Ṁẏ Ṗȯṡėṡi̇ḟ Ḃi̇ġ.Ḃȯṡṡ

"Ka-kalau begitu Ma,aku ingin meminta izin cuti untuk sebulan boleh?"Tanyaku gugup.

"Memang nya kamu mau kemana?"

Edgar mengerutkan kening menatapku dengan bingun dan bertanya,begitu juga dengan tuan dan nyonya Lita....

"Iya nak,apakah kamu ada masalah?"Tanya tuan Luis.

"Hhhmm...ibuku sakit karna terkena serangan jantung tuan,Eh maksudku Pa."Jawabku keceplosan karna sudah terbiasa.

"Ini pasti karna berita itu,Edgar temani menantuku pergi menemui ibu nya,karna itu kesalahan mu."Perintah nyonya Lita.

"Ok Ma,aku akan dengan senang hati menemani nya."Jawab Edgar penuh antusias sambil merangkul aku yang sedang duduk.

"Tapi Ma,bagaimana dengan permasalahan perusahaan kita?"

Tuan Luis merasa keberataan langsung protes,karna masalah yang diciptakan oleh kami cukup fatal,namun tuan Luis seketika terdiam saat mendapatkan tatapan mau dari nyonya Lita....

"Mau punya cucu tidak? Kamu mau Edgar kadarluarsa,sudah berapa banyak wanita yang dia tolak,dan kini aku sudah mendapatkan menantu sesuai kriteria ku dan Edgar kamu jangan banyak protes,jadi kamu urus dulu sendiri."Bisik nyonya Lita dengan suara pelang namun aku dapat mendengar nya dengan jelas.

Glupppp

"cucu? Itu artinya...tamat sudah riwayatku."batinku kembali mengingat ukuran benda tumpul milik Edgar yang ukuran nya di luar nalar dengan wajah memerah padam.

"Kamu sakit Sayang?"Tanya Edgar yang melihat wajah ku memerah padam.

"Kya! Ti-tidak,maksudku aku baik-baik saja,jangan khawatir."

Aku tersentak kaget dengan reflek mengibas tangan Edgar dengan kasar,dan itu mengundang gelak tawa nyonya Lita dan tuan Luis yang sejak tadi memandang kami berdua....

"Ya sudah,kalian berdua berangkat saja sekarang,dan jangan lupa sampaikan salam kami kepada ibumu Siera."Ucap nyonya Lita dengan senyuman hangat.

"Makasih Ma,kalau begitu aku pamit dulu."Sahutku bangkit dari kursi.

Edgar pun melangkah menghampiri kedua orang tua nya dan salim tangan mereka berdua,tak lupa Edgar memberi kode kepadaku untuk melakukan hal yang sama....

"Hati-hati di jalan sayang,dan cepatlah pulang,kalau bisa kembali membawa kabar bahagia,karna Mama sudah tidak sabar mengendong cucu."Ungkap nyonya Lita tampa sensor.

Deg...deg...deg

Glupppp

Jantungku berdetak tak karuan mendengar ucapan nyonya Lita,iya aku tau mereka sudah merestui hubungan kami,tapi yang jadi permasalahanku sekarang bagaimana aku menghadapi benda tumpul Edgar itu....

"Mama,aku tidak akan melakukan apa-apa kecuali sudah menikahi Siera."Jawab Edgar memotong berkataan ibunda nya.

"Baiklah kalau begitu.cepat kamu nikahi Siera,biar kami tidak sampai tua dan duduk di kursi roda hanya karna menungu seorang cucu dari kamu yang notabene anak tunggal."Sambar nyonya Lita menyembur Edgar.

"oowhhh...Mama sering membayangkan bagaimana wujud cucu mama,dia pasti sangat mengemaskan."Sambung nyonya Lita sembari menautkan kedua tangan nya dan mulai berkhayal.

"Bibit siapa dulu."Ucap tuan Luis dengan bangga menatap putranya itu.

"Iya dong Papa,lihatlah aku,aku sama sekali tidak mirip Mama,karna Papa terlalu mendominasi."Jawab Edgar tak kalah bangga dengan dirinya sendiri.

"Kalian berdua keterlaluan,Papa! Kamu sebulan tidur di perusahaan,jangan dekat-dekat Mama."Tegas nyonya Lita dengan kesal sambil membuang muka.

"Aduh...jangan begitu dong Ma...Mama kan tau,aku tidak bisa jauh-jauh dari Mama."Bujuk tuan Luis tampa menghiraukan keberadaan kami berdua.

"Haisss...sudahlah,kami berangkat dulu,ayo Sayang jangan mengotori matamu karna melihat kelakuan mereka berdua."Ajak Edgar meraih lenganku dan berjalan menuju pintu ruang meeting.

"Dasar anak durhaka!"Teriak tuan Luis dengan kesal.

Edgar tak menghiraukan teriakan ayah nya itu,mungkin karna dia sudah terbiasa,jadi bukanlah hal baru baginya,dan kami pun melangkah masuk ke dalam lift,tak lama pintu lift pun tertutup rapat dan....

Brukkkkkk

"hhhmmppppp."

Tiba-tiba Edgar mendorong tubuhku dengan kasar,lalu menguci kedua tanganku.lalu mulai mencium ku dengan rakus,sampai membuatku kesulitan bernafas,tangan Edgar yang nakal mulai berselancar dengan bebas meraba setiap inci tubuh ku,dan tiba-tiba....

Ting

Pintu lift kembali terbuka dan membuatku melebarkan pupil mataku,bagaimana tidak,para kariyawan perusahaan tenga berdiri di depan lift menatap kami dengan wajah kaget,aku yang panik mengigit bibir Edgar dan membuatnya tersadar dan melepaskan tautan bibir....

"Outsss...Sayang,kamu menyakiti lagi."Ringis Edgar belum sadar kalau kami sedang di tatap oleh sepasan mata para kariyawan.

"Li-lihat di belakan mu."Bisik ku dengan suara pelang sambil bersembunyi di dada bidan Edgar karna malu.

Mendengar itu,Edgar pun bebalik dan menatap mereka semua,seketika kuping Edgar menjadi merah padam walaupun wajah nya tetap dingin....

"Ehem...kalian di panggil ke ruangan meeting sekarang."Dehem Edgar meraih lengan ku dan membawaku pergi tampa menghiraukan mereka semua.

Dari kejauhan aku bisa mendengar suara gumam para kariyawan yang sedang bergosip tentang kami,tapi mau bilang apa lagi,itu semua karna kelakuan Edgar yang suka menyerangku dengan tiba-tiba....