Cinta Tuan Muda Untuk Anjani

Ketika menjelang malam dini hari, tiba-tiba tubuh Elang menggigil, Anjani yang pada saat itu berada di sebelahnya, kini terbangun, sembari mengucek kedua matanya, ia sangat terkejut saat melihat suaminya menggigil kedinginan, Anjani mencoba memberikan selimut tebal miliknya, namun itu semua tidaklah mempan.

"Peluk! kau peluk aku agar aku tidak menggigil! Ayo cepat!" Bentaknya walaupun dengan mata terpejam.

Akhirnya mau tidak mau Anjani menyibakkan selimut yang Elang kenakan dan dengan tubuh gemetar ia mencoba memeluk Suaminya, Elang langsung meresponnya, kini ia pun memeluk balik Anjani.

"Ya ampun, badan tuan panas! apa tuan tidak membawa obat penurun demam?" tanya Anjani masih berada di dalam dekapan suaminya.

"Ssttt... Jangan kebanyakan protes, obatnya cukup di peluk saja, nanti juga sembuh sendiri Nja!" jawabnya dengan suara yang parau.

Anjani pun menuruti perintah suaminya, ia tidak mau di tengah malam begini terkena amukan suaminya yang telah murka padanya.

'Memang ada ya penyakit bisa sembuh cuma di peluk kaya gini? Penyakit aneh, atau ini hanya akal-akalan tuan muda saja, tapi tubuhnya benar-benar panas!' Batin Anjani merasa heran.

Saat menjelang pagi, suhu tubuh Elang kembali normal, tubuhnya penuh dengan keringat.

Ia pun memandang wajah Anjani yang masih tertidur pulas, secara diam-diam Ia mencoba mengecup pucuk kepala istrinya sembari tersenyum dengan menunjukan rona di wajahnya.

'Terima kasih sudah menolongku semalam Nja, sudah berapa tahun penyakit ini tidak kumat lagi, dulu sewaktu kecil mamah lah yang selalu memelukku di saat aku terserang demam yang hebat!' batin Elang sangat bersyukur.

Ketika Anjani mulai membuka kedua kelopak matanya, ia melihat wajah suaminya yang masih terpejam, kemudian Anjani mengecek suhu tubuh Elang dengan menyentuh dahinya dengan punggung tangannya.

"Alhamdulillah demamnya sudah turun!" Dengan perlahan Anjani mencoba melepaskan dirinya dari dekapan suaminya, padahal saat ini Elang sudah bangun, ia hanya pura-pura saja memejamkan kedua matanya.

Akhirnya setelah berhasil, Anjani bergegas pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan solat subuh

Kemudian Anjani pergi ke dapur untuk membuat sarapan seperti biasanya, karena rencananya hari ini Anjani akan kembali ke rumah keluarga Abimana.

Saat Anjani sibuk berkutat di dapur, rupanya Elang sudah bersiap-siap akan pergi ke kantor, Anjani pun menghentikan sejenak aktifitas memasaknya.

"Loh, tuan muda mau kemana? Kok sudah rapih?" tanya Anjani dengan menyipitkan kedua matanya.

"Barusan aku mendapat telepon dari Jordan jika pagi ini akan ada meeting penting dengan klien dari Jerman, dan aku tidak mungkin melewatkannya!" Ucapnya seraya menatap sendu wajah Anjani yang berkeringat karena habis dari dapur.

"Yasudah, tapi setidaknya tuan sarapan dulu ya, soalnya saya sudah membuat makanan kesukaan tuan!"

Seketika Elang mengernyitkan Dahinya."Kau tahu makanan kesukaanku?" tanya Elang tidak percaya.

"Aku membuat roti club sandwich untuk tuan, dan aku jadi teringat saat tuan sangat lahap memakan roti Sandwich buatanku!" imbuhnya tersenyum tipis

Elang malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia terlihat sangat kikuk.

"Sepertinya aku sarapan di kantor saja, takutnya gak keburu dan terjebak macet!" jawabnya.

Akhirnya Anjani berinisiatif membawakan bekal untuk suaminya.

Anjani memasukan beberapa potongan roti club sandwich di tambah dengan beberapa potongan buah dan satu kotak susu segar

Kini Anjani berjalan mengekori suaminya sembari menenteng kotak bekal makan yang dimasukan ke dalam Tote bag, tidak lupa Elang berpamitan kepada ibu mertuanya dan ketiga adik Anjani

"Kak Elang, kali-kali menginaplah lebih lama di sini!" usul Sadam yang sepertinya belum rela jika kakak iparnya tersebut harus kembali ke rumah keluarganya.

Begitu pun dengan Ali dan juga Caca, mereka bertiga sempat memeluk Elang, Elang pun membalas pelukan mereka.

'Masya Allah tuan muda, kenapa sikapmu pagi ini benar-benar membuatku sangat kagum terhadap anda!' Batinnya sangat berseri seri.

"Oh iya, ini bekal untuk tuan bawa di kantor, semoga tuan suka!" imbuhnya tidak berani menatap wajah Elang, dan entah kenapa Elang malah mengecup pucuk kepala Anjani, para tetangga julid yang tinggal di depan rumah Anjani ikut menyaksikan momen tersebut, membuat mereka semakin iri terhadap Anjani.

Cup!

"Emmhhh, nanti aku jemput kamu di sini, kau tunggu aku pulang dari kantor dan kita akan pulang sama-sama ke rumah, karena malam ini papah akan pulang!"

"Benarkah itu tuan?" tanyanya dengan mata berbinar.

Kini Elang bergegas berangkat kekantor seorang diri.

Entah kenapa di perlakukan seperti itu oleh suaminya, hatinya mendadak berbunga-bunga, Anja menjadi tersipu malu, ia lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

Setibanya di perusahaan HEROIC PASIFIC, Elang segera menuju ke ruangannya, ia ingin menyiapkan bahan meeting sebaik mungkin agar tidak mengecewakan klien pentingnya, apalagi klien dari Jerman ini begitu sangat ia tunggu-tunggu kehadirannya ke pada perusahaannya, kali ini Elang akan di kunjungi oleh seorang pengusaha sukses dari Jerman yakni Anthony Ferdinand. Atau biasa di panggil Mr.Thony.

Tetapi sebelum melakukan aktifitas tersebut, Elang mencoba membuka isi dari dalam Tote bag dari Anjani, sedangkan Jordan hanya memperhatikannya secara serius. Jordan sempat kaget ketika mendapati tuan mudanya membawa kotak makanan yang menurutnya tidak pernah di lakukan oleh tuan muda sebelumnya, Jordan pun semakin penasaran.

Kedua mata Elang langsung berbinar saat ia melihat makanan kesukaannya tersusun rapih di dalam kotak bekal untuknya dari Anjani, dimana terdapat roti Club sandwich, buah apel yang sudah di potong-potong serta susu kemasan.

"Wah, pasti itu dari istri anda ya tuan? Beruntung sekali tuan mempunyai istri seperti nona Anjani!" puji Jordan

Elang malah mengulum senyumnya sambil menatap takjub kotak makanan miliknya.

Waktu itu Elang pernah mengajukan proposal atas pembangunan proyek empat perusahaan milik Mr.Thony di beberapa kawasan Jabodetabek, Salah satunya adalah pembangunan perusahaan Ban mobil yang kualitasnya merupakan kualitas nomer satu di benua biru, alias Eropa, dan kini Mr. Anthony ingin melebarkan sayapnya di negeri ini, ia pun berharap bisa menguasai pasar di Asia.

Sekitar pukul sepuluh, Mr. Anthony akhirnya tiba di perusahaan, seluruh jajaran dewan direksi dan beberapa bagian kepala divisi kantor ikut turut serta dalam penyambutan Mr. Thony.

Dan ada satu pemandangan yang membuat Elang sampai terperanjat di buatnya, yakni hadirnya Renata bersama Mr. Anthony.

Baik Elang dan juga Jordan, keduanya saling lirik.

'Kenapa kau kembali Renata? Seharusnya kau jangan pernah menunjukan batang hidungmu itu terhadapku!' Batinnya begitu kesal.

Sedangkan Renata sendiri sedari tadi terus memperhatikan Elang.

'Akhirnya aku bisa melihat dan bertemu denganmu lagi Elang! Kau masih sama seperti Elang yang dulu aku kenal, tidak ada yang berubah dengan dirimu!' gumam Renata tidak putus memandangi Elang.

Ternyata Renata adalah Assisten dari Mr. Thony, selain sebagai assisten Mr. Thony, rupanya Renata juga bertugas sebagai penerjemah bahasa Indonesia ke bahasa Jerman, Renata sendiri adalah sosok wanita karir yang tidak di ragukan dari segi Skill dan juga kemampuannya, karena sedari remaja, Renata sudah pandai menguasai tiga bahasa Asing, meskipun masih dalam tahap belajar. Selama meeting di mulai, Mr.Anthony terus memperhatikan Elang yang sedang mempresentasikan rencana apa saja yang akan di mulai ketika kerjasama di antara perusahaan keduanya telah terjalin, dan sepertinya Mr. Anthony menyukainya, menurutnya jika Elang adalah sosok pengusaha yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengembangkan suatu usaha, setiap ide dan gagasannya membuat Mr. Anthony bahkan klien lainnya sangat puas dan tidak diragukan lagi kemampuannya.

Dengan sangat yakin Akhirnya Mr. Anthony memulai melakukan kerjasama dengan perusahaan HEROIC PASIFIC milik keluarga Abimana.

Setelah meeting selesai, Renata buru-buru menghampiri Elang.

"Selamat siang tuan muda! Bagaimana kabarmu?" sapa Renata sembari membungkuk sebagai tanda memberi hormat.

Elang sepertinya tidak menghiraukan sapaan dari Renata, hingga membuat Renata kesal oleh sikap Elang yang selalu dingin padanya.

"Baiklah kalau tuan muda tidak ingin menjawab sapaanku, tapi aku tidak akan menyerah untuk membuatmu kembali seperti dulu lagi, Elang yang hangat dan selalu ceria!" imbuhnya seraya menyunggingkan bibirnya.

Kini Renata memutuskan undur diri dari Hadapan elang, tidak lupa Jordan terus memperhatikan keduanya.

'Anda yang telah membuat tuan muda kecewa terhadap anda nona Renata, padahal dulu tuan begitu menyayangi anda melebihi dari sekedar teman, dan anda adalah cinta pertamanya tuan muda Elang!' gumam Jordan sangat menyayangkan hubungan keduanya.

Sore menjelang magrib, akhirnya Elang bergegas pulang, tidak lupa ia menjemput Anjani terlebih dahulu di rumah keluarganya

'Kenapa kau mesti kembali lagi kesini Renata? Kehadiranmu malah membuat rasa sakit di hatiku mulai terusik kembali.'Batin Elang penuh rasa penyesalan.

Setibanya di rumah keluarga Anjani, Elang langsung di sambut hangat oleh ketiga Adiknya Anjani.

"Kak Elang janji ya bawa kak Anja kesini lagi buat main!" Celoteh Caca seraya memohon.

"Tenang saja Ca" Jawabnya tersenyum tipis.

Elang pun tidak bisa berlama-lama di rumah keluarga Anjani, ia pun bergegas pergi membawa Anjani pulang ke rumahnya.

Selama di dalam perjalanan keduanya saling diam membisu.

"Ren!" panggil Elang tidak sengaja dan secara tiba-tiba

Anjani malah menatap aneh ke arah Elang

"Ren! Aku Anjani tuan muda, bukan Re yang barusan anda sebut!" Cetusnya terlihat sangat kesal.

Elang malah menelan Saliva nya,"maksudku Anja, maaf aku salah sebut!" jawabnya menyesal

'Apakah kau sedang memikirkan seseorang, tuan muda? apakah yang sedang kau pikirkan itu adalah seorang wanita yang barusan kau panggil Ren itu? Mungkinkah yang kau sebut Ren itu adalah Renata?' Batinnya mulai cemas.

Bersambung....

🌹🌹🌹🌹🌹🌹