Seorang pengasuh di tempat penitipan anak menarik perhatian si kembar akan kebaikan hatinya.
"Ayah, kami ingin ibu pengasuh itu menjadi ibu kami."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Wahida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 'Canggung'
Hari ini kembali seperti hari-hari biasanya. Semua orang sibuk dengan pekerjaan yang mereka miliki, begitu juga dengan Revan dan si kembar.
Kali ini Revan kembali beratraksi dengan Rara. Gadis itu telah pulang dari liburannya dua hari yang lalu. Dan sekarang gadis itu sedang dalam mode kemalasan.
Rara dan Revan berlarian sekeliling rumah. Rara yang berlari menjauh dan Revan yang mengejar gadis kecil itu. Ini sudah kesekian kalinya Rara membawa dirinya untuk olahraga di pagi hari.
"Rara! Cepat kemari! Kita mandi bersama!" teriak Revan sembari mengejarnya.
"Rara gak mau kemana-mana, Yah. Rara capek!" teriaknya juga.
Keano hanya menatap ayahnya dan kembarannya berlarian kesana dan kemari. Akhirnya Keano mulai mengambil tindakan.
"Rara," panggil Keano.
Rara merasa Keano memanggilnya itu dengan ucapan yang tak bisa ia bantah. Seketika ia berhenti untuk berlari.
Keano menghampiri Rara dan mulai membisikkan sesuatu. Revan masih mengambil napas dalam-dalam. Ia hanya memperhatikan kedua anaknya itu. Entah apa yang mereka bisikkan saat ini.
"Ayo, Ayah. Kita mandi." Tiba-tiba saja gadis kecil itu berubah pikiran. Ia dengan sendirinya menghampiri Revan dan menggandeng tangan Revan.
Revan bingung, kata-kata ajaib apa yang dilontarkan oleh putranya hingga membuat kembarannya ini menjadi baik lagi?
Revan tak mau memikirkannya lebih. Ia langsung membawa Rara untuk mandi. Sedangkan Keano, katanya ia akan mandi sendiri. Dia bilang bahwa dirinya sudah besar. Revan menyetujuinya, jika itu memang hal yang baik, maka Revan akan menurutinya.
Drama ini juga berakhir begitu saja. Ada saja drama yang berlaku dalam kesehariannya ini. Bukan hanya Rara saja yang selalu bertingkah. Keano juga sama. Nampak luarnya saja dia itu kalem. Tetapi dia itu 11 12 dengan Rara, gak jauh berbeda. Perbedaannya hanya, Rara lebih banyak bertingkah dari pada Keano.
...****************...
Luna bersiap-siap untuk berangkat kerja. Pagi harinya terasa seperti biasa. Tak ada yang istimewa. Dibangunkan Ami nya, mandi, dan sarapan.
Ia pergi ke tempat kerja dengan pikiran yang berkecamuk. Dua hari yang lalu. Dimana dia dan Revan berdansa. Tapi, yang lebih membuatnya kesal adalah, bisa-bisanya lelaki itu meninggalkan partner nya sendirian di lantai dansa. Dia pergi entah kemana.
Tetapi, dilain sisi, Luna benar-benar malu ketika mengingat dansa mereka. Wajahnya selalu tiba-tiba memerah ketika mengingat hal tersebut. Bahkan saat ini jantungnya juga berdegup kencang.
Oh jantung, janganlah kamu berdetak begitu kencang. Luna tak dapat menahannya. Itu benar-benar membuatnya gugup. Padahal ia hanya mengingatnya saja. Bagaimana reaksinya ketika bertemu dengan lelaki itu nanti?
Ia sampai di tempat kerja. Mengganti baju dan mulai menyiapkan beberapa hal untuk kegiatan hari ini. Ia mulai menyambut anak-anak yang datang silih berganti.
Entah bagaimana, dia selalu bertepatan dengan si kembar datang. Dia selalu yang menjemput si kembar. Padahal masih banyak rekan-rekannya yang lain. Tetapi, kenapa dia selalu menjadi orang yang menyambut si kembar? Dirinya bukan merasa keberatan. Hanya saja, hari ini dia benar-benar tak ingin bertemu dengan ayah si kembar. Tetapi, nyatanya takdir berkata lain.
"Rara, Keano." Luna menyambut mereka dengan senyuman, mau bagaimana pun ia harus tetap profesional.
Tak sengaja Luna bertatapan dengan Revan. Ternyata lelaki itu juga tengah menatap dirinya. Luna merasa salah tingkah sendirian. Ia dengan segera mengalihkan tatapannya.
"Saya titip anak-anak."
"Ya?" kagetnya.
"Oh, ya." Luna merasa bodoh akan tingkahnya ini. Bisa-bisanya ia merasa canggung disaat-saat begini.
Luna mengiring si kembar masuk kedalam. Revan hanya menatap datar pada ibu pengasuh itu. Ia lalu masuk kedalam mobil dan melaju ke kantornya.
Rara dan Keano melihat gerak gerik aneh dari ibu pengasuhnya itu. Mereka selalu memperhatikan interaksi antara ibu pengasuh dengan ayah mereka. Tetapi, hari ini mereka merasa ibu pengasuh canggung pada ayah mereka.
"Keano, kenapa dengan ibu pengasuh?" tanya Rara berbisik.
"Aku juga tidak tahu, Rara," balas Keano ikutan berbisik juga.
Luna permisi untuk ke toilet. Ia langsung bergegas dan masuk ke dalam.
"Ahh, betapa bodohnya aku. Kenapa juga aku bertingkah seperti tadi?" Luna mengasihani dirinya sendiri.
"Seharusnya aku bersikap biasa saja tadi. Bahkan dia bersikap biasa saja. Lalu, kenapa aku bersikap berlebihan?" lirihnya kembali.
Luna menghentukkan kepalanya di kepalan jemarinya sendiri. Ia keluar dan kembali untuk bekerja. Ia tak boleh terpengaruh oleh hal tersebut. Ingat Luna, kamu sedang bekerja.
Luna menghampiri anak-anak. Ia melihat si kembar asik dengan dunia mereka. Luna merasa pandangannya selalu saja melihat dimana si kembar berada. Bahkan ia tak mencari mereka, namun matanya selalu menemukan keberadaan mereka. Dan anehnya lagi, kakinya juga melangkah dengan sendirinya menghampiri si kembar.
"Rara dan Keano lagi buat apa?" ucapnya pada si kembar.
Si kembar menatap Luna dengan senyuman manis di wajah mereka. Hati Luna rasanya dihantam oleh ribuan peluru. Benar-benar menggemaskan.
"Ibu," panggil mereka.
"Oh?" Luna menyadari panggilan itu. Biasanya si kembar selalu memanggil Luna dengan ibu pengasuh, tapi kenapa hari ini hanya ibu saja?
...To be continue ...
semangat sehat
trimakasih Thor ksryanya semangat💪👍🙏