Haura, gadis manja yang menikah dengan Alkana, laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi suaminya sejak kecil.
Alkana menikahi Haura karena permintaan sang Mami. Bahkan ia sempat sesumbar tidak akan menyukai perempuan yang dalam bayangannya dulu hanyalah anak culun yang mengekorinya kemanapun pergi.
Namun, setelah akad Alkana malah menjilat ludah sendiri. Ia akui ia sudah jatuh hati sejak melihat Haura stelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Haura kini menjelma menjadi gadis cantik.
Bagaimana perjalanan pernikahan mereka disaat ada sosok Melodi yang hanya diakui Alkana sebagai sahabat namun, memendam perasaan pada Alkana dan tidak terima bahwa wanita lain yang jadi pendamping hidup lelaki pujaannya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIPDD 12 Orang Di Balik Semua Ini
Haura, Istri Pilihan Dari Desa (12)
Brakkk
Pintu kamar tempat Haura berada di dobrak dari luar. Alkana datang dengan emosi yang sudah tak bisa ia tahan.
" Kenzo s1alan.!!!," Alkana menarik tubuh Kenzo di atas ranjang.
Kenzo yang tidak siapa dengan tingalan Alkana yang tiba-tiba, langsung terhenti begitu saja.
kedua anak buah Kenzo pun langsung meletakkan ponselnya sembarangan. Meraka langsung membantu Kenzo menghentikan tindakan brutal Alkana.
" Aa..Hikss.. Hiks...," Tangisan Haura membuat ia sadar.
Setelah menjatuhkan kedua anak buah Kenzo, Alkana langsung melepaskan jas miliknya dan menutupi tubuh Haura terlebih dahulu.
Melihat ada kesempatan, Kenzo segera memukul Alkana. Hingga keduanya kembali baku hantam. Di tambah dua anak buah Alkana yang kembali menyerang.
Dor!!
Suara tembakan terdengar. Mereka semua diam.
" Angkat tangan kalian!!,' beberapa orang berpakaian polisi datang dan segera membekuk Kenzo yang memilih diam daripada jadi sasaran timah panas polisi.
Sementara Alkana yang ingat pada Haura segera menutupi tubuh Haura semampunya dan meminta semu yang ada di kamar segera meninggalkan kamar.
" Sayang... Maaf.. Maaf tidak bisa menjaga mu," Alkana tidak bisa menahan tangisnya melihat kondisi Haura sambil membuka ikatan.
Wajah yang memar dan terdapat luka. Pipi memerah yang ia yakini karena tamparan Kenzo.
Pintu kamar pun sudah tertutup sehingga Alkana lebih luas membantu melepaskan ikatan Haura.
" Aku kotor, a..," Haura langsung menggosok-gosok bagian tubuhnya yang disentuh Kenzo hingga kulit putihnya semakin memerah saat kedua tangannya berhasil terlepas dari ikatan.
Melihat apa yang dilakukan Haura, Alkana lantas langsung memeluknya.
" Tidak. Kamu tidak kotor," Alkana mengeratkan pelukannya saat Haura semakin memberontak.
" La ...Lala!!," Teriak Alkana sambil mengundangkan tubuh Haura yang sudah ak sadarkan diri.
Alkana langsung membungkus tubuh Haura dengan seprai yang terpasang di kasur dan segera membawanya keluar dari sana.
" Kamu harus baik-baik saja, La. Maaf.. Maaf...,"
...******...
" Bagaimana kondisinya?,"
Rega dan kedua orang tua Alkana datang saat mendapat telpon dari Alkana yang mengatakan Haura masuk rumah sakit.
Alkana langsung menceritakan apa yang menimpa Haura saat keluarganya datang dan membuat Mami Senja menangis histeris.
Tak menyangka sesuatu akan terjadi pada sang menantu.
" Memantuku yang malang," Usapan lembut di pipi Haura yang tampak mulai terlihat memar karena bekas tamparan Kenzo membuat Mami Senja teriris.
Mami senja duduk di kursi samping brangkar. Alkana hanya menatapnya di atas sofa.
emosi masih menguasai hatinya. Ia berjanji akan membuat Kenzo menerima balasannya.
" Al, sebenarnya Kenzo itu siapa? Kenapa ia melakukan hal itu pada Lala?," tanya sang Papi pada anak ketiganya.
Alkana menghela nafas. Ia lalu mulai bercerita.
" Dia punya dendam pribadi padaku dan menjadikan Haura sebagai sasaran balas dendamnya,"
" Dendam?,"
" Dia bilang dia ingin membalas kematian adiknya yang mengakhiri hidupnya karena cintanya aku tolak. Padahal, aku tidak tahu apa-apa," jawab Alkana jujur.
Kenan tahu bahwa Kinara, adik dari Kenzo ini memiliki perasaan padanya. Namun, ia menganggap biasa saja karena tidak hanya Kinara, masih ada banyak perempuan lainnya. Tapi, tidak seorang pun yang Alkana tanggapi.
Hingga tiba-tiba tidak ada angin, tidak ada hujan Kenzo datang dengan emosi dan memukulinya. Ia datang dengan emosi yang tidak bisa di dedamkan oleh siapapun.
Kenzo terlihat baru dari pemakaman. Baju serba hitam dan ada jejak tanah di celananya.
" Babak belur yang waktu itu?," tanya Papi Dirga ingat saat dimana ia diberitahu jika sang putra masuk rumah sakit karena di pukuli orang.
" Iya." Awalnya aku tidak tahu alasannya apa sampai Kenzo memukulinya. Namun, kemudian ia mencari tahu dan di dapati lah fakta itu.
" Kamu sudah menjelaskannya?,"
" Sudah. Aku katakan bahwa dia salah paham. Namun, dia tidak percaya dan malah mengatakan memiliki bukti penolakan cinta dariku berupa surat. Juga buku diary yang mana ada tulisan adiknya tentang penolakan ku,"
Alkana sudah menjelaskan semuanya. Namun, Kenzo lebih percaya surat yang ia temukan di buku harian Kinara.
Dirga mendesah. " Papi rasa ada seseorang yang melakukan itu. Maksud papi, dia tahu adiknya menyatakan perasaannya padamu dan dia membalas melalui surat padanya dan mengatakan itu darimu,"
" Tapi, aku sendiri tidak tahu jika Kinara itu menyatakan perasaannya," kilah Alkana.
" Justru itu. Pasti ada orang dibalik semua ini," Keduanya terdiam.
" Apa Lala sudah..." Dirga tak kuasa mengucapkan apa yang ada dalam pikirannya.
" Tidak. Aku datang tepat waktu,"
" Syukurlah. Tapi, tidak menutup kemungkinan jika Lala akan trauma kan?,"
" Ya, dia histeris saat aku menyelamatkannya,"
" Lalu, bagaimana soal hubungan kalian. Kamu tidak berpikir macam-macam kan?,"
" Aku tidak akan meninggalkannya jika itu yang Papi maksud,"
Dirga mengangguk dan menepuk pundak sang putra.
"Papi percaya padamu."
"Jangan kecewakan kami semua,Al. Ini musibah bukan keinginan Lala," timpal sang Mami mendekati anak dan suaminya.
" Al tidak sejahat itu , Mi. Al justru merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Lala dengan baik.
...******...
Alkana tidur di sofa. Ia merasa lelah setelah kejadian tadi sore yang cukup menguras tenaganya. Setelah memastikan Haura di beri penanganan, Alkana langsung meluncur ke kantor polisi untuk menyelesaikan kasus ini.
Ia akan pastikan Kenzo mendapatkan balasannya. Bahkan Alkana melupakan lukanya yang juga butuh pengobatan.
Di atas ranjang rumah sakit, Haura terbangun. Matanya mulai memindai sekitarnya.
Haura yakin ia ada di rumah sakit. Hingga ia teringat apa yang sudah menimpanya dan itu membuat Haura kembali histeris.
" Aku kotor.... Hiks .. Hiks .." Haura menggosok bagian tubuh yang ia ingat sudah di sentuh laki-laki asing tadi sore.
Gosokkan demi gosokkan terus ia lakukan. Tak peduli jika kulitnya terluka. Kulit putih itu kini sudah memerah di beberapa bagian.
Alkana akhirnya terbangun karena tangisan Haura semakin keras. Sementara itu berbanding terbalik dengan kondisi ruang rawat Haura yang sepi di malam ini.
" Astaghfirullah,La. ," Alkana terperanjat bahkan melompat dari sofa saat melihat Haura menangis dan membuat sebagian tubuhnya terluka.
" Jangan lakukan itu. Aku mohon. Kamu terluka," Alkana mengambil kedua tangan Haura dan menahannya agar tidak kembali melukai dirinya.
Lihatlah luka itu pasti perih. Karena kulit Haura yang tampak memerah dan lecet.
" Aku kotor, A. Aku jijik sama diri aku sendiri. Laki-laki itu sudah melakukan hal menjijjkan padaku," tangis Haura semakin pecah dan Alkana langsung menarik tubuh Haura dalam dekapannya.
" Tidak. Kamu tidak kotor. Kamu tidak menjijikan. Laki-laki itu yang menjijikan," kesal Alkana. Ia teringat pada Kenzo yang bahkan malah tertawa tak merasa bersalah saat ia menemuinya di dalam penjara.
Kenzo bahkan membuat Alkana semakin murka karena ia berkata menyesal tidak langsung melakukannya dan malah melakukan pemanasan terlebih dahulu.
TBC
jyn kasih celah al buat pelakor yg berkedok sahabat
buat reva semangat ya nanti ada saatnya km ketemu jodoh yg terbaik
next thor
baru begitu aj alkana udah cemburu apakabar haura gimana ga cemburu sm melodi