Menceritakan kisah tentang sepasang anak SMA yang dipertemukan dengan cara yang unik , dengan kepribadian , serta status sosial yang berbeda . Yang berjuang begitu keras agar bisa terus bersama namun , harus terpaksa berpisah karena takdir tuhan yang tak sesuai dengan harapan yang mereka miliki .
Hana " Sekarang , aku mengerti tentang definisi mencintai tidak harus memiliki tetapi , mengapa harus dengan kematian tuhan menunjukkannya kepadaku . " 🥀
Raga " Saat ini , mungkin hanya kata ikhlas yang bisa mendefinisikan keadaan kita . "🥀
Hana : " walaupun ragamu tak lagi tampak , namun jiwaku akan selalu terhubung denganmu ".🥀
Raga : " Terima kasih sudah menjadi pelangi dalam hidupku . Dan maaf tak bisa menemanimu hingga akhir ".🥀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanaaa Agusteen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkah Random Raga Dan Joddy
Bab 33
Melihat tingkah putrinya yang sungguh manis , membuat ibu Ratih melebarkan senyumnya , kenapa dia bisa mempunyai putri yang sangat manis seperti itu , pikirnya . Setelah melihat Citra sudah benar benar pergi , lantas ibu Ratih segera melanjutkan kegiatan masaknya , agar masakannya itu cepat selesai , dan saat putrinya pulang dia bisa langsung makan saja .
Beberapa menit kemudian , Citra pun akhirnya sampai di tempat janjiannya bersama Hana . Disana sudah ada Hana yang menunggunya entah dari kapan , tapi sepertinya Hana juga belum lama sampai , melihat wajah Hana yang masih di penuhi keringat menandakan kalau Hana baru saja datang . Setelah menenangkan diri untuk beberapa saat , mereka pun kembali melanjutkan jogging mereka . Kini mereka sudah berlari memutari kompleks rumah mereka sebanyak dua kali . Karena sudah merasa cukup mereka pun memutuskan untuk pulang . Sebelum pulang Hana memberi tahu Citra untuk menemaninya pergi ke toko hewan untuk mencari kandang yang cocok untuk tempat tinggal chimi ( nama anak kucing Hana , kucing Hana cewek yah guys ) . Mendengar itu , Citra lantas menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan . Setelahnya , mereka pun berpisah dan kembali ke rumah mereka masing masing .
Kini Joddy sudah berada di Taman Kota yang berada di dekat rumah Raga . Dia sudah berada disana sedari satu jam yang lalu . Joddy sudah menunggu Raga di sana selama satu jam . Namun , belum ada tanda tanda kalau Raga akan muncul . Dia pun berusaha menghubungi Raga kembali . Teleponnya masih tersambung , tapi sayangnya pemilik handphone itu tidak mengangkatnya . Joddy yang kesal memutuskan untuk mendatangi Raga saja ke rumahnya , lagi pula tidak ada jaminan kalau Raga akan benar benar datang kesana untuk menemuinya . Kenapa juga dia bisa sepercaya itu kepada Raga , sedangkan dia sudah beberapa kali di permainkan oleh Raga , pikirnya .
Joddy pun segera melajukan sepedanya ke rumah Raga yang berada tidak jauh dari Taman itu . Beberapa saat kemudian dia pun sampai . Setelah memarkirkan sepedanya di halaman rumah Raga , Joddy pun segera mengetok pintu rumah Raga agar mbok Ina datang untuk membukakannya pintu . Meskipun dia sudah lama berteman dengan Raga , Joddy tidak pernah sekalipun masuk ke dalam rumah Raga tanpa mengetuk pintu terlebih dulu , karena menurutnya dia harus tetap sopan dan yang lebih penting dia harus tahu tata Krama , karena ini bukan rumahnya , pikirnya . Beberapa menit kemudian , pintu pun terbuka dengan mbok Ina yang berdiri di tengah tengah pintu . Karena mbok Ina sudah mengenal Joddy sebagai teman Raga , mbok Ina pun segera menyuruh Joddy untuk masuk . Setelahnya , Joddy sedikit berbasa basi kepada mbok Ina dengan menanyakan keberadaan Raga . Tanpa menjawab pertanyaan Joddy mbok Ina langsung saja menyuruh Joddy untuk naik ke kamar Raga yang berada di lantai dua . Mendengar itu Joddy pun lantas berterima kasih kepada mbok Ina dan segera saja berjalan menaiki tangga menuju kamar teman laknatnya itu . Saat sampai di depan kamar Raga , Joddy langsung saja membuka pintu dan melangkah masuk ke kamar Raga tanpa mau mengetok pintu dulu , bagaimana pun dia sedang kesal sekarang . Saat sudah berada di dalam , Joddy terkejut karena dia tidak melihat siapapun di dalam kamar itu . Joddy pun berpikir mungkin saja Raga sedang di kamar mandi , yah benar mungkin saja Raga memang berada di kamar mandi . Joddy pun dengan cepat melangkah ke kamar mandi , saat sudah berada di depan kamar mandi dengan segera Joddy membuka pintunya . Dan betapa terkejutnya Joddy saat dia melihat Raga yang tengah tertidur pulas di dalam bathtub yang masih kosong . Joddy pun semakin kesal di buatnya . Dia menyesal kenapa harus mempercayai Raga lagi . Memang Raga adalah temannya yang paling laknat . Joddy pun menenangkan dirinya terlebih dahulu . Setelahnya byuuuuur dia dengan segera menyalakan shower yang berada di atas bethup yang di tiduri Raga . Raga yang mendapat perlakuan. Seperti itu lantas dengan segera membuka matanya sembari bangun dari posisi baringnya dan dengan menampilkan ekspresi yang sangat terkejut bercampur kesal . Raga pun dengan segera mencari siapa seseorang yang berani memperlakukannya dengan sangat keterlaluan seperti ini . Saat melihat Joddy yang berada di sampingnya dengan segera Raga keluar dari bethup dan dengan langkah yang cepat Raga melangkah ke arah Joddy untuk memberinya pelajaran . Joddy yang melihat itu lantas tertawa dan dengan segera berlari keluar dari kamar mandi itu meninggalkan Raga dengan perasaan yang sangat kesal . Saat sudah berada di luar kamar mandi dengan segera Joddy berteriak menyuruh Raga untuk segera mandi , dan tak lupa juga Joddy mengunci pintu kamar mandi dari luar . Joddy juga mengatakan kalau Raga belum mandi juga , maka Joddy tidak akan pernah membuka kunci pintu itu . Raga yang mendengar itu hanya berdecih saja , setelahnya dia pun segera mandi , lagi pula dia juga sudah basah kuyup sekarang , apa lagi yang harus di lakukan selain mandi . Beberapa saat kemudian , Raga pun selesai mandi . setelahnya , dia lantas mengambil wardrob yang tergantung di dalam kamar mandi itu dan memakainya . Setelahnya , dia pun segera melangkah menuju pintu kamar mandi untuk memberi tahu Joddy kalau dia sudah selesai mandi , agar Joddy segera membukakan pintu untuknya . Namun , saat memutar handel pintu , ternyata pintunya malah terbuka . Melihat itu Raga menjadi semakin kesal , ternyata sedari tadi pintu kamar mandinya tidak terkunci , jadi sedari tadi Joddy sudah menipunya , berani beraninya dia , pikirnya . Setelah pintu terbuka Raga segera saja berjalan keluar dari kamar mandi untuk mendatangi Joddy dan memberinya pelajaran . Namun , saat Raga baru keluar dari kamar mandi , dia tidak melihat siapapun di kamarnya , Raga pun berjalan ke arah balkon mungkin saja si sialan itu ada di sana . Namun , saat sampai disana dia juga tidak melihat siapapun . Sesaat kemudian , Raga pun berpikir mungkin saja si kampret itu sudah pulang karena takut di amuk olehnya . Iya mungkin saja seperti itu ( sembari mengangguk anggukan kepalanya pelan ) . Lebih baik dia pergi berpakaian saja dulu , masalah si kampret akan dia urus nanti , pikir Raga . Setelah berpakaian Raga pun melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan yang berada di lantai satu untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sedari tadi . Namun , saat Raga sampai di meja makan dia di kagetkan oleh keberadaan seseorang yang sudah mengerjainya tadi . Orang yang dia kira sudah pulang karena merasa takut padanya , ternyata malah asyik asyikan makan makanan yang di siapkan mbok Ina untuknya . Berani sekali dia , pikir Raga . Raga dengan segera berjalan ke arah Joddy dan kemudian dia pun memukul pelan kepala Joddy sebagai pembalasannya karena sudah berani mengerjainya tadi . Sementara Joddy yang kaget karena kepalanya tiba tiba saja di pukul dari belakang oleh seseorang lantas Joddy segera membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pukulan itu . Dia pun lantas menyengir tanpa rasa bersalah saat melihat Raga yang berdiri di belakangnya sembari menatap tajam ke arahnya . Joddy pun segera mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya sembari berucap " piss " ( dengan tampilan wajah yang di sedih sedihkan ) Raga yang melihat tingkah menjijikan Joddy menjadi merinding dia pun hanya menghembuskan nafas pelan , setelahnya dia pun berkata dengan nada yang tegas " kali ini Lo gue maafin , tapi enggak lain kali " ( sembari menarik kursi dan segera mendudukkan bokongnya di kursi itu ) . Joddy yang mendengar itu lantas segera mengangguk sembari menghembuskan nafas pelan . Mereka pun segera memulai acara sarapan mereka .
...****************...
...----------------...