Ia tak mau memperlihat kan penyakit nya di depan ku. Barang kali saja, ini memang impian nya. Aku tak boleh menanyakan penyakit nya nanti beliau bersedih dan makin sakit parah." Batin Ayu berprasangka baik.

Ayu mencoba menepiskan prasangka buruk nya. Bisa menghabiskan waktu berdua seharian bersama Nadya bagi nya sangat membahagiakan kan.

"Ternyata begini rasa nya punya mama. Varent sangat beruntung !" Ayu merasa cemburu dalam hati.

"Ayu, nanti kita shoping ke mall yuk, mama mau belikan kamu pakaian, sepatu ,tas dan perhiasan biar tambah cantik !"

Ujar Nadya bersemangat.

"Tapi Tante...!"

"Sstt,, gak ada tapi-tapian. Ikut saja. Satu lagi, jangan panggil Tante, mulai detik ini panggil Ma-ma ! Mengerti ?!"

Potong Nadya cepat.

Ayu spontan jadi gugup.

"I-iya Tante, eh Mama !"

Sahut Ayu mengangguk patuh.

Nadya tersenyum bahagia. Ia pun menggamit tangan calon menantu nya dengan hangat.

SEMINGGU KEMUDIAN.

Hari yang telah ditentukan itu pun tiba. Pesta pernikahan Varent dan Ayu yang diadakan secara mewah disebuah hotel bintang lima berlangsung dengan meriah.

Pesta yang di hadiri oleh tamu undangan dari kaum kelas atas itu mengundang perhatian banyak wartawan. Para pejabat, selebriti, pengusaha kaya, dan banyak tokoh penting lain nya berkumpul menghadiri pesta pernikahan Ayu dan Varent.

Beberapa dari mereka sangat penasaran dengan sosok Ayunda Rizana yang saat ini tenar di sosial media karna menikahi putra salah satu konglomerat terkaya di kota itu.

Mata tamu undangan pun terpukau dengan kecantikan Ayu yang berdiri di dekat pelaminan bersama Varent yang juga tak kalah tampan nya. Mereka berdua terlihat sangat serasi, meskipun usia mereka terpaut cukup jauh. Ayu yang awet muda, justru terlihat sebaya dengan Varent. Hingga para tamu undangan terkecoh dengan perbedaan umur mereka.

Nadya yang berdiri di samping Varent tak henti-henti nya melemparkan senyuman ramah terhadap setiap undangan yang bersalaman dengan kedua pengantin dan diri nya. Raut bahagia terukir jelas di wajah tua nya yang masih cantik.

"Varent, papa mu tuh."

Nadya menyikut lengan putra nya yang sedari tadi cuma planga plongo melihat kecantikan Ayu yang membuat jantung nya berdebar tak karuan.

"Hah, apa, mana Papa ?"

Varent gelagapan.

Ia membuang pandangan nya dari sorot mata Ayu yang mendadak melotot ke arah nya.

"Itu, baru saja datang. Kebiasaan, pasti papa mu ngurus bisnis nya dulu. Habis itu, langsung deh terbang pulang kesini. Bisnis nomor satu, giliran untuk anak nomor sekian !"

Gerutu Nadya jengkel.

Ia pun bergegas menyambut kedatangan suami nya yang baru saja pulang dari luar negeri.

Varent melongok ke arah yang di tunjuk mama nya. Brian tampak sibuk bersalaman dengan para tamu undangan yang ramai berdiri menyambut kedatangan nya. Senyuman nya tampak sumringah saat istrinya Nadya menghampiri nya dan memberikan pelukan hangat.

Sorotan kamera para wartawan yang sedari tadi sibuk menjepret Ayu dan Varent pun berganti mengarah ke Brian dan Nadya. Pengusaha kaya raya serta konglomerat kaya itu ternyata sangat terkenal, sama seperti putra nya.

"Pantas saja Varent bisa cepat terkenal, udah ada panutan nya." Ayu mendesah dalam hati.

Ia mulai merasa cemas.

Bayangan masa lalu nya bersama keluarga Adam, kembali melintas di benak nya.

"Oh, ini menantu papa ? Cantik sekali. CK ck ck... !"

Sosok Brian yang gagah di usia senja nya telah berada tepat di hadapan Ayu yang langsung kaget dengan tegur sapa nya yang ramah.

Wajah Ayu terlihat memerah saat mertua laki-laki nya itu memuji kecantikan Ayu terang-terangan di depan Varent.

Ia pun mengangguk sekalian menyalami mertua nya itu dengan hormat.

Varent mencibir saat Ayu bersikap hormat pada papa nya.

"Cih, cari muka !" Umpat nya dalam hati.

Brian kemudian mendekati putra nya dan menepuk bahu Varent.

"Good job my son, kamu bikin papa pusing tujuh keliling. Lain kali papa akan memberi mu hukuman yang lebih keras lagi jika kamu masih bertingkah merusak reputasi perusahaan dan nama baik keluarga kita. Kali ini papa kasih kamu dispensasi, tapi tidak di lain hari. Apa kamu mengerti Varent ?"

Nada bicara Brian terdengar pelan berbisik di telinga putra nya.

Bisikan itu cukup membuat wajah Varent berubah tegang. Ia sangat mengerti, Papa nya sedang menahan kemarahan pada nya.

"Varent mengerti Pa."

Jawab nya singkat.

Lidah nya terasa kelu. Segitu takut nya ia pada papa nya membuat Ayu jadi heran dan penasaran. Seperti apakah mertua lelaki nya itu sesungguh nya.

Ayu hanya memandang sosok Brian yang pergi menemui rekan-rekan nya dengan penuh selidik. Pria itu tampak ramah, tertawa, tersenyum dan bersenda bergurau dengan siapa saja yang ia temui.

Mata nya kemudian tak sengaja menatap seorang gadis cantik yang tiba-tiba saja menyeruak dari kerumunan para tamu undangan.

Gadis yang mengenakan gaun berwarna pink peach itu terlihat berjalan mendekati tempat mereka berdiri. Senyuman manis yang terukir di bibir nya terlihat dipaksa kan. Ayu terus menatap gadis itu hingga aroma parfum nya yang wangi tercium semerbak di hidung nya.

Aroma itu makin tajam menyengat hidung nya saat gadis itu makin mendekat dan berdiri di hadapan Varent yang terlihat mematung dengan wajah yang berubah pucat pasi.

"Siapa dia ? Apa dia orang yang special untuk mu suami ku ?" Ayu menyimpan tanya nya dalam hati.

Ia hanya menatap Varent dan gadis itu bergantian.

Ia penasaran dengan reaksi pemuda tampan yang baru saja menjadi suami nya itu. Mata nya tampak tak berkedip menatap ke arah mereka berdua.

"Acha ? Aku tak mengundang mu untuk hadir. Bagaimana kamu bisa datang ke pesta ku ?"

Varent menatap gadis yang berdiri di hadapan nya dengan tatapan tak percaya.

Ia sangat terkejut melihat kehadiran mantan kekasih nya itu.

"Huh, Selamat atas pernikahan palsu mu. tentu saja aku di undang. Papa mu sendiri yang mengundang ku, lewat Radith sepupu mu. Ia yang mengantarkan undangan ini ke rumah ku."

Acha menarik bibir nya sinis seraya melemparkan undangan pernikahan ke dada Varent.

Sejenak Varent tertegun menatap undangan yang jatuh ke lantai di dekat sepatu nya. Lalu kembali memandang Acha yang tampak marah dan seolah menahan tangis di depan mata nya.

"Apa aku salah jika mencintai mu ? Aku benci dengan diri ku sendiri. Andai saja Papa mu dan Papa ku tidak bermusuhan. Mungkin kita tak kan berpisah. Aku sadar, semua kesalahan ku. Aku menyesal meninggalkan mu. Aku terlalu takut untuk menjalani cinta yang tak di restui orang tua kita."

Tutur Acha dengan airmata yang mulai jatuh membasahi pipi nya.

Varent terpaku tak mengerti.

"A-apa maksud mu ? Aku tak mengerti. Bukan kah kamu bilang aku jahat. Aku telah menipu mu dan kamu cemburu."

"Tidak, aku tidak cemburu, itu cuma alasan ku untuk pergi dari mu. Aku cape di teror terus oleh Papa mu. Aku tahu, kamu hanya mencintai ku. Pernikahan ini hanya sandiwara yang di rekayasa Papa mu untuk memisah kan kita berdua. Papa mu adalah musuh bebuyutan Papa ku di dunia bisnis."

Acha segera menimpali ucapan Varent dengan mengatakan yang sebenarnya.

.

.

.

BERSAMBUNG