Gairah Liar Sang CEO Gembel

Zoya yang kebingungan pun segera menganggap apa yang terjadi adalah mimpi. Dan saat dokter memeriksa kondisi Alvin, ternyata Alvin sudah bisa di bawa pulang.

"baiklah sekarang kita bersiap untuk pulang Al."

"baik mami."kata Alvin sambil tersenyum.

"maaf Bu, ini untuk mengurus administrasinya."kata perawat yang datang ke ruangan Alvin.

"terima kasih sus."kata Zoya dan suster itu pun keluar ruangan.

"Al, kamu tunggu mami sebentar, mami mau mengurus administrasi dulu."

"baik mi."kata Alvin sambil mengganti baju pasiennya dengan baju yang baru di beli oleh Zoya.

Zoya segera pergi ke bagian administrasi untuk melakukan pembayaran.

"maaf mbak, saya ingin melakukan pembayaran atas nama Alvindra."kata Zoya sambil menyerahkan berkas yang di berikan oleh suster.

"tunggu sebentar ya Bu, biar saya cek."

"iya mbak."kata Zoya yang duduk di depan petugas administrasi.

"maaf Bu, di sini Pasian dengan nama Alvindra semua administrasi sudah di bayar lunas."

"ah masak mbak."kata Zoya yang terkejut.

"iya Bu, ibu bisa baca sendiri."jg ata petugas administrasi yang menunjukkan layar komputernya pada Zoya.

"aneh sekali, bahkan di sini di bayar kemarin, saat Alvin baru masuk."

"iya Bu, itu benar. Jadi maaf semuanya sudah lunas."

"ah iya, kalau begitu saya permisi dulu mbak."kata Zoya sambil memikirkan siapa yang membayarnya.

"oh maaf Bu, ini catatan kesehatan milik putra anda."

"ah iya terima kasih mbak."kata Zoya yang kebingungan.

"siapa yang membayar biaya rumah sakit untuk Alvin, apa mungkin tuan James, ah itu tidak mungkin."kata Zoya sambil mengangkat telpon.

"iya ma, tidak perlu. kamu sudah mau pulang. Iya. Bye ma."kata Zoya yang menerima telpon dari Luisa.

Sementara Raka sedang berjalan menuju ke kamar Calvin.

"loh Vin, kamu sudah ganti baju mau kemana."kata Raka yang kembali salah kamar.

"mau pulang, memangnya mau kemana lagi."

"apa, sejak kapan kamu bicara seperti itu."

"sejak dulu."

"tunggu, atau jangan-jangan kamu demam lagi."kata Raka memeriksa kondisi Alvin yang di kira Raka adalah Calvin.

"aku baik saja."

"ada yang aneh dengan diri kamu Vin, tunggu di sini jangan kemana-mana, biar papi panggilkan dokter dulu."

"orang yang aneh, apa mami memilih papi untuk orang seperti itu, aneh sekali."kata Alvin yang bingung dengan ulah Raka.

Raka segera berlari menuju ke ruangan dokter.

Sementara itu Zoya masuk ke kamar Alvin dari arah yang berbeda.

"Al, aka jamu sudah siap pulang."

"iya mi."

"baiklah, sekarang ayo kita pulang."kata Zoya sambil menurunkan Alvin dari ranjang rawat.

Zoya dan Alvin segera melangkah keluar dari kamar inap, dan berjalan menuju ke area parkir tempat mobil Zoya di parkirkan oleh driver perusahaan.

"wah anak itu ganteng sekali, lihatlah."

"iya, mana gaya cool nya itu sangat imut, jadi ingin mencubit pipinya."

"pantas saja anaknya ganteng banget, ibunya juga cantik seperti itu."

kata para pengunjung rumah sakit saat melihat Alvin di gandeng oleh Zoya.

Zoya tidak memperdulikannya omongan orang-orang yang melihatnya. Zoya terus melangkah dan langsung masuk ke dalam mobilnya, dan dalam sekejap mobil itu sudah meninggalkan area rumah sakit.

Sementara itu, Raka segera menyeret dokter yang ada di ruang tugasnya, tanpa memperdulikan sekitarnya.

"cepat dik periksa anak saya."

"memangnya ada apa dengan anak tuan."

"ada yang aneh dok, karena cara bicaranya aneh dan juga sikapnya."

"tapi bukannya saya tadi sudah memeriksanya tuan."

"pokoknya periksa lagi dia sekarang dok."kata Raka yang sudah berada di kamar Calvin.

"papi ada apa."kata Calvin.

"lihat kan dok, sikapnya sudah berubah lagi dok."

"papi, Calvin tidak berubah. Dari tadi Calvin di sini. Dan ini beri oleh suster, karena papi lama sekali telponnya."

"ini..."

"bagaimana tuan, apa masih perlu saya periksa lagi anaknya."

"tidak perlu dok."

"kalau begitu, tyan harus mengurus administrasi itu sebelum membawa putra anda pulang."

"ah iya dok."kata Raka yang kebingungan dengan apa yang terjadi.

"Vin, papi ke depan sebentar, kamu siap-siaplah, setelah semua selesai kita pulang."

"baiklah papi."jawab Calvin dengan tenang.

Raka segera keluar dari kamar rawat inap Calvin, untuk menuju ke bagian administrasi.

"loh sus, pasien yang ada di samping kamar kami ini sudah pulang."

"sudah tuan, mereka baru saja keluar dari sini."

"oh begitu, terima kasih informasinya sus."kata Raka yang melewati kamar yang sedang di bereskan.

"mbak, saya mau memberikan ini."

"silakan duduk tuan. Siapa nama pasiennya."

"Calvin Alfredo Zola."

"total pembayaran untuk pasien Calvin Alfredo Zola berjumlah sepuluh puluh juta."

"tunggu mbak, apa anda tidak salah mbak."

"tidak pak, memang itu biaya yang harus di bayar pak."

"maaf bukan itu maksud saya,"

"lalu apa maksud tuan, apa tuan tidak bisa membayar biaya itu."

"bukan masalah nominalnya mbak."

"lalu apa masalahnya tuan."

"kemarin saya sudah membayar lunas biaya perawatan anak saya."

"tapi kenyataannya anda belum membayar."

"tunggu sebentar, saya akan telpon asisten saya."

"tuan, kalau..."

"diam sebentar. Alex kemarin kamu sudah membayar biaya rumah sakit Calvin kan."kata Raka yang langsung di keraskan.

"sudah boss, saya langsung transfer saat boss telpon."jawab Alex.

"maaf tuan Alex, tapi di sini kamu tidak menerima transferan dari tuan. Apa bisa anda mengirimkan bukti transfer itu pada kami."kata suster yang di minta bicara oleh Raka.

"baiklah, akan saya kirim sekarang juga."jawab Alex yang langsung mengirim bukti transfer pada Raka.

"oke makasih Lex."kata Raka yang langsung mematikan hpnya.

"tolong berikan copy dari bukti transfer itu pada saya tuan."

"baiklah, lihat dengan teliti."

"ini benar, tapi ini untuk kamar yang berada di samping anda, "

"kenapa bisa begitu."

"apa anak bapak pindah dari kamar ini."

"benar, saya memilih pindah di kamar lainnya, karena di kamar yang pertama ada pasien lain."

"oh mungkin karena tidak ada laporan pemindahan kamar pada kami, dan kebetulan juga namanya hampir sama, jadi kamu mengira itu pasien yang sama."

"lalu harus bagaimana sekarang."

"kami akan menghubungi wali dari pasien itu, untuk mengembalikan uang bapak, bagaimana."

"sudahlah, tidak perlu. Saya bayar lagi saja."

"tapi uang itu cukup banyak."

"tidak masalah bagi saya, lagi pula saya kan minta pindah, sudah saya bayar sesuai jumlah tadi."

"baiklah."kata petugas administrasi dan Raka membayar lunas sekaligus."

"sudah tidak ada yang kurang kan."

"tidak ada tuan, oh ya ini rekap kesehatan putra anda."

"terima kasih."kata Raka dan langsung melangkah pergi.

"dia tampan, baik hati tapi ketus dan juga arogan."kata petugas administrasi.

"Ohya, siapa nama pasien tadi ya, kok katanya hampir sama dengan Calvin. Ah sudahlah, sebaiknya aku segera membawa Calvin pulang."

"papi ada apa."kata Calvin saat melihat Raka masuk.

"tidak ada apa-apa Vin, sekarang ayo kita pulang."

"baik pi."