Terimakasih Telah Melepasku Mas

"Kamu ini nurunin siapa sih sikap nya kok kaya gini? Kamu tahu kan kewajiban anak laki laki itu apa sama orang tua nya rel? Harus menafkahi orang tua nya sampai tutup usia walaupun kamu sudah berkeluarga, kamu kaya gini bikin ibu sakit hati rel dengan kata kata kamu yang kaya gitu.... Kamu mau jadi anak durhaka hah!!" Teriak Bu ayu.

"Terserah ibu mau bilang apa ke aku... Asal ibu tahu rumah tangga aku yang aku bina selama ini sama Rita sudah ibu dan teh Siska hancurkan. Aku gak masalah aku beri sebagian gaji aku ke ibu, tapi pernah gak ibu berfikir kalau prilaku ibu dan teh Siska itu udah sangat menyiksa aku. Kalau terus kaya gini kenapa ibu dan teh Siska gak Bu Nuh aku aja sekalian hah... Dari pada ibu terus saja memaksa aku menikah dengan wanita seperti Windi itu" sewot ferrel, Bu ayu yang mendengar ucapan ferrel pun segera menutup telponnya, ia menangis mendengar semua yang diucapkan sang anak.

Bagaimana dia harus menghadapi ibu nya Windi yang tak lain sahabat nya itu, memang sejak dulu Windi lah yang mengejar ngejar ferrel bahkan sejak di bangku sekolah.

Dan sekarang Windi sendiri lah yang menyerahkan dengan suka rela kegadisannya kepada ferrel tanpa paksaan, tapi bagaimana ini ferrel tak mau bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan karena memang pribadi Windi sendiri yang egois dan jorok, Bu ayu juga tak menyalahkan ferrel sepenuhnya.

        POV WINDI

Tak sengaja ketika aku makan siang bersama teman sekantor ku di sebuah restoran ternyata disana aku melihat kang ferrel tengah berduaan dengan perempuan entah siapa itu mungkin teman kerja nya juga, tapi hati ini rasa sangat kecewa ketika melihat semua itu, aku cemburu karena perempuan itu juga lebih cantik dibandingkan dengan diriku.

Aku pun tak pikir panjang lagi, aku segera menghubungi ibu dan kakak kang ferrel, fikiran ku sudah tak karuan aku tak mau kang ferrel sampai menikahi perempuan itu.

Aku memang mencintai kang ferrel sejak kami duduk di sekolah menengah, sampai kapan pun aku akan tetapi mencintai kang ferrel.

Kang ferrel dari dulu sampai sekarang dia tetap ganteng apa lagi sekarang dia udah mapan perempuan mana yang gak suka laki laki tampan dan mapan bukan? Nah itu lah yang jdi nilai plus dari kang ferrel saat ini.

Kan kalau nanti kang ferrel aku ajak liburan tetap saja ia akan menerima gaji secara dia kan ASN, pokok nya kang ferrel itu sekarang jadi idaman aku banget deh.

Sekarang aku ngerasa kalau sikap kang ferrel sama aku berubah entah kenapa, padahal semua nya udah aku serahin sama dia.

Sekarang aku ketagihan berhubungan suami istri dengan nya tapi apa ini.... Dia malah seperti menghindari ku, aku seperti ini juga supaya dia lekas mengikat aku sebagai istri nya, aku rela merendahkan harga diri ku demi mendapatkan nya.

"Win... Sini..." ucap mamah membuat aku tersadar dari lamunan ku.

"Sini... Kamu harus tentukan tanggal pernikahan kalian, kamu kan sudah mengorbankan semua nya demi dia jadi sekarang kamu harus menentukan tanggal pernikahan kamu dan ferrel" ucap mamah.

"Tapi aku harus telpon ibu ayu dulu mah, biar enak mendiskusikan nya kalau ada Bu ayu".

"Seharus nya sih gak cuma Bu ayu yang kamu ajak diskusi masalah pernikahan ini win.... Tapi ferrel juga perlu kamu ikutkan dalam masalah ini, sebab dia kan yang mau menikahi mu".

Aku yang mendapatkan saran seperti itu dari mamah hanya dapat menganggukan kepala, setelah aku berbincang bincang dengan mamah aku pun masuk ke kamar, aku penasaran sudah beberapa kali aku berhubungan dengan ferrel semoga saja sekarang aku telah mengandung anak nya.

Aku pun membawa tespek ke dalam kamar mandi berharap jika hasil nya garis dua agar aku bisa lebih mendesak ferrel lagi.

Tetapi apalah daya setelah aku coba beberapa tespek tetap saja bergaris satu dan itu arti nya aku tak hamil, tapi aku tak akan menyerah aku akan tetapi mengatakan kalau aku hamil kalau hasil tespek aku bisa minta saja orang lain atau teman ku yang tengah hamil untuk test dan hasil nya aku claim sebagai punya ku beres kan.

Windi pun mengambil handphone nya mengotak Atik mencari nama teman sekantor nya yang sedang hamil.

"Hallo RI..." ujar Windi ketika telpon nya di angkat orang yang di tuju.

"Ya halo.... Ada apa win?".

"Hm... Gini Ri boleh ga aku minta hasil testpack kamu?".

"Buat apa win?".

"Aku cuma mau lihat contoh hasil testpack yang positif sama yang gak... Cuma buat nyocokin aja sih".

"Oh gitu..... Tapi aku lupa nyimpen hasil test ku itu dimana win.... Kan udah lumayan lama juga, aku cari dulu ya... Nanti kalau ketemu aku kabarin kamu gimana?".

"Ok deh kalau kaya gitu gak apa apa, aku tunggu ya kabar dari kamu".

"Ok" telpon pun di tutup.

Tapi nama nya Windi, dia tak berharap pada satu teman saja dia mencari teman yang lain nya yang memang sedang hamil untuk meminta hasil testpack nya.

Berharap kalau usahanya ini berhasil tetapi memang Windi sedang beruntung tak lama setelah menelpon Rini tadi ternyata Rini menelpon balik dan memberikan kabar kalau tespek pertama dia hamil sudah ketemu.

"Ok RI aku meluncur segera kerumah kamu ya" ucap Windi bahagia.

"Ok aku tunggu di rumah".

Windi pun tak membuang waktu nya dia segera menemui teman sekantor nya itu untuk meminta hasil testpack nya.

Dengan senyum yang tak luntur dari wajah Windi kini dia akan melakukan rencana dia selanjutnya yaitu menemui Bu ayu untuk menunjukan hasil testpack itu.

Tak lama Windi pun sampai di rumah orang tua nya ferrel itu ia segera memarkirkan mobil nya dan keluar dari mobil tersebut, tak lupa setelah itu ia mengetuk pintu rumah Bu ayu.

Tok....

Tok...

Tok...

"Sebentar..... Siapa ya?" ucap Siska dari dalam rumah.

"Ini Windi teh" ucap Windi menjawab pertanyaan Siska dari dalam.

Tak lama pintu itu pun terbuka, Siska mempersilahkan Windi untuk masuk ke dalam.

"Masuk win... Tumben banget kamu kesini? Ada Apa?" Tanya Siska heran.

Windi pun menundukan kepala nya ia mencoba meraih simpati kepada calon Kakak ipar nya itu.

"Sebenar nya aku malu teh mau kesini itu...."ujar Windi masih menunduk dan meremas sedikit ujung baju nya.

"Loh ada apa memang coba cerita ke teteh".

"A.... Aku..... Aku ha... Hamil anak kang ferrel teh" dengan suara nya yang pelan tetapi masih bisa di dengar oleh siska.