NovelToon NovelToon
Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Guru Dingin Itu Adalah Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari dari Pernikahan / Konflik etika / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gywnee

"Untuk sementara waktu menyamarlah jadi guru disana, entah kenapa aku merasa orang itu juga berada di sekolah itu." Ucap seorang pria 35 tahun, dia bernama Leon, dia adalah ketua kepolisian.
"Tenang saja Axel, tidak ada yang mengenalimu aku akan mengganti identitasmu. Namamu akan aku ubah menjadi Gavin Alexander." Jelas Leon sambil menyentuh pundak Axel, lalu Axel menatap Leon dengan tatapan dinginnya.

"Tujuanku bersembunyi dari orang-orang, kenapa malah menyuruhku jadi guru disana?" Tanya Axel dengan kesal.
Leon menatap Axel dengan kesal, "Aku tidak mau membicarakan ini tapi putra dan putrimu sekolah disana, apa kau tidak takut jika terjadi sesutu dengan mereka?" Tanya Leon.
"Ini saatnya kau bekerja sebagai polisi sungguhan bukan polisi bayangan lagi Axel." Ucap Leon sambil tersenyum.

Axel hanya diam, dia sebenarnya lebih memikirkan tentang kedua anaknya daripada orang itu.

"Leon, apa kau tahu siapa nama anak-anakku?" Tanyaa Axel dengan raut wajahnya yang sedih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Axel menggendong Keara ke dalam mobilnya, dan Keara masih belum sadarkan diri. Axel terus memperhatikan wajah Keara dari dekat, dia memperhatikan detail wajah wanita di sampingnya itu, duduk berada di samping Keara adalah hal dia rindukan juga selama ini, dia senang bisa melihat Keara sedekat ini tapi disisi lain banyak rasa yang dia rasakan sekarang ini, perasaan Axel campur aduk melihat Keara, dan tentu rasa bersalah itu tidak bisa lepas darinya.

Sekarang Axel bingung harus membawa Keara kemana, dia bisa ketahuan jika membawa Keara ke rumahnya, karena anak-anaknya pasti curiga dengannya. Dia juga tidak tega jika harus menidurkan Keara di teras kedai itu.

Axel juga takut jika membawa Keara ke rumah dan Dion mendatanginya dia takut jika anak-anak itu terancam juga, dan pada akhirnya Axel akan membawa Keara ke rumahnya sendiri.

Malam harinya.

Axel sudah mengirimkan pesan ke Vyan lewat Hp Keara jika Keara telat pulang karena akan ke rumah Hera dulu, dia tidak mau membuat kedua anaknya itu cemas.

Axel berdiri di samping ranjang kamarnya, dia merasa bersalah karena harus memperlakukan istrinya seperti ini. Axel menutup mata Keara dengan kain karena dia tidak mau Keara melihat dirinya, dan dia mengikat kedua tangan Keara dengan tali.

"Maaf Keara maaf..." Lirih Axel dengan sedih.

Dan Keara menggerakan kepalanya, dia terkejut karena dia tidak bisa bergerak dan dia tidak bisa melihat.

"Apaan ini, kenapa aku begini..." Ucap Keara dengan heran.

Axel menatap Keara dengan sedih, lalu dia memakai maskernya agar suaranya berubah.

"Tenanglah aku tidak akan menyakitimu." Ucap Axel.

"Siapa kau????" Tanya Keara dengan kesal.

"Dengarkan aku baik-baik! ada orang yang membututi mu, mungkin kedepannya orang itu akan tetap membututimu. Kau harus hati-hati. Jika ada orang aneh segera lari ke tempat ramai." Ucap Axel.

"Siapa kau ini...ada apa sebenarnya kenapa aku diikat begini?" Tanya Keara dengan kesal.

"Aku akan mengantarkanmu pulang, jangan ceritakan ini ke anak-anak," Ucap Axel.

Keara mengerutkan keningnya dengan heran, "Kau ini orang jahat itu kan, kenapa bisa tahu tentang anak-anakku, dan rumahku. Kau ini siapa sih?" Omel Keara dengan kesal.

Axel hanya diam, dan dia menggendong Keara untuk keluar dari rumahnya. Keara terus meronta-ronta, dia berusaha memukul Axel tapi Axel tetap diam.

"Lepasss...lepass...tolong..." Teriak Keara dengan kesal.

Axel menghela nafas, "Jika kau berisik kau bisa bahaya tau enggak." Ucap Axel dengan kesal.

"Ya enggak lah mana aku tahu, mataku aja di tutup. Kau ini siapa sih, aneh banget...aku bisa jalan sendiri kenapa harus digendong sihhh..." Omel Keara dengan kesal, Axel hanya diam. Dia tidak peduli pandangan orang-orang ke dia, dia tetap membawa Keara ke mobilnya. Dan setelah sampai mobil Axel membantu Keara memasangkan sabuk pengamannya, dan saat itu wajahnya dengan Keara sangat dekat jaraknya, Axel terdiam dan menatap Keara.

"Kenapa lagi ini? di mobil kah?" Tanya Keara dengan heran. Lalu Axel segera menutup pintunya dan dia masuk ke dalam.

"Kau mau bawa aku kemana? heh..heh denger enggak sih heh..." Teriak Keara dengan kesal.

Dan di sepanjang perjalanan Keara teriak-teriak minta tolong, dia juga berusaha melepas tali di tangannya, Axel sudah memperingatinya beberapa kali untuk tidak banyak gerak karena tangannya bisa memar karena tali itu, tapi Keara tidak peduli misinya saat ini hanya menyelamatkan dirinya sendiri.

"Aku mohon lepaskan aku, aku punya dua anak mereka masih membutuhkan ku...akan aku tebus berapapun uang yang kau inginkan aku mohon..." Ucap Keara dengan memohon-mohon.

"Aku tidak akan berbuat apa-apa, diamlah." Jawab Axel dengan datar.

"Kalau tidak berbuat apa-apa tolong lepaskan aku...anak-anakku terlalu muda jika aku tinggalkan, mereka tidak punya siapa-siapa selain aku, dan aku masih ingin melihat anak-anakku menikah..." Ucap Keara dengan sedih.

Bukannya merasa sedih dan kasihan justru Axel malah tersenyum kecil mendengar ucapan Keara.

"Kau sayang banget sama mereka," Ucap Axel.

"Tentu lah, mereka anak-anakku. Aku mohon lepaskan aku..." Pinta Keara dengan putus asa, dia lelah karena berteriak-teriak dari tadi. Lalu Keara menguap dengan lebar.

"Lelah kan? makanya diam saja!" Ucap Axel dengan heran.

"Vyan...Vina..." Lirih Keara dengan sedih lalu Keara tertidur karena dia terlalu kecapekan.

Axel tersenyum kecil melihatnya, dia merasa Keara sama sekali tidak berubah meskipun dia sudah memiliki anak.

.

Rumah Keara!

Vina keluar dari kamarnya karena dia masih kepikiran dengan Tio, dan Vina masuk ke kamar Vyan tanpa mengetuk pintunya.

"Apa?" Tanya Vyan dengan heran.

"Sempat-sempatnya belajar jam segini," Gumam Vina dengan heran, lalu dia duduk di ranjang Vyan.

"Aku ikut olimpiade fisika jadi harus belajar." Jawab Vyan.

"Vyan," Panggil Vina.

"Apa? apa? apa?" Tanya Vyan dengan kesal.

"Kenapa semarah itu aku baru panggil sekali!" Omel Vina dengan kesal.

"Kau daritadi aneh tauk, kenapa sih sebenarnya ngomong aja langsung gitu lo jangan di tahan-tahan." Jawab Vyan dengan kesal.

Vina menghela nafas dengan kesal.

"Tuhkan malah diam, udah deh sana pergi tidur katanya sakit harus banyak istirahat." Ucap Vyan dengan kesal.

Vina menghela nafas dengan kesal lalu dia keluar dari kamar Vyan.

"Kenapa malah pergi beneran, enggak jadi ngomong lagi," Gumam Vyan dengan heran.

Axel sudah sampai di dekat rumah Keara, dia menunggu Keara sampai bangun karena dia tidak tega jika harus membangunkannya. Axel juga sudah membuka tali di tangan Keara.

Dan beberapa jam kemudian, Keara bangun.

"Astaga masih gelap...heh apa kau masih disini?" Tanya Keara.

"Hm." Jawab Axel sambil menatap Keara, Axel hanya diam dan menatap Keara sejak tadi.

"Kenapa ngeri banget ini, kau orang baik atau jahat sih," Tanya Keara dengan heran.

"Jahat sangat jahat untukmu." Jawab Axel dengan sedih.

"Ha? tadi bilang tidak mau berbuat apa-apa tapi sekarang ngaku jahat, gimana sih?" Tanya Keara dengan kesal, lalu Axel keluar dari mobilnya. Dia membukakan pintu mobil untuk Keara, dia juga melepaskan sabuk pengamannya.

"Jangan pernah buka tali di matamu sampai aku suruh, kalau kau melanggar aku bisa menembakmu atau menusukmu," Ucap Axel.

Keara menganggukkan kepalanya dengan mengerti, dia sudah sangat ketakutan karena mendengar ancaman itu.

Lalu Axel menggandeng Keara agar menjauh dari mobilnya.

"Kau boleh membuka matamu saat mendengar suara mobilku pergi, mengerti!" Ucap Axel.

Keara menganggukkan kepalanya dengan mengerti, lalu Axel segera masuk ke mobilnya dan pergi. Dan Keara melepaskan tali di matanya, dia langsung menoleh ke mobil Axel.

"Wah licik banget dia...bisa-bisanya menurunkan ku di tempat gelap gini, mana udah enggak kelihatan lagi plat nomornya. Vyan..Vani.." Keara langsung berlari ke rumahnya.

Axel menghela nafas dengan kesal, dia menoleh ke samping dan tas Keara tertinggal di mobilnya.

"Hah...kenapa tertinggal juga," Gumam Axel dengan kesal.

1
Mbak Thia
cerita nya bagus tapi tolong di tetap kan namannya Vina apa vani
Gywnee: namanya vina, kadang salah ketik ☺🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!