Laura Veronica, dia merupakan seorang mahasiswi jurusan manajemen bisnis. Dia bisa di bilang wanita barbar di kampusnya, prilaku Laura memang sembrono dan centil.
Suatu hari, kebetulan ada dosen baru yang bernama Dimas Adamar, pria tampan namun berwajah dingin. Postur tubuhnya yang gagah membuat Laura terpikat akan pesonanya.
Akankahkah pria itu terpikat oleh pesona wanita barbar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NurmaMuezzaKhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Bertengkar lagi
Tap,... Tap,... Tap,...
Terdengar suara langkah kaki sedang menuruni tangga rumahnya dengan pelan. Ya, dia adalah Vina. Vina sudah terbangun dari tidurnya dan kini dia berjalan menuruni tangga untuk ke dapur.
"Huft.. Sudah beberapa kali aku menghela nafas, aku enggan memikirkan kejadian kemarin." Memijit pelipisnya karena merasa pusing.
"Apa benar mamih mendatangi Revan dan mengatakan itu semua? Apakah aku harus percaya pada pria itu? Tidak, mamih tidak mungkin melakukan itu." Gumam hatinya sambil menggelengkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong, apa Dimas sudah berangkat? Tapi, tasnya masih ada di kamar." Ucap Vina merasa heran. Karena biasanya Dimas selalu membangunkannya atau memberitahu Vina jika ingin berangkat mengajar.
Tiba-tiba, langkah Vina terhenti. Saat itu dia melihat sosok yang tak asing sedang berdiri dan membelakanginya. "Dimas? Sedang apa dia di luar?" Gumamnya pelan.
Vina pun berjalan menghampiri Dimas yang sedang berada di terlas luar. "Dia bicara dengan siapa?" Berjalan semakin dekat karena mendengar Dimas seperti sedang berbicara namun Vina tak terlalu jelas mendengarnya.
"Mas, kamu bicara dengan siapa?" Celetuk Vina yang berdiri di belakang Dimas.
Degh.
Saat itu juga, Dimas terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Dia melihat Vina yang sedang berdiri menatapnya dengan penasaran.
"S-sejak kapan kamu disini?" Ucap Dimas dengan terbata-bata. Dimas saat ini bisa di bilang sedang panik, dia takut kalau Vina mendengar pembicaraan dia dengan Laura.
"Aku baru saja sampai. Tapi, kamu bicara dengan siapa? Kenapa ekspresimu seperti terkejut?" Jawab Vina dengan memasang wajah penasaran.
Dimas pun memperlihatkan ponsel miliknya pada Vina seakan menjawab kalau dia tadi sedang melakukan panggilan telepon. "Aku habis berbicara dengan ayah, dia menyuruhku untuk kapan-kapan pulang ke rumah untuk makan malam bersama." Ucapnya berbohong namun seperti natural.
Vina pun menganggukkan kepalanya, dan dia tidak merasa curiga sama sekali dengan ucapan Dimas. "Ah, begitu. Apa Amelia sudah berangkat ke sekolah?" Ucapnya bertanya.
"Sudah, dia berharap kau akan tetap datang ke sekolahnya hari ini." Jawab Dimas.
"Aku bukannya tidak ingin, tapi aku ada tiga meeting dari pagi sampai siang nanti. Aku benar-benar sibuk mas." Seru Vina mencoba menjelaskan pada Dimas.
Dimas pun terkekeh saat mendengar jawaban Vina. "Memangnya hanya kamu yang sibuk? Aku bahkan suka menyempatkan diri untuk datang ke sekolah Amel saat ada acara penting. Jangan terlalu egois, uang bisa di cari. Kasih sayang tidak bisa di ganti." Celetuk Dimas di akhir kata.
"Aku--"
"Dari dulu aku tidak mengijinkanmu bekerja, padahal kau fokus saja di rumah mengurus Amel dengan benar. Dan satu lagi, kau juga kurang memperhatikanku yang notabennya adalah suamimu sendiri, kau selalu sibuk bekerja tanpa bisa melayaniku dengan benar!" Memotong pembicaraan Vina.
Degh.
Ucapan Dimas barusan seketika membuat Vina terdiam. Memang ada benarnya apa yang di katakan Dimas, namun Vina tetap egois dan enggan menerimanya. "Kenapa kau jadi mengaturku hah?! Awalnya kau memperbolehkanku, kenapa sekarang jawabanmu berbeda?" Pekik Vina dengan kesal.
"Hahaha memangnya jika aku tidak mengijinkanmu, kamu akan menuruti ucapanku? Tidak! Karena kau akan terus keras kepala jika sedang menginginkan sesuatu." Jawab Dimas dengan nada tinggi.
Tangan Vina mengepal seketika, raut wajahnya menandakan kalau dia saat ini marah dan kesal pada Dimas.
"Jangan salahkan aku, jika suatu saat nanti aku meninggalkanmu, Vina." Ucap Dimas sambil melangkahkan kakinya melewati Vina.
******
Di tempat lain.
Ckitttt..
Sebuah mobil berhenti tepat di sebuah mall perbelanjaan.
"La, tumben lo ngajak gue belanja? Biasanya lo suka malas kalo gue ajak lo beli baju." Ucap seseorang yang tak lain adalah Rika.
"Ck, gue lagi butuh baju baru buat nanti siang. Makannya gue ngajak lo buat milihin gue baju yang formal." Serunya seseorang yang tak lain adalah Laura
Ya, Laura tiba-tiba menelepon Rika dan mengajaknya untuk ke mall, bukan tanpa alasan, Laura mengajak Rika untuk mencarikan pakaian formal untuknya, karena selama ini pakaian Laura semuanya serba terbuka.
Ceklek
Mereka berdua pun kini turun dari mobil, Laura dan Rika melangkahkan kakinya untuk masuk ke mall tersebut.
"Tunggu dulu, lo tiba-tiba ingin membeli baju formal? Untuk apa?" Seru Rika dengan wajah penuh penasaran.
Dan ini mungkin sudah saatnya bagi Laura untuk jujur pada sahabatnya kalau dirinya telah menyembunyikan sesuatu. "Gue mau dateng ke acara peringatan hari ibu, dan gue menggantikan seseorang menjadi peran ibu bagi anaknya." Celetuk Laura dengan santai.
"Uhuk. Apa?!" Pekiknya. "Hei bodoh, apa maksudmu sih? Kenapa lo harus gantiin orang untuk sesuatu yang konyol begini." Ucap Rika dengan wajah terkejut.
"Fyuh.. Sebenarnya gue udah punya pacar Ka, dan pacar gue ini udah punya anak. Dan yang lebih gilanya, dia punya istri juga alias pacar gue adalah suami orang." Ucapnya dengan jujur.
"APA!!!!!!" Terkejut mendengar jawaban Laura. "J-jadi kau... Pe-pelakor?" Ucapnya terbata-bata di akhir kata.
Laura pun tidak menjawab dan hanya menaikan kedua bahunya,bisa di bilang kalau Laura menjawab IYA.
"Astaga, sejak kapan hah?! Dan ya, siapa pria itu? Tampan gak? Atau sesuai selera lo gak?" Serunya dengan beberapa pertanyaan pada Laura.
Laura merasa pusing dengan beberapa pertanyaan yang di lontarkan Rika. "Pak Dimas Adamar, dosen di kampus kita. Dia pacar gue." Jawab Laura dengan singkat padat dan jelas.
"Haaaa??" Rika menganga saat mendengar nama pria yang disebutkan Laura, pasalnya dia tidak tahu jika Dimas adalah pria beristri, apalagi sudah punya anak.
"Permisi, Apa anda menyebut nama Dimas Adamar?" Seru seseorang dari arah belakang Rika dan Laura.
Bersambung.
єηєg ρgη мυηтαн... кαυ ∂gя
double up!!