'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.
Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.
Suatu hari dia di jebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali di tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.
Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?
Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Kruyukkk
Suara perut lapar Max.
Zivanna tersenyum kecil mendengar nya. Sedangkan Max memerah malu.
'Dasar tubuh anak kecil sialan,' gerutu Max dihatinya, dia merasa saat ini martabatnya sebagai seorang mafia yang disegani banyak orang lenyap sudah.
"Max lapar hmm?, gimana kalau kita makan dulu, Setelah itu nanti mama akan mengajak kamu ke suatu tempat," ujar Zivanna.
Max menatap Zivanna dan bertanya
"Kemana?,"
"Nanti akan Mama beritahu setelah kita makan siang oke," jawab Zivanna tersenyum.
Max menghela nafas dan menganggukkan kepalanya kecil.
Setelah itu mereka berdua pergi dari sana untuk mencari restoran terdekat.
Di restoran, Zivanna memesan berbagai makanan enak yang bervitamin dan cocok untuk anak seusia Max dengan beberapa makanan penutup manis.
Max melihat makanan yang tersaji di meja makan, keningnya mengerut tidak suka. Tidak ada makanan kesukaan nya disini, dan apa apaan makanan penutup manis ini, itu adalah jenis makanan yang paling dibencinya di dunia ini.
"Kenapa Max diam, apakah Max tidak suka makanan nya?," tanya Zivanna pada Max.
Max menatap Zivanna ragu, dia pikir jika dia mengatakan tidak suka pada makanan di depannya ini, itu akan membuat wanita ini kecewa dan merasa tidak suka lagi padanya. Itu tidak boleh terjadi, setidaknya dia harus bersikap baik terlebih dahulu saat ini, jika tidak, wanita ini akan berubah pikiran untuk mengadopsi nya dan dia akan dibuang.
Padahal pikiran max tidak akan pernah terjadi, mana mungkin Zivanna membuang nya hanya karena dia mengatakan sesuatu yang tidak di sukai nya.
Max menggelengkan kepalanya "Aku tidak pilih pilih makanan," ucap max pada Zivanna.
Zivanna tersenyum "Kalau begitu Max makan yang banyak ya, biar sehat," ucap Zivanna, sebenarnya dia merasa max terlalu kurus dan kecil untuk ukuran anak seumuran nya. Tapi Max tipe anak yang berwajah cantik, jadi walaupun tubuhnya kecil dan Kurus tetap enak dipandang.
Max mengangguk, dia mencoba suapan makanan pertama
'hmm rasanya tidak buruk... Masih bisa ku makan,' batin Max.
Selepas selesai makan Zivanna menatap heran Max karena dia tidak menyentuh satupun makanan penutup yang dipesannya. Bukankah semua anak anak menyukai makanan manis?
"Kenapa Max tidak makan kue nya?, ini sangat enak loh, mama suapin yaa," ujar Zivanna menyendok salah satu dessert kue dan menyodorkan nya pada Max.
Max terdiam, apakah dia harus menerima suapan Zivanna atau tidak?
Dia melihat mata Zivanna penuh harap agar dia menerima suapan nya. Dia sangat membenci makanan manis seperti ini oke!!, batin max berteriak tidak suka.
Dengan ragu Max membuka mulutnya lalu setelah kue itu berada di mulut nya, dia menutup matanya, takut tanpa sadar memuntahkan makanan itu.
Tetapi yang dikhawatirkan max tidak terjadi, sebaliknya dia merasa makanan itu terasa sangat lezat
'bagaimana mungkin??' batin Max heran. Karena sewaktu hidup di raga Galileo dia merasa rasa makanan manis itu menjijikan dan tidak layak dia makan. Tetapi saat di suapi makanan manis oleh wanita yang berstatus mamanya sekarang ini entah mengapa itu terasa lezat dan dia merasa ingin memakannya lagi?...
"Enak kan?," ujar Zivanna, dia terkekeh kecil melihat wajah lucu Max yang seperti memakan sesuatu yang berharga. Hahh seperti nya max menyukai makanan manis pikir nya.
Max tidak menjawab dan menyuapkan makanan manis yang dianggap tidak disukai nya itu kembali tanpa sadar. Lalu setelah makanan penutup itu habis Max baru tersadar
'Sial... Sepertinya aku mulai terpengaruh oleh tubuh anak kecil ini,' ucapnya dihatinya, bagaimana mungkin seorang Leo memakan makanan sebanyak ini dalam waktu singkat, apalagi makanan manis seperti ini.
"Sepertinya Max sangat suka makanan manis ya~ tetapi berlebihan mengkonsumsi makanan manis juga tidak baik, hari ini mama izinkan Max makan makanan manis sepuasnya, tetapi besok besok harus dikurangi ya," ingat Zivanna pada Max.
Max menghela nafas dan menganggukkan kepalanya kecil. Sebenarnya itu juga yang dipikirkan nya tentang makanan manis. Max sangat menjaga tubuh nya saat hidup sebagai Leo, jadi dia sangat menghindari makanan yang akan membuat tubuhnya tidak sehat, salah satunya adalah makanan yang mengandung gula.
"Eumm Mama mau tanya sama Max... Apakah Max sekarang tidak Rindu dan ingin bertemu dengan ibu?," tanya Zivanna dengan hati hati. Pasalnya dari saat max terbangun dari koma sampai pulang ke rumahnya juga tidak ada tanda tanda Max menanyakan sesuatu tentang ibunya.
Max terdiam sesaat lalu menggelengkan kepalanya
"Tidak,"
Zivanna terdiam tidak mengatakan apa apa lagi, sebenarnya dia bingung mengapa max menjawab seperti itu. Tetapi dia menduga sesuatu, bahwa max mungkin mempunyai hubungan tidak baik dengan ibunya. Jadi Zivanna tidak akan menanyakan nya lagi. Apalagi ibu nya sudah meninggal, Zivanna tidak ingin Max merasa sedih.
'Walaupun aku tidak mengenalmu, tetapi aku berharap kau beristirahat dengan tenang disana, tidak perlu khawatir tentang Max aku akan menjaga nya dengan baik,' batin Zivanna untuk ibu dari Max.
Zivanna merubah raut kebingungan nya dengan senyuman lembut.
"Baiklah, kita sudah selesai makan, saatnya kita pergi ketempat selanjutnya," ujar Zivanna.
"Kemana?," tanya Max.
"Nanti Max juga akan tau," jawab Zivanna.
Max mendengus lagi lagi wanita ini tidak menjawab pertanyaan nya. Padahal jarang jarang sekali dia mengeluarkan kata kata.
Hari ini Max mengikuti ke manapun Zivanna mengajaknya pergi, Dari mulai shopping untuk keperluan Pakaian sehari hari dan beberapa peralatan sekolah tentunya karena sepertinya Max sangat pintar dan sudah harus menerima pendidikan dasar walaupun umurnya masih muda. Mereka juga berkunjung ke tempat bermain anak anak. Tetapi yang tidak Zivanna duga jika max ternyata tidak menyukai itu. Zivanna tidak ambil pusing dan bertanya mengapa Max tidak menyukai nya, karena beberapa anak memang kadang tidak menyukai area bermain yang ramai.
Sekarang Max di angkat menjadi anak oleh janda kaya raya. Zivanna membelikan apapun yang max butuhkan. Kehidupan nya dari Max (pemilik tubuh asli) yang miskin berubah 180°. Tentu saja jiwa Leo yang sekarang berada di tubuh Max sudah terbiasa dengan sesuatu yang bernama kekayaan itu.
Max sekarang sampai di depan rumah yang lumayan terlihat besar dan mewah. Max tiba tiba terpikir apakah wanita ini sudah memiliki suami?.
"Nahh mulai sekarang Max akan tinggal di rumah ini, yuk kita masuk," ajak Zivanna. Max hanya diam dan mengikuti arahan Zivanna.
Di dalam Max disambut oleh beberapa pelayan dengan ramah dan diperkenalkan pada mereka bahwa dia adalah anak angkat Zivanna dan mulai sekarang dia adalah tuan muda di rumah ini.
Max melihat sekeliling rumah, dia berpikir rumah ini cukup bagus, walaupun tidak sebesar rumah miliknya.
Max hendak bertanya pada Zivanna apakah dia memiliki suami atau anak, tapi Max urungkan. Dia pikir lebih baik mengamati dari pada menanyakan sesuatu yang merepotkan, karena mulai dari sekarang dia akan tinggal di rumah ini.
Max dan Zivanna pergi ke lantai atas menuju kamar yang max yang sudah di persiapkan para pelayan atas perintah dari Zivanna sebelum datang kemari.
"Gimana, max suka tidak Dengan kamarnya?, nanti kita tambahkan furniture lain yang max sukai, karena saat ini mama belum sempat membeli nya," ujar Zivanna pada Max.
Max menggeleng kecil
"Tidak usah, seperti ini saja," ujar Max. Tentu saja jiwa Leo lebih menyukai kamar yang polos tanpa furniture yang menurut nya menyakitkan mata.
"Baiklah kalau begitu max istirahat dulu di kamar, mama tinggal dulu,"
"Oh ya satu lagi... Mulai sekarang nama mu bukan hanya Max, tetapi Maximilian Louis, nama belakang yang sama dengan mama," ucap Zivanna pada Max.
Max menganggukkan kepalanya, dia tidak terlalu peduli dengan hal remeh seperti menetapkan nama, asal tidak buruk dia akan menerima nya dengan baik.
•••
Beberapa hari telah berlalu, dia sudah mengamati semua orang yang berada di rumah ini, dan ternyata yang tinggal disini hanya Zivanna, dirinya dan para pelayan, dia jga bertanya pada salah satu pelayan untuk memastikan dugaannya, dan ternyata memang Zivanna adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya.
Max juga sudah mulai bersekolah, karena umurnya bisa dibilang sudah menginjak umur enam tahun atau akhir dari umur ke lima nya dia melalui hari hari yang menurut nya sangat membosankan. Hanya makan, tidur dan pergi ke sekolah setiap harinya, belum lagi dia harus berurusan dengan para bocah di sekolahnya yang sangat merepotkan dan menyebalkan. Dia sendiri mulai ragu apakah sesuatu yang menurut nya tidak berguna yang sekarang dilakukan ini adalah hal yang tepat?
*Bonus pict visual Max
.
.
.
.
.
.
.