NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Sport jantung

Nazma sudah berada di kamar Nevan, gadis itu menatap sekitar. Tatapannya jatuh pada lantai, apa benar ia akan tidur di lantai? Namun tidak lama kemudian matanya tidak sengaja melihat sofa yang ada dikamar Nevan, mungkin lebih baik Nazma tidur di sofa itu.

Setidaknya Nazma tidak terlalu kedinginan, jika dipikir-pikir tidur di sofa juga lebih nyaman. Tanpa pikir panjang Nazma langsung mengambil bantal dan membawanya ke sofa tersebut, gadis itu kini menatap selimut yang ada di atas kasur.

'Selimutnya pasti dipakek sama Nevan, gapapa deh nggak pakek selimut.'

Nazma baru teringat akan sesuatu. 'Aku kan nggak bisa tidur kalau nggak meluk guling.'

Nazma akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang, hingga akhirnya terdengar suara pintu yang baru saja ditutup. Nazma sampai tidak sadar jika Nevan sudah masuk ke dalam kamar.

"Ngapain?" Nevan berdiri didekat pintu dan menatap datar Nazma.

"Mau tidur." Nazma langsung berdiri, ia takut Nevan akan memarahinya. "Aku nggak boleh tidur di sofa ya?"

"Nggak boleh." Nevan menjawab dengan galak.

Nazma tertegun. "Oh, aku tadi mau tidur di lantai. Tapi aku lihat di sini ada sofa, aku pikir kamu nggak sejahat itu."

"Ya karena gue nggak jahat, makannya lo tidur di kasur." Nevan berusaha berbicara dengan nada sesantai mungkin.

"Berarti kamu tidur di sofa?" Sejauh ini Nazma masih berpikir positif.

"Ya nggak lah! Yang bener aja, ya gue tidur di kasur bareng lo!" Nevan kembali ngegas.

Nevan berusaha untuk bersabar, salahkan saja Nazma yang selalu berhasil memancing kesabarannya. Mana mau Nevan merelakan kasurnya untuk Nazma, sedangkan dirinya tidur di sofa. Tentu saja Nevan tidak sedermawan dan sebaik itu, lelaki itu masih ingin tidur di kasur.

"Hah? Berdua?" Nazma semakin tidak menyangka.

"Bertiga, bareng setan." Jawaban Nevan sangat tenang namun kelewat pedas.

Nazma hanya diam, ia tidak tahu harus berbicara apa.

"Bertiga Nanaz, bareng guling." Nevan berjalan ke arah Nazma. "Lo sedetik aja nggak bikin gue emosi bisa kan?"

Nazma mengangguk. "Bisa."

"Pinter." Nevan tersenyum dan menepuk pelan kepala Nazma. "Gue suka yang nurut-nurut."

"Kayak anjing?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Nazma.

"Nggak lah, anjing kan haram." Nevan mendekat dan berbisik. "Kalau lo udah halal, iya nggak?"

Seketika jantung Nazma langsung menggila, entah kenapa Nevan tiba-tiba berubah jinak seperti kucing anggora. Nevan menjauhkan wajahnya, sebuah senyuman bahkan terukir di bibirnya. Nazma juga dibuat bungkam oleh sikap Nevan, gadis itu juga tidak mampu mengeluarkan kata-kata.

"Kenapa lo natap gue kayak gitu? Gue nggak kesurupan." Suara Nevan sangat tenang, tidak ngengas, beginilah jika terjadi momen-momen yang sangat langkah.

"Nevan, aku tidur di sofa aja gapapa." Nazma berusaha menolak secara halus.

"Lo nurut aja bisa nggak sih? Tadi katanya nggak mau bikin gue emosi!" Nevan kembali ngegas.

"Ya udah." Nazma akhirnya pasrah.

"Ya udah apa?" Nevan menuntut kejelasan.

"Tidur berdua," ucap Nazma.

"Bertiga sama guling," ralat Nevan.

***

Calvin, Jeno, dan Iqbal sedang berada di kamar Sean, mereka bertiga memang sudah biasa menginap di rumah Sean. Ketiga orang itu kini sedang membicarakan Nevan yang baru saja menikah, sementara Sean hanya diam dan menatap jangah ketiga orang itu.

"Kira-kira si Epan lagi ngapain yah?" Calvin terlihat seperti orang yang sedang berpikir.

"Pasti lagi nonton youtube bareng." Isi kepala Jeno selalu saja tidak jauh-jauh dari youtube, like, subscribe, dan komen.

"Tidur sambil makan nabati." Tanggapan Iqbal malah lebih gila lagi.

"Tumben bukan malkist abon?" Calvin menatap sinis Iqbal.

"Kan lagi cuti." Iqbal berucap tanpa beban.

"Kasihan banget Nazma, pasti dia tertekan banget. Orang Epan galak, kayak tarzan kelaperan." Jiwa ghibah Calvin mulai bangkit.

"Nggak cuma tertekan, tapi dia juga kena tekanan batin tiap detik. Nggak masuk pak Eko!" Jeno begitu menggebu-gebu.

"Demi nabati, kasihan kasihan kasihan." Iqbal mengeluarkan kata-kata keramatnya.

Sean mengusap pelan wajahnya, telinganya panas mendengarkan ketiga orang itu yang sedang menghibah. Alasan Sean dari tadi diam, karena dia tahu ghibah adalah perbuatan dosa. Tapi mendengarkan orang ghibah juga tidak baik, karena itu memengaruhi kesucian telinganya.

"Jangan ghibah, nggak baik." Sean menasehati dengan gaya kalem.

"Jangan ceramah, katanya cita-cita lo jadi pebisnis sukses. Lo mau cosplay jadi Ellan?" tanya Calvin.

"Iya, anaknya Om Adam kan cita-citanya jadi ustadz." Jeno menggeleng pelan. "Bibit-bibit sholeh, tarik sis ... melon."

"Bukannya semongko ya?" Iqbal berinisiatif membenarkan.

"Beda, kalau melon itu kata-kata legend ala Jeno."

"Epan itu ya, udah julit, galak, mulutnya cabe, licin ba---"

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain." Sean memotong ucapan Calvin.

"Surat Al-Hujurat ayat 12, nggak boleh menggunjing." Sean berucap dengan penuh penekanan.

"Bunyi suratnya gimana tuh?" Calvin sedang menguji kepintaran Sean rupanya.

"Kalian bertiga wudhu, ambil al-qur'an. Gue tunjukin ayatnya, ayo ngaji bareng-bareng." Sean tersenyum sangat manis.

Jeno langsung menyenggol lengan Calvin. "Udah malem Yan, nonton youtube aja yuk."

Calvin menyengir lebar. "Kalau ngaji enakan jam dua belas malem Yan."

"Entar jam dua belas gue bangunin lo, sekalian kita sholat tahajud bareng." Sean malah menganggapnya serius.

Iqbal mendekati Sean. "Jangan dengerin mereka Yan, mending kita makan nabati bareng."

Memang dasar mereka bertiga, sama saja rupanya. Sangat ahli dalam menghasut.

***

Kembali pada Nevan dan Nazma, pasangan itu kini duduk di atas kasur dengan guling sebagai pembatas diantara mereka. Suasana terasa begitu canggung, ini adalah pertama kalinya mereka tidur berdua. Nevan yang biasanya tidur sendiri, kini harus berbagi tempat tidur dengan Nazma.

"Lo nggak mau wudhu?" Nevan menatap Nazma yang ada di samping kanannya.

"Emang mau ngapain?" Nazma berusaha untuk tidak panik, ia berpikir jika Nevan akan mengajaknya untuk beribadah halal.

"Tidur, kata Bunda kalau mau tidur disunnahin buat wudhu. Biar suci dari hadats kecil, gue juga biasanya gitu."

"Oh iya." Tidak bisa dibayangkan seberapa malunya Nazma.

"Emang lo kira kita mau ngapain?" Nevan memicing curiga.

"Tidur kan?" Nazma sedikit gugup sekaligus salah tingkah. "Habis wudhu kan tidur."

Nevan mengangguk tanpa curiga. "Ya udah lo dulu, habis itu gue."

Nazma bergegas ke kamar mandi, sementara Nevan sibuk dengan pikirannya. Lelaki itu masih belum siap melihat wajah Nazma, bagaimana jika Nazma hitam, jelek, dekil, giginya maju dan kuning? Membayangkannya saja sudah mampu membuat Nevan bergidik ngeri.

"Udah." Nazma kembali dan telah memakai cadarnya.

"Hem." Nevan segera turun dari kasur lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai, pasangan itu kembali duduk di atas kasur. Kedua orang itu hanya diam, tidak ada yang berinisiatif membuka suara. Hingga akhirnya Nevan memutuskan untuk bicara.

"Lo mau tahu nggak gimana caranya biar pas tidur nggak diganggu sama setan?"

Nazma menoleh kemudian mengangguk, ia ingin tahu apa yang di lakukan oleh Nevan.

"Caranya, tangannya kayak gini." Nevan membuka kedua tangannya seperti berdoa.

Nazma menirukan Nevan. "Terus?"

"Baca doa sebelum tidur, al-fatihah satu kali, al-ikhlas satu kali, al-falaq satu kali, an-nas satu kali, yang terakhir baca ayat kursi. Terus di tiupin ke telapak tangan."

Nazma mengangguk mengerti, gadis itu tampak serius memperhatikan Nevan. "Habis itu?"

"Tangan kanan ditaruh diatas telapak tangan kiri, terus telapak tangan diusapin ke wajah."

"Kayak gini." Nazma mengusapkan telapak tangan ke wajah, namun telapak tangan kirinya juga sedikit mengenai wajahnya.

"Telapak tangan kiri jangan sampek kena wajah, kalau udah kedua telapak tangan boleh diusapin dari kepala sampek seluruh tubuh."

Nazma mulai mengikuti arahan Nevan, mulai mengangkat tangan seperti berdoa. Nazma melakukan semua seperti yang diajarkan oleh Nevan, hingga akhirnya Nazma selesai mengusapkan kedua telapak tangan ke seluruh tubuh. Nevan juga melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Nazma.

"Nevan, aku udah jadi istri kamu. Kamu bisa lihat wajah aku kalau kamu mau."

Mengingat ucapan Calvin membuat Nevan seketika menggeleng. "Nggak perlu, dan jangan coba-coba ngelakuin itu."

Nazma hanya mengangguk, ia sudah menduga akan hal itu.

"Tidur sana." Nevan mulai membaringkan tubuhnya.

Nazma berbaring, namun masih belum memejamkan matanya. "Nevan aku nggak bisa tidur kalau nggak meluk guling, aku boleh pakek gulingnya?"

"Ribet lo, itu guling kesayangan gue jangan dipakek." Nevan menjeda ucapannya. "Sini deketan, peluk gue aja."

Nevan menyingkirkan guling tersebut, dengan ragu Nazma perlahan mendekat. Hingga akhirnya Nazma tidur dengan posisi dipelukan Nevan, pret! Lamunan Nevan seketika buyar, ternyata itu hanyalah khayalan gila Nevan.

'Gila aja lo Van, ya kalik lo meluk dia,' batin Nevan.

"Udah tidur, nggak usah ribet. Lo tidurnya hadep kanan, lo boleh buka cadar lo. Kasihan juga lo tidur pakek cadar, entar engap lagi lo."

"Aku boleh minjem buku kamu, aku nggak bisa tidur kalau nggak meluk sesuatu."

"Di meja belajar, ambil aja." Nevan melirik Nazma yang turun dari kasur, walaupun terlihat kejam Nevan sebenarnya sangat peduli pada Nazma. "Nanaz ...."

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!