NovelToon NovelToon
Indigo X Zombie Apocalypse

Indigo X Zombie Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Zombie / Hari Kiamat / Hantu / Roh Supernatural / Penyelamat
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah tentang tiga anak indigo yang berjuang demi hidup mereka di dalam kiamat zombie yang tiba tiba melanda dunia. Mereka mengandalkan kemampuan indigo mereka dan para hantu yang melindungi mereka selama mereka bertahan di tempat mereka, sebuah rumah angker di tengah kota.

Tapi pada akhirnya mereka harus meninggalkan rumah angker mereka bersama para hantu yang ikut bersama mereka. Mereka berpetualang di dunia baru yang sudah berubah total dan menghadapi berbagai musuh, mulai dari arwah arwah penasaran gentayangan, zombie zombie yang siap menyantap mereka dan terakhir para penyintas jahat yang mereka temui.

Genre : horror, komedi, drama, survival, fiksi, misteri, petualangan.

Mohon tinggalkan jejak jika berkenan dan kalau suka mohon beri like, terima kasih sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

Ketiganya masuk ke dalam gudang penyimpanan di rumah sakit, Indah meletakkan kopernya di meja,

“Mau coba buka dan liat apa isinya ?” tanya Hilman sambil melihat koper di atas meja.

“Gue takut mau bukanya,” jawab Indah.

“Udah buka aja,” Hilman memegang kopernya dan menggeser Indah.

“Gue ga tanggung jawab loh ya,” ujar Reno.

“Tenang aja, gue buka,” ujar Hilman.

“Klek,” Hilman menekan kuncinya dan terbuka, dia menoleh melihat Indah dan Reno yang melihat dengan rasa penasaran yang tinggi namun takut di sampingnya. Dengan perlahan dia membuka tutupnya. Ketika koper di buka, “wuzz,” Reno melihat sekelebat bayangan hitam yang tidak jelas wujudnya keluar melesat keluar dari ruangan meninggalkan mereka.

“A...apa itu ?” tanya Reno dalam hati karena hanya dia yang melihatnya.

“Oi Ren, liat nih,” ujar Hilman.

Reno menoleh melihat ke koper, ternyata isinya tiga buah tabung laboratorium yang di ganjal oleh busa dan koran supaya tidak saling berbenturan. Ketiganya saling menoleh melihat satu sama lain, Hilman menjulurkan tangannya hendak mengambil salah satu tabung,

“Ini apa ya ?” tanyanya.

“Stop, jangan sentuh,” Reno memegang tangan Hilman.

“Iya bener Hilman, jangan, kalau kamu kenapa napa, aku gimana,” ujar Indah yang juga menghentikan Hilman.

“Ok ok tapi ini apa ?” tanya Hilman.

“Gimana kalau kita kasih ke dokter Dion aja di lab,” jawab Indah.

“Iya, gue setuju, kita ke lab dulu sekarang, trus balik lagi ke sini ambil dus air mineral,” ujar Reno.

“Ya udah ayo,” ujar Hilman sambil menutup kopernya.

Ketiganya kembali keluar dari gudang dan menuju ke lab membawa kopernya. Ketika sampai, ke lab, mereka menemui seorang pria paruh baya yang bertubuh gemuk dan memakai pakaian putih, melihat ketiganya datang, pria itu menoleh dan melihat mereka sambil membetulkan kacamatanya,

“Hilman, Reno, Indah, ada apa ?” tanyanya.

“Dokter Dion, kita mau kasih ini ke dokter, tolong di liat deh,” ujar Hilman memberikan kopernya.

Dokter Dion mengambil kopernya dan berjalan ke meja, kemudian dia meletakkan koper dan membukanya, begitu melihat isinya, dia langsung mengenakan sarung tangannya dan mengambil sebuah tabung berisi cairan berwarna ungu di dalamnya. Dia membawa tabung itu ke meja kerjanya dan mengambil pipet, dia membuka tabung itu kemudian mengambil sedikit cairan itu dan menutupnya kembali, dia meletakkan cairan itu di sebuah kaca dan dia memasukkan kaca itu di bawa mikroskop. Setelah melihat cairan itu, wajah dokter Dion langsung tercengang dan menoleh melihat ketiganya,

“Kalian dapet darimana koper itu ?” tanya dokter Dion.

Indah langsung menceritakan kepada dokter Dion bagaimana dia mendapatkan koper itu di bantu oleh Hilman dan Reno yang melihatnya.

“Hmm orang yang kasih koper ke kamu itu orangnya seperti apa ?” tanya Dion.

“Rambutnya putih semua dok, trus juga orangnya tidak terlalu tinggi dan wajahnya kaku banget,” jawab Indah.

“Kulitnya rada hitam dan ga bicara, bener ga ?” tanya Dion.

“Iya dok, bener,” jawab Reno.

“Astaga, saya kenal orang itu, dia dosen di ui, namanya prof Dedy, sekarang dia dimana ?” tanya Dion.

“Di bangsal dok, harusnya,” ujar Hilman.

“Antar saya kesana, saya harus bertemu dengan dia, yang dia berikan ke kalian adalah vaksin tapi masih jauh dari sempurna, saya yakin dia yang mengembangkannya,” ujar Dion bersemangat.

“Ba..baik dok, saya antar,” ujar Indah.

Indah menoleh melihat Hilman dan Reno, kemudian mereka pergi keluar dari lab untuk menuju ke bangsal, Reno dan Hilman keluar juga namun mereka langsung ke arah gudang untuk mengambil dus air mineral yang sedang di butuhkan di bangsal. Setelah keluar dari gudang dan membawa masing masing dua tumpuk dus air mineral gelas,

“Oi bro, kalau yang tadi itu vaksin, berarti kita selamat dong ?” tanya Hilman.

“Hmm seharusnya sih gitu ya,” jawab Reno.

“Lo kok kayak ga yakin gitu ?” tanya Hilman.

“Ga tau juga gue, bukannya ga yakin sih (kaga mungkin kan gue bilang ama dia soal penyelidikan mas Budi tadi),” jawab Reno.

“Mudah mudahan semua berakhir bro, gue mau semua kembali seperti semula, gue mau mikirin masa depan gue ama Indah,” ujar Hilman.

“Iya, semoga Man, semoga,” ujar Reno.

Ketika sudah berjalan keluar dari rumah sakit dan masuk kembali ke dalam penjara, “blugh,” Reno terkesiap dan dua dus yang di bawanya jatuh ke lantai, Hilman yang melihatnya langsung berhenti.

“Oi kenapa bro ? lo cape ?” tanya Hilman.

“E...enggak, sori sori,” jawab Reno sambil menunduk dan mengambil kedua dusnya.

“Dah gue duluan, ntar abis itu gue bantuin lo,” ujar Hilman yang langsung melangkah pergi.

Reno melihat ke depan, dia melihat sebuah bayangan hitam yang nampak seperti asap berada di depan pintu dan diam saja tidak bergerak.

“I..itu bayangan yang keluar dari koper tadi ?” tanya Reno dalam hati.

Dengan perlahan, Reno berjalan menuju ke bangsal, dia berusaha mengacuhkan bayangan yang berdiri di depan pintu masuk bangsal, tapi ketika dia ingin melangkah masuk, “be..bas...kan....aku,” Reno mendengar suara di belakangnya, dia langsung menoleh ke belakang, ternyata banyangan yang di lewati nya itu berbicara sekali padanya, “be...bas...kan...aku,” ujarnya. Reno yang takut mengacuhkannya dan masuk ke dalam bangsal, dia menoleh melihat bayangan itu tidak mengikutinya masuk ke dalam dan terlihat menunggu di luar.

Setelah menaruh dus air mineral di tempatnya, Reno melihat dokter Dion sedang berbicara dengan pria berambut putih yang di panggil Dedy bersama dengan Hilman dan Indah. Tak lama kemudian, mereka terlihat bicara dengan seorang tentara dan tentara itu keluar ke pintu samping, setelah itu tentara itu masuk kembali ke dalam dan keluar dari bangsal bersama Dion dan Dedy, Hilman dan Indah langsung sibuk membantu para relawan mengurus para penyintas yang baru datang di dalam bangsal. Reno menoleh ke pintu keluar, dia melihat bayangan itu masih berdiri di situ dan tidak bergerak. Akhirnya Reno memutuskan keluar dari pintu samping, namun ketika keluar,

“Ku...mo...hon....to...long....be...bas...kan...aku,”

Reno menoleh dan melihat bayangan itu sudah di sampingnya, Reno langsung terjatuh dan dia nampak sangat ketakutan sampai merangkak mundur ke belakang namun bayangan itu melayang mendekatinya dan terlihat seperti berdiri tepat di depan nya,

“Ke..kenapa ? apa yang lo mau dari gue ?” tanya Reno.

Bayangan itu terlihat seperti jongkok di depan Reno, kemudian sebuah suara terdengar lagi di telinga Reno,

“Ku...mo...hon...to...long...be...bas...kan...aku...ha...nya....ka...mu....yang....men...de...ngar....ku...dan me...li...hat...ku,” ujar sang bayangan.

“Aduh....gimana cara nolongnya ?” tanya Reno bingung dan ketakutan.

“Be..bas...kan...aku....tu...buh...ku...di...ikat,” jawab sang bayangan.

Tiba tiba, “kyaaaaaa,” terdengar teriakan di belakang bayangan itu, Reno menjulurkan kepalanya ke samping untuk melihat siapa yang berteriak, ternyata di belakang bayangan itu terlihat Dewi dan Felis yang sepertinya baru kelaur dari pintu samping, jatuh terduduk dan saling berpelukan karena ketakutan. Bayangan itu terlihat seperti berputar dan dengan perlahan melayang ke arah Dewi dan Felis yang ketakutan.

Melihat bayangan itu mendekati Dewi dan Felis di belakang, Reno memaksakan kakinya yang gemetar untuk berdiri dan langsung menghalangi bayangan itu supaya berhenti tidak mendekat kepada keduanya, Reno kembali jatuh karena kakinya gemetar, Dewi dan Felis langsung memeluk lengan Reno dari belakang,

“To...long....aku....ku...mo...hon,” ujar bayangan itu.

“Re..Ren, dia....minta tolong,” ujar Dewi terbata.

“I...iya kak....Felis...takut,” tambah Felis.

“Te...tenang, a...aku juga takut,” ujar Reno.

“Oi lo pada ngapain di situ ?” tanya seseorang di belakang mereka.

Ketiganya menoleh melihat Hilman masuk melalui lorong sambil membawa dus berisi gelas gelas kosong untuk di bawa ke pos relawan di belakang. Ketiganya kembali menoleh melihat bayangan yang berdiri di depan mereka, namun bayangan itu sudah menghilang dan ketiganya kembali bernafas lega.

1
Yulitasari Daniel
tetap sehat Thor agar bisa up terus
Fitri
jangan jangan pak yohan yang jahat
anggita
like👍☝iklan. moga novelnya lancar.
Mobs Jinsei: makasih kak dukungan nya /Pray/
total 1 replies
anggita
reno, dewi, podo" sama" 🤫
anggita
👋😡 pembukaan cerita marah nampar orang.
heyza. 617
bikin cerita kok setengah setengah buruan update
Mobs Jinsei: update tiap malam kak
total 1 replies
Aryanti endah
Luar biasa
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kak /Pray/
total 1 replies
FJ
padahal aku dah berpikir, emang bisa dibuka?
Mobs Jinsei: Tembus kak
total 1 replies
adib
wah genre baru... makasih thoe
Mobs Jinsei: sama sama kak, semoga suka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!