NovelToon NovelToon
Peri Cintaku

Peri Cintaku

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / cintapertama / spiritual
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.

Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Leon segera menghampiri Luna di kamar rawat inapnya, dan Leon merasa kaget ketika melihat Luna begitu menangis histeris.

"Ada apa denganmu, Luna?" tanya Leon.

“Aku sepertinya kehilangan semua rambutku, Leon. Aku jadi jelek sekarang,” tangis Luna.

Walaupun saat itu kepala Luna masih dibalut oleh perban, dia merasa rambutnya terpangkas semua dari kulit kepalanya.

“Mungkin saja rambutmu itu hanya dipotong sedikit, Luna. Jadi kamu tidak perlu merasa khawatir. Kamu tetap cantik kok,” hibur Leon.

“Tidak, Leon. Aku merasa rambutku sudah terpangkas habis. Aku merasa sangat jelek dan buruk rupa,” jawab Luna lagi di tengah isaknya.

Leon meminta izin kepada kedua orang tua Luna untuk menghibur putri mereka. Kedua orang tua Luna pun memaklumi, dan mereka mempersilahkan Leon untuk menenangkan Luna.

Kedua orang tua Luna memutuskan untuk keluar sebentar dari ruang rawat inap itu agar Leon bisa menenangkan Luna. Leon kemudian memeluk Luna dengan penuh kasih.

“Tenanglah, Sayang. Tidak akan terjadi apapun denganmu. Kini kamu sudah sembuh dari penyakitmu,” hibur Leon.

“Tetapi kini aku kehilangan rambutku, Leon.Sekarang aku menjadi botak dan buruk rupa, aku malu kehilangan rambutku yang begitu berharga,” tangis Luna lagi.

“Tidak, Sayang. Kamu tenang Sayang. Jikalau rambutmu itu dipangkas, maka nanti juga akan tumbuh lebih indah. Semua ini demi kesehatanmu. Kalau rambutmu tidak dipotong, tentu tidak akan dioperasi ini berjalan dengan lancar,” bujuk Leon.

Luna terdiam sambil terus berderai air mata. Dia masih syok merasakan rambutnya yang terpangkas habis.

“Seharusnya kamu bersyukur, Sayang. Karena kamu sudah melewati masa kritis dan operasimu berjalan dengan lancar. Kita pasti akan segera menikah dan membina rumah tangga,” hibur Leon lagi, dia begitu menaruh harapan begitu besar kepada Luna.

Luna kemudian mengurai pelukan Leon. Dia lalu menatap Leon dengan lekat.

“Apakah kamu masih mencintaiku dengan kondisiku yang saat ini, Leon?" tanya Luna.

“Tentu saja, Sayang. Apapun yang terjadi, aku tetap mencintaimu,” jawab Leon dengan nada yakin.

“Bagaimana kalau umurku tidak lama lagi, Leon? Apakah kamu masih mau menerimaku sebagai calon istrimu?” tanya Luna lagi. Leon segera meletakkan jari telunjuknya pada bibir tipis Luna.

“Jangan bicara seperti itu, Sayang. Bukankah dokter sudah memastikan jika operasi pengangkatan penyakit yang ada di dalam tubuhmu sudah berhasil? Jadi kamu kini sedang berada dalam proses pemulihan,” kata Leon.

Tetapi Luna masih merasa cemas dengan penyakit yang dideritanya saat ini.

“Entah mengapa aku merasa penyakit yang kuderita ini busa memisahkan kita berdua, Leon,” Luna mengungkapkan keresahan hatinya. Leon segera menggelengkan kepalanya.

“Tidak, Sayang. Penyakit itu sudah pergi saat kamu berada di meja operasi. Jadi kamu tenang saja, sekarang kamu sudah sembuh dari sakitmu yang menyiksa itu,” ujar Leon.

"Bagaimana kalau kita batalkan saja pernikahan kita, Leon? Aku malu memiliki penyakit yang kuderita ini,” Perkataan Luna membuat Leon merasa sangat terkejut.

"Apa yang kamu katakan, Luna? Aku tidak akan pernah membatalkan pernikahan kita. Toh kamu sudah sembuh sekarang, janganan berpikir negatif begitu,” jawab Leon.

"Tetapi keluargamu tentu tidak akan menerima wanita penyakitan seperti diriku, Leon,” Luna masih saja rendah diri.

“Bukankah sudah kukatakan kepadamu tadi, kalau kamu pasti segera sembuh dari penyakitmu. Kamu sudah menjalani operasi pengangkatan kanker yang kamu derita. Sekarang kamu tidak usah merasa risau seperti itu! Jangan berpikiran yang bukan-bukan, Sayang," tegur Leon.

Namun Luna merasa kalau dirinya sudah tidak pantas bersama dengan Leon lagi, kepercayaan dirinya sudah hilang.

“Kamu bisa mencari gadis lain yang lebih baik dari aku, Leon. Aku ini terlalu banyak kekurangan. Di samping aku sudah menyandang status janda, aku memiliki riwayat penyakit dalam diriku. Aku takut penyakit itu malah menurun pada anak kita kelak,” ungkap Luna, air matanya terurai lagi.

Leon tertegun mendengar jawaban Luna. Namun dia tetap tidak tega untuk meninggalkan Luna, karena bagi Leon kini Luna adalah harapannya untuk membina masa depan berumah tangga dan membentuk keluarga kecil yang bahagia.

“Jangan berkata seperti itu, Sayang. Kamu adalah wanita terbaik untukku. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu dan akan menerima segala kekurangan juga kelebihanmu,” ujar Leon.

Lebih baik dia memilih bersama Luna daripada Leon harus kembali kepada Fara, yang bukan manusia. Walaupun dalam hati Leon masih ada nama Fara, karena mereka sempat bersama selama 2 tahun.

Meski hubungan mereka terjalin hanya dalam dunia virtual, namun hal itu sangat berarti bagi Leon.

Namun kali ini Leon tidak bisa melepaskan Luna. Selain Leon mencintai Luna dia juga ingin Luna menjadi pelabuhan cintanya yang terakhir.

“Dengarkan aku, Sayang! Singkirkanlah pikiran negatif yang ada di dalam benakmu! Aku merasa sangat yakin kamu bisa sembuh dan menjadi wanita seutuhnya,” nasihat Leon.

“Jangan berpikir terlalu berlebihan! Ingatlah, Sayang! Kalau omongan itu adalah doa, lebih baik kita berpikir yang positif saja agar kedepan kita bisa membina rumah tangga yang bahagia,” tandas Leon kepada Luna sambil menggenggam lembut tangan kekasihnya itu.

Luna pun terdiam sambil memandang Leon dengan tatapan penuh haru.

“Terima kasih, Leon. Kamu sudah menerimaku apa adanya. Walaupun aku dalam keadaan sakit seperti ini,” ucap Luna.

“Memang sudah seharusnya begitu, Sayang. Pria sejati tidak akan meninggalkan kekasihnya,” kata Leon sambil memeluk Luna lagi.

Kini Luna merasa tenang dalam pelukan Leon, dia tidak lagi rendah diri. Leon pun merasa lega karena dia berhasil meyakinkan Luna untuk tetap bersamanya.

Walaupun Leon yakin jika saat ini Luna memang kehilangan semua rambutnya, sebelum dia masuk ke meja operasi.

Tetapi hal itu dilakukan untuk kelancaran pengangkatan kanker yang ada di dalam otak Luna. Fara masih saja mengawasi Leon dan Luna.

Bahkan ia menggerutu, karena saat itu Luna sudah berhasil menjalani operasinya.

“Sial! Mengapa dia tidak mampus sekalian saja saat dioperasi, seharusnya saat itu aku bergerak untuk bisa menyingkirkan Luna. Tetapi sayangnya saat di ruang operasi tersebut ada sosok penjaga yang melarangku masuk, gerutu Fara.

Dia menyayangkan kesempatan agar bisa menghabisi Luna saat itu. Namun di lain hari Fara yakin bisa menghabisi Luna, karena dia begitu merasa geram melihat kedekatan Luna dan Leon.

Bahkan kecemburuan Fara begitu memuncak. Karena dia tidak rela jika Leon bersatu dengan Luna.

“Lihat saja nanti, Leon! Apa yang akan kulakukan kepada Luna, aku akan membuatmu menangis darah karena kehilangan Luna untuk selamanya. Dan kamu juga akan kembali padaku,' kata Fara, sambil menghilang dari tempatnya bersembunyi untuk mengawasi gerak-gerik Leon.

Sementara itu, Leon rutin untuk menjenguk Luna di rumah sakit. Walaupun Luna masih belum pulih dari traumanya, ketika dia mengetahui rambutnya sudah babat habis pasca operasi.

Bahkan Luna juga merasa tidak cantik lagi, namun Leon Terus menghiburnya walaupun Luna sebenarnya ingin berpisah dari Leon karena dia malu dengan kondisinya saat ini.

Leon terus meyakinkan Luna kalau dirinya pasti akan sembuh seperti sedia kala. Tidak mudah memang meyakinkan Luna. Tetapi Leon yakin perlahan tapi tidak mudah memang meyakinkan Luna.

Perlahan tetapi pasti kepercayaan diri pada Luna pasti akan kembali lagi. Namun Leon kini harus menunda pernikahannya, uang tabungannya sudah habis untuk membiayai operasi Luna.

"Sepertinya aku harus mengundur pernikahanku dengan Luna, karena aku juga harus mulai menabung lagi, pikir Leon.

1
Rembulan009
belum baca, tapi kaya nya seru
Star Kesha
Suka banget endingnya!
Odette/Odile
Mantap lah!
Beatrix
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!