Dikejar Duda Keren

  "Kesana, lalu sepeda motorku bagaimana?" tanya balik Lukita pada pria itu.

  "Itu jadi urusan saya nona. silakan nona tuan ada didalam mobil menunggu nona." jawab pria itu.

  Lukita kebingungan sebenarnya tuan siapa yang dimaksudkan oleh pria itu. Lukita langsung masuk kedalam mobil.

  Alangkah terkejutnya dia melihat pria itu lagi. "Kamu lagi." ucap Lukita yang melihat pria itu lagi.

  Damian terdiam hingga dia tidak melirik kearah Lukita.

  "Cepat masuk." ucap Damian yang menyuruh Lukita untuk masuk kedalam mobil.

  "Untuk apa aku masuk." jawab Lukita menatap tajam kearah Damian. Kini Damian yang awalnya tidak peduli kini dia balik melirik kearah Lukita.

  "Aku bilang masuk sekarang." dengan nada menekan, kejadian itu langsung membuat Lukita mau tidak mau harus mengikuti perintah pria itu.

  Posisi Lukita sudah duduk disamping pria itu, Lukita terlihat kesal tatapannya mengarah samping jendela. Sedangkan Damian pandangan mengarah kedepan, tapi dia biasa melirik sedikit kearah samping.

  Beberapa menit kemudian mereka sampai ditempat tujuan. "Sebenarnya kita mau kemana?" tanya Lukita pada Damian.

  "Makan siang." jawab Damian dengan singkat, Lukita pun hanya mengikuti dibelakang pria itu bersamaan dengan asistennya yang juga berjalan dibelakang dirinya.

  Akhirnya mereka sampai dimeja makan mereka. Pelayan pun datang melayani mereka, tanpa menunggu lama pesanan mereka datang juga.

  Sedari tadi Lukita terdiam, hingga Damian melirik kearah dirinya.

  "Cepat kamu makan." perintah Damian yang menyuruh dirinya untuk segera makan. Yang awalnya Lukita menolak akhirnya dia terpaksa menuruti perintah pria itu.

   Setelah mereka selesai makan, barulah Damian memulai pembicaraan.

  "Ada sesuatu yang harus aku sampaikan padamu." ucap Damian yang nampak serius dengan apa perkataan.

  Sedangkan Lukita menatap kearah Damian dengan menunjukkan ekpresi kesalnya dan dia benar-benar muak jika harus berurusan dengan pria satu ini.

  "Nanti sore kamu harus ikut aku keluar." ucap Damian dengan ekpresi datarnya.

  Damian menjelaskan dari awal kejadian sampai akhir, Lukita pun terkejut dengan apa yang dikatakan Damian padanya.

  "Apa kamu gila, kalau aku harus jadi kekasih bohongan." Lukita tak habis pikir kenapa otak pria itu sampai kearah itu.

  "Kan kamu sendiri yang memulai." jawab Damian yang tak ingin kalah maupun apapun perintahnya tak mau dibantahkan.

  "Bukan aku yang mulai, tapi elo yang mulai bukan aku." Lukita terlihat marah.

  "Apapun keputusanku, kamu harus tetap mengikuti perintahku." ucap Damian yang tak bisa menerima penolakan.

  Tiba-tiba saja ada sekelompok pria mendekati Lukita.

  "Hey kau." teriak pria itu, langsung saja Lukita menoleh kearah samping tempat duduknya.

  "Dia lagi, bukannya itu pria yang aku hajar kemarin." batin Lukita yang sudah pusing dengan urusan Damian ditambah lagi pacar dari mbak Nia.

  "Dia boss, yang menghajar saya habis-habisan." ucap pria itu sambil menunjuk kearah dirinya.

  Sontak saja Lukita makin bingung kenapa hidupnya penuh dengan masalah. Pria itu maju mendekati Lukita, dengan tatapan tajam.

  "Jadi kamu orangnya." ucap pria itu, Lukita berdiri dari tempat duduknya. Sedangkan Damian duduk melihat keduanya saling berdiri berhadapan.

  "Kamu tahu salahmu?" tanya pria itu.

  "Yang aku tahu orang itu dengan berani menganiaya temanku dan aku hajar orang itu." ucap Lukita dengan berani.

  "Berani juga kamu." dengan cepat pria itu melayangkan pukulan, Lukita pun bisa menghindarinya. Hingga dia memukul balik wajah dan kakinya pria itu, disusul dibelakang ada orang lagi dengan membawa senjata, dia pun bisa menangkisnya.

  Dengan gerakkan cepat dia membanting salah dari mereka hingga orang itu jatuh pingsan.

  "Lumayan kalian ada disini bisa untuk olahraga. Sudah lama tidak olahraga berat." ucap Lukita yang segera menyerang pria satunya hingga menangkis senjata pisau itu.

  Spontan pria satunya melarikan diri dengan cepat dia meraih pisau itu dan melemparkan kearah pria itu. Tapi sayangnya pisau itu tertancap diarah pintu hingga membuat situasi didalam restoran berantakkan.

  Pria yang melarikan diri itu tumbang setelah lihat wanita itu berani melempar dengan pisau diatas meja. Pria itu kembali lari tapi sayangnya dia terjatuh tidak jauh dari meja Damian.

  Lukita langsung lari menghampiri pria itu dan menarik kerah pria itu. "Kalau kamu berbuat keributan lagi aku pastikan besoknya kamu tak akan melihat matahari lagi." Lukita benar-benar kesal, hingga dia mengancam pria itu.

  Pria itu ketakutan hingga Lukita melepaskan pria itu, dan dia baru menyadari situasi didalam restoran sungguh berantakkan hingga beberapa pelayan sibuk membereskan beberapa barang berserakkan.

  Sedangkan Damian terdiam menatap Lukita beraninya dia menghajar pria itu, hingga dia diam-diam tersenyum melihat apa yang Lukita lakukan, seperti dia bukan wanita biasa menurut Damian.