NovelToon NovelToon
Benci-Benci Rindu

Benci-Benci Rindu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:70.8k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Raya Lituhayu (25) kecewa karena sang kekasih menikahi sekretaris pribadinya yang sudah hamil duluan. Bayu Agung Gunawan (27), menyimpan cinta untuk tetangga yang berprofesi sebagai pengacara dengan status janda.

Orangtua Raya dan Bayu berniat menjodohkan mereka untuk semakin mendekatkan dua keluarga. Tentu saja ditolak, apalagi hubungan mereka layaknya Tom and Jerry. Satu insiden membuat mereka akhirnya menerima pernikahan tersebut.

Kehidupan rumah tangga yang penuh drama dan canda, menimbulkan cinta. Namun, semua berantakan ketika kerjasama dua keluarga besar terpuruk. Bunda Bayu terluka dan Papi Raya harus mendekam di penjara. Hubungan Raya dan Bayu semakin renggang dan berujung perpisahan. Tidak mudah bagi Raya menjalani hidup setelah keterpurukan keluarga bahkan dalam kondisi hamil.

“Benci dan rindu itu batasnya tipis, sekarang kamu benci bentaran juga rindu sampai bucin. Ayolah, jangan jadikan kebencian ini mendarah sampai anak cucu kita."

===
Jangan menumpuk bab 😘😘😘🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5 ~

Prasetio hendak pamit, sudah malam dan perjalanan pulang lumayan jauh. Lebih dari satu jam berkendara. Erika memanggil bibi untuk mengajak Bayu dan Raya masuk.

“Mas Bayu belum lama naik ke lantai dua, Bu. Dengan mbaknya yang cantik. Mungkin ke kamar,”

“Bayu sama Raya ke kamar?” tanya Erika mengulang pernyataan Bibi.

Semua yang ada di sana pun terdiam. Meskipun kedua insan itu memang sudah saling kenal, sepertinya tidak etis kalau mereka harus ke kamar dan hanya berdua saja.

“BIar aku yang cek,” usul Mirna.

“Saya ikut,” ujar Rama. Tidak percaya kalau Raya bisa seberani itu dan ia ingin buktikan sendiri kebenarannya.

Sudah berada di lantai dua, Mirna menunjuk pintu kamar Bayu yang memang tidak tertutup rapat. Ada suara obrolan, lebih tepatnya berdebat. Mirna menekan handle pintu dan mendorong pelan pintu kamar sampai terbuka lebar.

Matanya terbelalak bukan hanya dirinya yang terkejut, Rama pun sama. Mendapati Raya dan Bayu dalam posisi tidak wajar. Di atas ranjang dan saling menind!h. Serempak memanggil nama adik mereka membuat pasangan itu terkejut dan berteriak.

“Bayu, apa-apaan kamu?” tanya Mirna.

“Raya!” pekik Rama.

“Mbak, ini nggak seperti yang kalian pikirkan,” jawab Bayu.

“Bang, ini bukan salahku,” ujar Raya membela diri. “Kamu, minggir!” teriak Raya dan Bayu tersadar ia masih berada di atas tubuh Raya lalu beranjak dari sana.

Entah karena nyaman atau menikmati, apalagi dia pria normal. Bayu merasakan pusat tubuhnya menegang, bahkan ia harus menggunakan bantal untuk menyembunyikan miliknya agak menyembul.

“Bang, sumpah aku nggak niat begitu. Tadi itu …. “

“Sedang apa kamu di sini?” pertanyaan Rama menyela Raya dan sukses membuatnya terdiam.

“Ikut mbak ke bawah,” ajak Mirna.

“Tapi mbak, beneran loh yang terjadi tadi bukan seperti yang kalian kira,” jelas Bayu menatap bergantian Mirna dan Rama.

Raya dan Bayu masih mencoba menjelaskan kalau mereka tidak bersalah dan tidak berniat melakukan seperti yang terlihat. Hanya kecelakaan saja.

“Kalian kenapa?” tanya Mario, bukan hanya dia yang heran. Erika dan Prasetio pun sama. Keempat putra putri mereka kembali bergabung dengan wajah tidak bersahabat.

Mirna langsung duduk di samping Bundanya, Rama pun duduk di sofa yang tadi dia tempati. Sedangkan Raya dan Bayu masih berdiri, keduanya menunjukan wajah bersalah dan penyesalan.

“Ada apa Ram?” tanya Prasetio pada putranya. Mirna meminta Rama menjelaskan.

“Pih, aku bisa jelaskan. Tante, tolong percaya kami nggak berniat lakukan seperti yang terlihat,” jelas Raya. “Kamu jelasin dong,” pinta Raya pada Bayu yang hanya diam.

“Jelasin apa, kita ke gap lagi ….” Bayu menggaruk kepalanya. “Kecuali mereka lihat kita lagi main bekel mungkin akan beda cerita.”

“Tapi kita beneran nggak berniat melakukan hal itu.” Raya masih dengan alibinya.

“Bagaimana kalau kami tidak datang tepat waktu?” tanya Mirna.

“Sepertinya rencana kita harus dipercepat, anak-anak ini berbahaya,” usul Mario dan diiyakan oleh istrinya.

“Sepertinya begitu. Kita bicarakan besok, biar saya bawa pulang dulu gadis nakal ini.” Tutur Prasetio sambil menatap putrinya dengan raut wajah datar. Raya ketar-ketir, dia merasa bersalah membuat papinya kecewa dan salah sangka atas perbuatan yang tidak sengaja dia lakukan.

Kesalahannya adalah mengikuti Bayu ke kamar, kalau dia tidak lakukan itu mungkin tidak akan kejadian insiden tadi.

***

“Pih!”

“Diam! Biar abangmu fokus mengemudi,” titah Pras pada Raya dan langsung membuat gadis itu bungkam.

Selama perjalanan tidak ada yang bicara, bahkan Rama tidak mengeluarkan ejekan dan candaan untuk Raya seperti yang biasa dilakukan. Raya bukannya takut karena ulahnya dengan Bayu akan mendapatkan sanksi atau apalah. Namun, ia tidak ingin membuat Papinya kecewa. Hanya ingin menjelaskan kejadian tadi dari sisi dirinya.

“Pih, tolong dengar penjelasan ku dulu.” Raya gegas keluar dari mobil dan mengikuti Pras.

“Besok saja, sekarang kamu istirahat. Papi juga sudah lelah.” Raya hanya bisa menghela pelan melihat Papi sudah masuk rumah.

“Makanya jangan sok menolak. Giliran udah lihat orangnya oke kamu langsung meleyot.”

“Dih, sapa juga meleyot. Ah, abang nggak asyik dan nggak percaya aku.”

Rama terkekeh lalu mengajak Raya masuk, sambil merangkul bahu adiknya. Tentu saja dia percaya kalau Raya tidak macam-macam, justru tadi ia kesal dan ingin sekali menghantam wajah Bayu.

“Papi kayaknya marah.”

“Minta maaflah,” titah Rama.

“Terus perjodohan aku gimana?” tanya Raya masih dengan raut wajah cemberut.

“Ya ampun yang udah nggak sabar, ngebet amat neng.”

Raya memukul pelan lengan Rama. “Bukan nggak sabar, justru aku inginnya dibatalkan.”

“Bisa jadi bukan dibatalkan malah disegerakan.”

“Bang Rama!!”

Sedangkan di tempat berbeda, tepatnya di kamar Bayu. Pria itu duduk bersandar pada headboard mengingat kejadian bersama Raya. Menatap ke bagian bawah tubuhnya lalu berdecak. “Ngapain juga lo pake bangun, Cuma menimpa tubuh Raya doang langsung agresif,” gumam pria itu.

“Hah.” Hela nafas Bayu lalu berbaring dan menatap langit-langit kamar. Tidak bisa membayangkan kalau dia benar berjodoh dengan Raya. “Aku masih suka perempuan dengan asset depan dan belakang yang lumayan menggoda. Punya Raya kayaknya … kecil.”

Tidak lama, Bayu menepuk keningnya sendiri dan berkali-kali. “Ngapain juga gue pikirin ukuran punya Raya. Mau kecil mau besar, bukan urusan gue.” 

\=\=\=\=

1
bunda DF 💞
aaah gemes sm bayu yg tengiiil
Nurwana
mudah mudahan nantinya Bayu tidak menyesal.
Nurwana
sabar raya, ayahmu lagi dijebak.
Yuliani Latif
di bab ni sy dah subscribe...sy rasa cerita ni kelakar....
Atala Putri
bagus semua lah pokoknya novel mu thor
ᵉᴸiˢ🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
nunggu penjelasan knp papi pras begitu
Ersa
Luar biasa
Sri Widjiastuti
pagi nya kerja, dihh malu2 in gak ya? klo jalan kek pinguin??
Sri Widjiastuti
bukannya bayu bilang dada rata ya??? 😂😂
Sri Widjiastuti
😂😂😂ada ya modelan kek bayu
dina
karya yang bagus dan menghibur
Okta Liska
masak bayu kayak gitu... walau salah papinya tp yg kena imbasnya
Tri Handayani
akhirnya cerita raya dan bayu berakhir happy ending,,d tunggu karya selanjutnya thorrr'sukses selalu dan semangat berkarya.
Zuhril Witanto
ah dah tamat
Zuhril Witanto
biarlah si bdni puasa dulu...
Zuhril Witanto
😂😂🤭
Ilfa Yarni
happy ending akhirnya mereka semua bahagia duh senangnya
Defi
Abang Zayn punya adik kembar duo cantik 🥰
Defi
eh ada Mada dan Erlan
Defi
meski sulit berdamai dengan masa lalu tapi hidup harus terus berjalan 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!