Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn
Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.
Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.
Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.
Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Tangan Daisy bergemetaran setelah ia melihat beberapa foto dari orang suruhannya.
Kemarahan dan kebencian terpancar jelas dari raut wajah. "Tidak! Tidak... ini tidak mungkin terjadi!."
Matanya terbelalak kaget ketika melihat foto itu. Setelah menyadari bahwa Kevin akan jatuh di tangan Davina, Daisy memperkerjakan seseorang untuk mengikuti Davina dan memata-matai dia sehingga ia bisa menemukan sesuatu yang bisa digunakan untuk melawan Davina.
Namun, apa yang ia terima hari ini mampu membuatnya terkejut dan mengamati foto dua anak kembar dengan cermat. Gadis kecil itu sangat mirip dengan Davina hanya saja terlihat dari versi kecilnya dan begitu juga dengan wajah seorang anak-anak laki-laki yang membuat hati Daisy hancur, anak laki-laki itu mirip dengan Kevin.
"Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin anak laki-laki Davina mirip dengan Kevin? Ah! Kecuali..."
"Tidak! Tidak, ini pasti hanya kebetulan!." Daisy langsung menepis segala pemikiran itu. Ia tidak ingin memikirkan kemungkinan yang membuat hatinya hancur sekaligus kecewa.
Namun, ia juga tidak dapat menyangkalnya... buktinya sudah ada dihadapannya. Kedua anak itu memiliki wajah mirip dengan Davina dan Kevin. Apakah mungkin mereka...?
Ribuan keringat dingin bercucuran membasahi dahi Daisy ketika sebuah pemikiran muncul didalam benaknya. Davina mirip dengan Elmira dan dia juga memiliki anak yang berwajah mirip dengan Kevin.
Apakah mungkin Elmira masih hidup?.
"Bagaimana mungkin? Dia sudah tiada dalam ledakan itu!."
Perasaan Daisy bergejolak dan jantungnya berdebar kencang ketika memikirkan hal tersebut. Bagaimana jika Davina adalah Elmira? Apakah berarti dua anak kecil itu adalah anak-anak Kevin? Dan jika pria sampai mengetahui hal ini, maka....
"Mereka tidak mungkin anak-anak Kevin! Aku harus memastikan wanita jalang itu sudah meninggal enam tahun yang lalu!." Kata Daisy pada dirinya sendiri dan mencoba menyakinkan pikirannya. Matanya berkedip penuh kebencian.
Jika Davina adalah Elmira, maka semua yang telah ia lakukan selama ini untuk mendapatkan Kevin akan sia-sia.
Pria itu perlahan-lahan menjadi jauh darinya... jika apa yang ia temukan ternyata benar, maka dirinya akan kehilangan Kevin selamanya.
"Aku tidak bisa bisa membiarkan hal itu terjadi! Aku harus mencari tahu lebih banyak dan kalau Davina benar-benar Elmira, aku akan menyingkirkan dia dengan cara yang sama seperti yang aku lakukan enam tahun yang lalu!." Katanya dengan nada yang penuh semangat dan ambisi.
Daisy kemudian membuka ponselnya dan segera menelpon seseorang detektif. "Aku ingin kau menyelidiki wanita di foto itu berserta anak-anaknya. Kau harus mencari tahu semua tentang mereka, termasuk siapa ayah dari anak-anak kecil itu."
**
Sementara itu, dikediaman keluarga Delwyn. Kevin baru pulang dari kantor dan ikut bergabung untuk makan malam bersama keluarganya.
"Apa kamu sudah menangani skandal itu dengan baik? Kakek tidak ingin semua orang berbicara hal buruk tentang mending cucu menantuku." Kata Robert Delwyn ketika mereka sedang duduk di ruang tamu megah, setelah makan malam.
"Bara sedang menyelesaikan masalah itu, Kakek. Jangan khawatir, aku tidak akan terlibat dalam skandal apa pun yang mungkin dapat merugikan perusahaan," jawab Kevin.
Robert menganggukkan kepalanya. "Bagus, kamu efisien seperti biasanya. Tidak heran kalau kamu yang pantas menjadi penerus ku." Kata pria tua itu dengan bangganya.
Keheningan menyelimuti mereka setelah Robert mengatakan hal tersebut. Namun, pria tua itu tidak perduli, karena ia kecewa dengan putranya yang tidak memiliki keterampilan dalam berbisnis.
Ya, putranya yang merupakan Ayah Kevin.
Setelah beberapa saat didalam keheningan. Leona Agustine Delwyn— ibu tiri Kevin buka suara. "Kevin, orang-orang akan selalu membicarakannya, tapi kalau kamu menikahi Daisy secepatnya, hal itu tidak akan terjadi."
Pernikahan Leona dan ayah Kevin terjadi setelah beberapa bulan ibu kandung Kevin meninggal dunia. Leona, wanita itu memiliki rambut hitam panjang dengan bola mata coklat yang sama dengan putrinya.
Di ruang tamu, Leona duduk bersebelahan dengan suaminya— Anthony Bernard Delwyn, pria paruh baya pemilik rambut hitam dengan semburat uban dan wajahnya tampak mirip dengan Kevin.
Kevin diam, tidak menanggapi perkataan Leona. Tetapi Leona tidak tersinggung. Wanita itu menelusuri tepi cangkir tehnya dengan jari-jarinya, lalu buka suara. "Aku heran kenapa kamu selalu menunda untuk menikahi Daisy, Kevin. Kamu sendiri tahu kalau Daisy sangat setia padamu. Kalau kamu melakukan hal yang benar dan menjadikan Daisy sebagai istrimu, pers tidak akan mempunyai kesempatan untuk menulis artikel buruk tentang kalian berdua. Enam tahun sudah berlalu semenjak Elmira meninggal, kenapa kamu tidak segera menikahi Daisy?."
Suasana di ruangan itu menjadi terasa dingin setelah mendengar perkataan Leona. Kevin mengepalkan tangannya dan melayangkan tatapan tajamnya kearah ibu tirinya itu. "Urus saja urusan mu sendiri, Leona—"
"Kevin! Jaga bicaramu pada istri Papa! Dia juga ibumu!." Kata Anthony, menegur Kevin dengan nada tegasnya.
Kemarahan berkobar dalam diri Kevin. Tatapan mata tajamnya beralih tertuju kearah Ayahnya. "Dia bukan ibuku. Ibuku sudah meninggal... dan kalau kau ingin aku menghormati dia, katakan padanya untuk tidak ikut campur dengan urusan ku!."
"Kau—" Wajah Anthony memerah karena saat ia benar-benar marah pada Kevin. Mengapa begitu sulit untuk dirinya bisa kembali akur dengan putranya sendiri? Sejak ia menikah dengan Leona, Kevin semakin dekat dengan Kakeknya dan jauh dari ayah kandungnya sendiri.
Leona kemudian meraih lengan suaminya dan ibu jarinya mengusapnya dengan lembut. "Sayang, jangan marah. Kevin tidak bermaksud begitu.... dia hanya marah dan kesal dengan semua yang sudah terjadi. Harga saham sudah anjlok karena skandal itu, jadi aku yakin dia bereaksi seperti ini karena sedang merasa frustasi."
Setelah mengatakan hal tersebut pada Anthony, Leona kembali menoleh kearah Kevin. "Aku hanya mencoba untuk membantumu, Kevin. Daisy sudah sangat baik padamu dan dia pasti akan menjadi istri yang terbaik untukmu."
"Apa kau tidak mendengar apa yang sudah aku katakan tadi? Bukankah aku bilang padamu agar kau mengurus urusanmu sendiri? Leona, apa kau tidak mendengarnya, hah?." Bentak Kevin, hingga membuat Leona tersentak dari tempat duduknya.
Wanita itu kemudian bertukar pandangan dengan putrinya— Claudia Edmonia Delwyn yang duduk di seberang ruangan dan tetap diam.
Sementara itu, Robert justru tak henti-hentinya menyeringai ketika memperhatikan reaksi Kevin terdapat usulan Leona yang meminta dia segera menikah dengan Daisy.
Pria itu menoleh kearah Kevin. "Ayo kita sambung mengobrol di ruang kerja Kakek. Ada sesuatu yang ingin Kakek minta dari mu dan ini adalah hal yang sangat penting." Kata Robert dengan serius. Ia kemudian meraih tongkatnya dan ketika beranjak, Kevin segera membantunya.
Lalu keduanya naik ke lantai atas untuk menuju ke ruang kerja Robert.
Sementara Leona memutar matanya dan memasang raut wajah kesalnya.