Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Alpha
Masih di Rumah sakit.
"Zee, jangan bawa dia pergi!" Alpha menghadang adik iparnya itu setelah keluar dari ruang Shafa.
"Ckkk, aku menyesal menitipkan dia padamu!" Kata Zea sambil bersandar di tembok.
"Ckkk, kau tau aku sudah berjuang keras menghapus namamu, dan dia nyaris berhasil mengalihkan hatiku darimu. " Ucap Alpha berharap Zea tak membawa Shafa pergi dari pandangannya.
"Hati-hati jangan sampai orang lain dengar dan salah paham tentang kita, Al Jovano bisa terluka jika sadar tentang ini!" Zea pergi dari hadapan Alpha menyusul suaminya yang pergi mencari makanan di kantin.
"Zeee!!! Ckkk!!! " Alpha kesal di acuh kan oleh Zea yang mengeluyur pergi dari hadapannya dan tak memberi dia kesempatan sama sekali.
Alpha pun akhirnya memilih masuk dan melihat keadaan Shafa di dalam ruang rawatnya. Shafa terbaring dengan sisa air mata di wajahnya, memar di wajahnya terlihat semakin jelas.
"Hay, maaf aku terlambat hingga kau terluka."
"Aku akan minta orang untuk mengantar dan mengawasi kamu di kampus."
"Jadi tolong jangan pergi!"
"Laki-laki brengsek itu sudah mendapatkan balasannya."
Alpha berkata sambil duduk di sisi Shafa, gadis itu menunduk malu dan merasa hina, meski kesuciannya terselamatkan, namun tubuhnya sudah tersentuh laki-laki yang tidak boleh menyentuh dirinya.
"Kak, terima kasih malam itu sudah datang, jika tidak mungkin... " Kalimat itu terputus Shafa kembali teringat dan dadanya kembali sesak.
"Stttt, tenanglah, kau selamat, aku sudah memberi balasan setimpal untuknya!" Kata Alpha ikut sedih menatap Shafa yang terpuruk.
Alpha juga heran wanita yang sudah selalu menjaga diri seperti Shafa mengapa bisa di perlakukan buruk oleh laki-laki di luar sana. Bagaimana jika Shafa berpenampilan terbuka tentu hal buruk akan lebih terjadi pada gadis itu.
Alpha pun bersyukur pada kain hijab yang selalu Shafa kenakan, seandainya tidak memakai kain itu mungkin Shafa akan mudah untuk di lecehkan.
"Shafa! menikahlah denganku." Alpha berkata dan sukses membuat mata Shafa tak berkedip di tempatnya.
"Aku akan berusaha menjagamu! Terlepas dari perasaan cinta, itu tidak penting, yang terpenting aku bisa menyentuh dirimu tanpa dosa dan menjaga dirimu." Ucap Alpha.
"Aku tau aku jauh dari suami idamanmu, namun kau boleh andalkan aku dalam hal lain." Ucap Alpha lagi.
"Kak, tak perlu merasa bersalah begitu, hingga mau menikahi aku segala."
"Aku tau di matamu masih tersimpan perasaan padanya."
"Jangan menipu diri sendiri. Aku bukan tipemu, aku hanya gadis rendahan bahkan kini sudah nyaris kotor."
Shafa tak ingin menjadi beban lebih banyak lagi, dan dia sadar itu hanya perasaan bersalah Alpha pada dirinya.
"Dan aku ingin laki-laki yang Shalat. " Jujur Shafa karena selama bersama di rumah Shafa tak sekalipun melihat Alpha Shalat dan ini sungguh parah menurut Shafa.
Alpha menelan ludahnya kasar, dengan gadis kalangan bawah saja dia tertolak dan hanya karena dia tidak Shalat sementara di luar sana banyak wanita ingin menikah dan dekat dengan dirinya.
"Ehmmm Aku pernah Shalat." Jawab Alpha gengsi.
"Owh ya?? Bisa???" Shafa tersenyum cerah tak percaya namun syukurlah jika majikannya itu pernah Shalat pikirnya.
Alpha mengangguk pasti, "Dulu, dulu sekali saat masih ada Mama, tapi aku lupa kapannya, aku tidak berbohong kan." Batin Alpha tersenyum sedikit grogi di tempatnya.
"Jadi???" Alpha berharap lamarannya di terima kali ini, entah meski gadis itu bukan tipenya namun ada kenyamanan saat bersama seperti ini, Alpha tak ingin perasaan nyaman ini hilang dalam hidupnya.
"Maaf, Aku belum bisa menjawab, aku masih ragu jika kak Alpha bisa Shalat." Jawab Shafa membuat Alpha tertunduk lesu, lagi-lagi karena hal itu.
Apa sesulit ini dirinya dalam hal perempuan, tak pernah beruntung memiliki wanita yang benar-benar membuat dirinya tertarik, gadis lugu semacam Shafa pun tak mampu dia dapatkan, akankah dia menerima perjodohan dari oma dan opanya yang justru membawa jodoh gadis berkelas namun murahan di matanya.
Alpha melangkah keluar ternyata menjadi hebat dan kaya raya seperti ini saja tidak cukup untuk seorang gadis kecil yang dia remehkan dulu.
Alpha tak tau bagaimana perasaannya saat ini namun jika Shafa pulang ke jogja bersama Zea untuk selamanya, Alpha merasa hatinya keberatan karena jujur keberadaan gadis itu cukup memberi warna di dalam hidupnya.
Ada tempat yang ingin dia kunjungi dan ingin dia lihat selain rumah Zea, Alpha berharap Shafa berubah pikiran setelah dia benar-benar bisa shalat nantinya.
***
Up lagi Terimakasih banyak untuk semua pembaca yang masih setia
🙏🙏😍
Aq blm tav vaf nih 🤭