Ibu Pilihan Si Kembar

Ibu Pilihan Si Kembar

Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'

"Aku tidak ingin mandi, ayah!"

Seorang gadis kecil berlarian menolak untuk dimandikan sang ayah, membuat ayahnya kelimpungan mengejar gadis kecil yang lincah itu.

"Rara, jangan keras kepala! Cepat mandi! Ayah akan telat untuk ke kantor hari ini!" tegas ayahnya.

"Sudahlah, nak. Jangan terlalu keras pada nya. Sini, biar mama saja yang memandikannya. Kamu siap-siap saja sana," sahut wanita paruh baya sambil menepuk bahu lelaki itu pelan.

Lelaki itu menatap mamanya dan menghela napas lelah. "Entah kenapa akhir-akhir ini Rara sangat keras kepala," keluhnya.

"Hal itu sudah biasa terjadi. Diusia yang baru 5 tahun ini, anak-anak akan melakukan kenakalan kecil. Jangan terlalu keras pada cucu ku itu, Revan. Kamu dulu bahkan lebih parah dibandingkan dengannya," tawa geli terdengar dari mamanya.

"Tapi ma...."

"Sudahlah, jangan banyak protes. Bersiap saja sana. Keano sudah menunggumu sedari tadi," potong mamanya cepat.

Revan Juanda, lelaki yang berusia 38 tahun dan seorang duda yang memiliki anak kembar. Satu perempuan dan satu laki-laki. Kiara Putri Juanda dan Keano Putra Juanda. Istrinya meninggal setelah melahirkan sang buah hati mereka. Satu tahun lamanya ia terpuruk akan kematian sang istri tercinta, menghiraukan bayi-bayi kecil yang meraung membutuhkan keberadaan orang tuanya. Dan beruntungnya ia memiliki mama yang penuh perhatian. Selama setahun, mama nya lah yang membantu ia mengurus si kembar.

Ia cukup meratapi kesedihannya selama satu tahun. Suatu hari, ketika matanya bersitatap dengan mata bulat yang amat mirip dengan mendiang istrinya itu, ia mulai tersadar akan kebodohan yang telah ia lakukan selama ini. Untuk pertama kalinya, ia menggendong si kembar, dan memeluk keduanya erat.

Ia berusaha sekuat tenaga memberikan kasih sayang seorang ayah dan juga ibu yang sama rata untuk kedua anaknya, agar ia tak pernah merasakan kehilangan salah satunya.

Lelaki itu memasuki kamar, menatap foto besar yang tergantung di dinding atas ranjang.

"Apa aku sudah melakukan yang terbaik, sayang?" tanyanya menatap sendu foto yang memperlihatkan senyuman cantik sang istri.

"Ayah! Apa ayah ada diluar?" teriakan terdengar dari kamar mandi.

"Iya."

"Cepatlah ayah! Badan Keano sudah dipenuhi sabun," teriaknya cempreng.

Revan memasuki kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Ia terkekeh kecil. "Lihatlah pangeran kecil ayah ini. Bagaimana bisa bak mandi ini dipenuhi sabun?"

"Tidak tahu. Keano hanya menyemprotkannya kedalam," jawab polos Keano.

"Apa ayah berhasil menangkap Rara?" tanyanya.

"Hemm. Sedikit sulit untuk menangkap gadis kecil itu," ucap Revan diakhiri dengan kekehan kecil.

Selesai dengan drama pagi, semuanya kini menuju meja makan dan sarapan. Seperti keluarga pada umumnya. Mama Revan kini menuju dapur, mempersiapkan bekal untuk anak dan cucu-cucunya.

"Anak-anak. Ini bekal kalian. Dengarkan apa yang dikatakan ibu pengasuh. Kalian mengerti?" pesan neneknya.

"Mengerti bos," jawab Rara dengan tangan membentuk hormat.

"Kalian duluan saja ke mobil. Ada yang ingin nenek bicarakan dengan ayah kalian," pinta neneknya. Keduanya mengikuti dengan patuh dan bergegas memasuki mobil.

"Ma, aku pamit ke kantor dulu."

"Ya, hati-hati."

Revan menatap gelagat aneh dari postur tubuh mamanya. Ia mengernyitkan dahi dan menatap lekat wanita paruh baya ini.

"Ada apa, ma?" tanyanya.

"Revan. Apa kamu tidak ingin mencari sosok ibu untuk Rara dan Keano?" tanya mamanya penuh kehati-hatian.

Raut wajah Revan berubah menjadi tak suka. Inilah yang tidak ia sukai ketika sudah berbicara berdua saja dengan mamanya. Setiap ada kesempatan, ia selalu bertanya hal yang sama.

"Revan sudah mengatakannya berulang kali, ma. Tidak ada Ibu untuk Rara dan Keano. Ibu mereka hanya Revan, tidak ada yang lain," jawabnya tegas.

"Tapi, nak. Sampai kapan kamu akan begini? Jika suatu hari mereka menanyakan tentang ibu mereka, apa yang akan kamu katakan?" ucap sang ibu sedih.

"Revan sudah memiliki jawabannya, ma. Kalau begitu, Revan pergi dulu."

Sang mama menatap sedih kepergian putranya. Sudah 5 tahun lamanya. Sepertinya anaknya itu belum bisa melupakan keberadaan Raisa, mendiang istrinya.

...****************...

Rumah Kasih Sayang

Tempat penitipan anak terbaik di kota ini. Revan menitipkan Rara dan Keano di sini dan akan menjemputnya sore hari. Dan kebetulan kantor Revan tak jauh dari tempat ini. Ini sudah menjadi keputusannya. Walaupun mamanya tak keberatan untuk menemani anak-anaknya selama ia di kantor, tetapi rasa tak enak hati masihlah ada. Ia tak ingin lagi membebani mamanya. Apalagi beliau sudah tua, ia yakin beliau pasti kesulitan menghadapi keaktifan anak-anak.

"Rara, Kenao, baik-baik disini. Dengarkan perkataan Ibu pengasuh, dan jangan bandel. Terutama untuk kamu Rara nakal," ejek Revan pada putrinya.

Rara memanyunkan bibirnya tak terima. "Rara tidak nakal tahu. Kata nenek, Rara hanya memasuki usia aktif saja," keluhnya.

Tak terpikir oleh Revan bahwa putrinya akan sepintar ini. Dan anehnya lagi, Rara dan Keano tidaklah senakal anak-anak pada umumnya. Ia mendengarkan dengan sangat baik apa yang kita larang dan apa yang kita perintahkan.

Revan mengecup puncak kepala Rara dan Keano, kemudian pergi setelah mereka dijemput oleh ibu pengasuh.

"Rara, Keano, ayo," ajak ibu pengasuh.

Kedua tangan kecil itu menggandeng tangan yang lebih besar dari mereka dan masuk ke dalam.

"Luna!" panggil ibu pengasuh yang membawa Rara dan Keano tadi.

"Iya," jawabnya.

Ia berbalik dan segera menghampiri ibu kepala pengasuh yang bernama Tasya itu. "Ada apa, bu?"

"Mereka adalah anak-anak yang baru datang hari ini," ujar Tasya.

Luna menyelipkan anak rambutnya ke telinga. Merunduk dan mensejajarkan tubuhnya agar terlihat oleh kedua anak-anak itu.

"Hallo. Namaku Luna," sapanya sambil mengulurkan tangan.

Keano bersembunyi di belakang kaki Tasya, memegang baju Tasya erat. Lain halnya dengan Rara. Gadis kecil itu menatap binar pada Luna.

Rara menatap kembarannya yang bersembunyi dibelakang Tasya. Ia menarik tangan Keano hingga Keano berdiri disampingnya.

"Maafkan Keano ibu pengasuh. Dia itu malu-malu. Namaku Rara, dan dia Keano. Kami kembar," sahut Rara riang sambil menerima jabatan tangan Luna.

Luna menatap gemas pada dua bocah itu. Yang satu tersenyum menampilkan deretan gigi yang rapi. Yang satunya lagi tersenyum dengan malu-malu.

......To be continue ......

Terpopuler

Comments

Greenindya

Greenindya

Raisa

2024-05-19

3

LISA

LISA

Aq hadir y Kak 😊

2024-05-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!