Giska adalah anak dari seorang sopir di sebuah perusahaan. Ia terkejut saat ayahnya mengatakan bahwa Giska akan menikah dengan anak dari bos tempat papanya bekerja. Giska kaget saat tahu kalau lelaki itu dingin, sombong, arogan. Ia berkata : "Kita menikah, kamu harus melahirkan anak laki-laki untukku lalu kita bercerai."
Mampukah gadis berusia 19 tahun itu menjalani pernikahan seperti ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpaksa Bohong
Giska merasakan kalau tangan dan kakinya menjadi dingin. Ia sungguh tak tahu harus bagaimana untuk menggagalkan rencana sang ayah mertuanya yang meminta mereka untuk ke dokter kandungan.
"Papa, kami kan baru sebulan menikah. Kenapa juga harus ke dokter segala?" tanya Alka yang sebenarnya panik juga.
"Nggak masalah. Kita konsultasi agar tahu bagaimana caranya agar Giska bisa cepat hamil." Kata Geo lalu segera masuk ke dalam mobilnya.
Giska dan Alka saling berpandangan. Keduanya tak tahu harus bicara apa. Mereka pun mengikuti langkah Geo dengan masuk ke mobil Alka.
"Apa yang harus kita lakukan ?" tanya Giska.
"Dokter mau periksa nya seperti apa? Kamu pernah ke dokter kandungan?"
Giska menggeleng. "Aku nggak pernah. Buat apa juga aku ke sana?"
Alka mengacak rambutnya. Ia kelihatan tegang juga. "Kalau papa tahu kalau aku tak pernah menyentuh kamu, bisa gagal rencana penyerahan sahamku."
Giska pun diam. Ia tak tahu harus bicara apa.
Mereka tiba di rumah sakit. Alka tahu ini rumah sakit khusus ibu dan anak. Milik dari keluarga sahabatnya Geo. Makanya Alka langsung mendapatkan ide untuk menelepon sang pemilik rumah sakit.
Dokter Tia sudah menunggu mereka. Giska nampak semakin tegang saat dokter mulai bertanya tentang siklus haidnya.
"Setelah menikah 2 Minggu, aku mendapatkan tamu bulananku, dok." ujar Giska.
"Oh, itu berarti kita harus menunggu. Bisa saja setelah ini akan terjadi pembuahan. Tuan Geo harap bersabar ya? Biasanya pengantin baru nggak mau cepat-cepat hamil karena mereka sedang menikmati indahnya kehidupan bersama sebagai suami dan istri." Dokter Tia tersenyum menggoda Alka dan Giska.
"Aku ini sudah tua, dok. Sudah sakit-sakitan. Apakah aku harus menunggu lama? Begitu ingin aku melihat anakku memiliki penerus dalam hidupnya." ujar Geo Almando.
"Tunggulah sampai 3 bulan. Setelah itu kita akan memulai program hamilnya. Untuk sementara saya akan memberikan vitamin penyubur untuk Giska. Pokoknya jangan stres dan nikmati saja pernikahan kalian." dokter Tia menuliskan resep setelah itu memberikannya kepada Giska.
Sebenarnya beberapa menit yang lalu, Alka baru saja meneleponnya.
"Dok, aku dan istriku masih ingin menikmati kebersamaan kami karena kami kan menikah tanpa pacaran. Lagi pula Giska masih terlalu muda untuk hamil. Tolonglah kami, dok."
Dokter Tia setuju memberikan waktu 3 bulan kepada Alka dan Giska. Setelah itu ia tak bisa membantunya lagi karena ia adalah sahabat baik Geo Almando. Ia mengerti kegelisahan dan keinginan pria itu. Geo sakit dan keinginan terbesar dalam hidupnya melihat cucunya.
*************
Saat dalam perjalanan ke rumah, Giska baru ingat dengan Deo yang hari ini mengajaknya pergi. Giska membuka ponselnya dan menemukan pesan mengecewakan dari Deo
Sekarang aku tahu, keluarga suamimu adalah segalanya untukmu. Jujur, aku merasa sangat kecewa.
Alka dapat melihat wajah Giska yang gelisah. "Ada apa?"
"Deo, dia kayaknya marah padaku."
"Karena kamu tak ke ulang tahunnya? Ya sudah, sekarang aku antar kamu ke sana."
Wajah cemas Giska langsung berubah senang. "Sungguh? Terima kasih."
Alka memutar balik arah mobilnya setelah menelpon sang papa dan mengatakan kalau mereka ingin menonton bioskop berdua.
Mobil Alka berhenti di depan panti asuhan namun menurut pengurus panti, acaranya sudah selesai sejak 1 jam yang lalu dan kini Deo dan teman-temannya sedang makan-makan di salah satu restoran yang ada di pantai dekat dari panti asuhan itu. Giska tahu kalau itu restoran milik kakaknya Deo. Ia pun mengajak Alka ke sana.
"Bagaimana caranya aku pulang ?" tanya Giska setelah turun.
"Telepon aku saja nanti kita ketemu di perempatan dekat lampu merah yang depannya ada minimarket itu."
"Ya. Aku tahu." Giska melambaikan tangannya pada Alka dan segera masuk ke dalam restoran. Salah satu pelayan mengatakan kalau Deo dan teman-temannya ada di ruangan VVIP yang ada di lantai 2.
Giska melangkahkan kakinya ke sana. Dari jauh ia sudah mendengar lagu disko. Maklumlah sekarang sudah jam 7 malam.
Saat Giska mendorong pintu ruangan itu, nampak suasana remang-remang. Tak banyak orang yang ada di sana, hanya sekitar 10 orang saja. Giska melihat mereka semua sedang asyik bergoyang mengikuti alunan suara musik. Dan Giska melihat Deo dan April sedang bersama. Tangan April melingkar di pinggang Deo. Bahkan April sepertinya hendak mencium pipi Deo. Sementara Deo asyik tertawa. Di tangannya ada segelas minuman. Giska tak tahu minuman apa itu namun Deo terlihat kacau.
"Deo.....!" panggil Giska. April dengan cepat melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Deo.
Gerakan Deo terhenti. Ia menatap Giska sebentar lalu melangkah menjauhi tempat itu.
"Ngapain kamu ke sini?" tanya Deo lalu meneguk habis minuman yang ada di gelas. Ia sedikit berteriak karena suara musik yang keras.
"Deo, aku kan sudah jelaskan di pesan yang aku kirimkan padamu. Aku minta maaf. Aku tak bisa menolak karena ayahnya Alka sendiri yang menjemput ku." Giska mendekat. Ia meraih gelas yang ada di tangan Deo. Ia mencium gelas itu. "Kamu minum alkohol?" tanya Giska.
"Ya. Aku butuh pelampiasan untuk menghilangkan rasa gundah di hatiku. Hari ini ulang tahunku. Aku hanya minta kamu temani aku untuk merayakannya dengan anak-anak panti asuhan namun kamu lebih memilih mereka. Ya sudah! Pergilah! Aku nggak butuh kamu. Masih banyak teman-teman ku di sini." Deo mendorong Giska.
"Deo.....!" Arya, salah satu teman Deo mendekati mereka. "Jangan kasar pada wanita. Giska kan pacarmu."
"Dia bukan pacarku lagi." kata Deo membuat Giska terkejut.
"Apa maksudmu, Deo?" tanya Giska sambil memegang lengan cowok itu.
"Memang sebaiknya kita berpisah." kata Deo pelan namun sangat jelas di telinga Giksa.
Deo kemudian menepiskan tangan Giska. Ia segera meninggalkan ruangan itu. Giska mengejarnya namun langkah Deo sulit diimbangi nya. Cowok itu sudah pergi dengan mobilnya.
Giska berulang kali menelepon Deo cowok.itu selalu menolak panggilannya. Hati Giska semakin sakit rasanya. Gadis itu berjalan dengan lesuh meninggalkan halaman restoran. Ia duduk di halte yang ada di depan restoran sambil menunggu angkutan umum yang akan lewat. Setelah menunggu selama 10 menit, ada bus yang lewat. Giska segera naik setelah melihat jurusannya. Di dalam bis, gadis itu menangis. Sungguh, ia tak ingin putus dengan Deo.
***********
Alka langsung menarik napas lega melihat Giska yang turun dari sebuah mobil angkutan umum.
"Kenapa sudah pulang? Aku baru saja akan ke klub dengan teman-teman ku."
Giska tak menjawab namun Alka melihat wajah gadis itu yang nampak murung. Hidungnya merah dan matanya sembab.
"Duh bocil, kamu menangis ya? Bertengkar dengan pacar mu?"
Giska tak menanggapi ucapan Alka. Ia langsung masuk ke dalam mobil dan menangis di sana.
Alka pun masuk ke mobilnya. Ia menatap Giska.
"Kenapa belum jalan?" tanya Giska sambil menatap Alka.
"Kalau kita pulang ke rumah dalam keadaan seperti ini, kamu bisa kena interogasi dari papa. Dan aku pasti yang akan dimarahnya. Karena kita harus pulang di atas jam 11 malam supaya papa sudah tidur."
Giska mengambil tissue dan menyeka air matanya. Alka pun menjalankan mobilnya. Mereka berputar-putar diseputaran kota sampai akhirnya mobil berhenti di sebuah taman.
"Kamu ingin makan sesuatu?" tanya Alka.
Giska menggeleng.
"Katanya, makan sesuatu yang manis akan membuat suasana hati kita membaik."
"Aku nggak mau."
Alka turun dari mobil lalu membeli sekotak martabak coklat keju.
"Nih makan!"
"Aku nggak mau!"
"Kita belum makan malam, lho."
Giska tahu perutnya sudah keroncongan. Ia mengambil sepotong martabak dan memasukannya ke dalam mulutnya. "Rasanya enak."
"Tambah lagi." kata Alka sambil mengambil sepotong martabak juga.
"Kalau Deo marah karena kamu batal ikut dengannya adalah hal yang wajar. Tapi kamu kan juga tak mungkin menolak papa mertuamu yang sudah menunggu di luar kampus."
"Deo memutuskan aku."
"Dia memutuskan mu? Katanya cinta banget sampai menyusul ke Jepang segala. Sudahlah. Jangan dipikirin. Kalau memang kalian putus, aku sangat yakin masih banyak lelaki di luar sana yang menyukai mu. Mungkin ini petunjuk Tuhan kalau dia bukan lelaki yang tepat untukmu. Jangan menangis dong. Sakit hati boleh saja. Tapi jangan sia-siakan pikiranmu terkuras karena dia. Banyak yang harus kau pikirkan. Salah satunya adalah ayahmu."
Giska terdiam mendengarkan perkataan Alka. "Alka, malam ini kita ke rumah ayahku. Maukah kau mengantarku?"
Alka mengangguk walaupun sebenarnya ia sedikit pusing dengan sikap Giska.
*************
Ada sesuatu yang akan terjadi di rumah Giska. Apakah itu?
walopun di awal2 bab sedikit gemes dg karakter Alka yg super duper cuek, tapi pada akhirnya berubah jadi super bucin ke Giska..
finally happy ending.. saya suka.. saya suka..
Akhirnya mereka bisa mewujudkan impian kedua ortu masing2, walopun pada akhirnya hanya papa Geo yg bisa melihat langsung anak Alka-Giska dan itupun hanya sebentar..
benar2 perjuangan yg luar biasa ya papa Geo..
tetep berbau "bule" ya mak, walopun cuma blasteran..
secara visual benernya lebih suka sama Rudi, hehe.. tapi itu kan preferensi masing2..
seneng banget deh bisa reunian sama Juragan Wisnu-Naura..
kangennya lumayan terobati..
jujur, karya2 awal (alias para sesepuh) menurutku yg paling ngena di hati..
mulai dari empat sekawan Faith-Ezekiel, Ben-Maura, Edward Kim-Lerina, Arnold Manola-Fairy, trus jgn lupakan Giani-Geronimo dan yg khas nusantara tentunya juragan Wisnu-Naura..
semuanya karyamu aku suka mak, tapi kisah mereka yg paling tak terlupakan..
anyway, semoga sehat selalu ya mak..
tetap semangat berkarya apapun yg terjadi dan semoga sukses selalu baik di dunia halu dan nyata.. 💪🏻😘😍🥰🤩
alur cerita menarik dengan alur yg lambat dan terkadang juga cepat dengan mengalir dan tidak muter2.
terimakasih atas bacaannya yang menarik thor.
terus semangat berkarya...❤️❤️