Apa jadinya jika kamu diajak menikah kontrak oleh seorang pria tampan, kaya, tapi arogan? Apakah kamu mau? Tentu saja tidak ada yang ingin menolak tapi ternyata tidak bagi Serena Ibrahim. Gadis itu menolak karena ia bukan wanita gampangan meskipun ia sudah dikenal sebagai gadis rental.
Bimantara ARS tidak menerima penolakan. Pria arogan itu mempunyai banyak macam cara agar gadis ingusan itu mau menikah dengannya demi sebuah taruhan.
Berbagai macam intrik dan perangkap pun dilakukan oleh pria arogan itu agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Berhasilkah sang CEO arogan? Cuss ikuti, bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 GRCA Kau?!
Bima berjongkok di depan Serena dan membuka sepatu yang sedang dipakai oleh wanita cantik yang telah sah jadi istrinya kembali.
"Capek ya?" tanya pria itu seraya mengelus telapak kaki Serena yang terasa sangat panas.
"Gak kok mas, biasa aja," jawab Serena tak mau mengaku. Sungguh, ia tak ingin kelihatan seperti wanita yang sangat manja dan sok lebay hanya karena kelelahan terlalu lama berdiri menyambut tamu.
"Beneran?"
"Iya mas."
"Tapi kok kaki kamu kayak bengkak begini sayang, panas banget lagi," balas Bima tak percaya. Tangannya pun mengelus dengan lembut jari-jari kaki wanita itu agar lebih nyaman.
"Makasih mas, itu enak banget. Tapi gak usah seperti ini, aku takut berdosa sama kamu."
"Eh, apaan berdosa kalau cuma seperti ini. Aku suamimu sekarang dan tugasku memastikan kamu nyaman sayang."
"Tapi aku yang gak enak mas, bentar kalau udah mandi pasti lebih baik kok."
"Benarkah?" tatap Bima dengan senyum mautnya. Dada Serena langsung berdegup kencang dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Iya mas, tapi aku gak enak. Kamu juga pasti capek. Mandi duluan gih, trus kita sholat isya. Kita belum lho padahal udah jam berapa ini." Serena berusaha mengalihkan pandangannya. Sungguh, ia tak kuat diperlakukan sangat manis seperti ini.
"Aku udah sholat tadi bareng papa dan yang lainnya," ucap Bima kemudian menatap penanda waktu pada pergelangan tangannya. Betul, waktu sudah sangat larut dan hampir masuk dini hari.
"Oh artinya sisa aku dong yang belum sholat," ucap Serena dengan tangan mulai membuka satu-satu pakaian dan aksesoris yang sedang dipakainya.
"Gak apa-apa. Waktu isya masih panjang. Mau aku bantuin gak sayang?" senyum Bima berusaha menawarkan bantuan.
"Gak perlu mas, aku bisa sendiri kok," balas Serena tersenyum.
"Ah iya deh. Aku mandi duluan ya." Bima pun ikut membuka pakaian adat yang ia pakai dan segera masuk ke dalam bathroom untuk membersihkan dirinya. Rasa gerah dan lelah sebenarnya juga ia rasakan.
Beberapa menit berikutnya, ia pun keluar dari bathroom dalam keadaan yang sudah sangat segar dan tentu saja harum. Lelahnya kini menguap melihat seorang wanita cantik yang sedang berada satu kamar dengannya.
Sebuah handuk putih ia gunakan untuk menutupi bagian bawah perutnya yang sejak tadi sudah mulai bergerak gelisah sejak bersama dengan Serena.
Serena yang masih sibuk dengan pakaian pengantin dan juga segala perintilannya langsung terpaku melihat penampilan suaminya itu. Pajangan roti sobek pada perut rata suaminya seakan menghipnotisnya.
MasyaAllah, tubuh mas Bima bagus banget, ucapnya dalam hati.
Pasti kuat banget. Pantas saja ia selalu ingin menggendong aku, hum...Pikirannya pun tiba-tiba jadi tak terkendali dan mulai memikirkan hal yang iya iya.
"Mau aku bantuin sayang?" tanya pria itu dengan seulas senyum diwajahnya. Serena langsung tersentak dari lamunannya.
"Ah i-iya eh e-enggak, ini udah hampir selesai kok," jawab Serena berubah gugup.
"Beneran?" tanya Bima dengan senyum samar diwajahnya. Ia pun menghampiri Serena dan membantu membuka pakaian istrinya itu.
"Aduh mas, aku bisa sendiri kok. Gak usah dibantuin," ucap Serena semakin gugup. Tubuhnya sampai gemetar karena berdekatan dengan pria tampan yang sangat harum dan juga tak memakai pakaian.
"Gak apa-apa, daripada lama. Aku bantuin ya," balas Bima dengan tatapan tak lepas dari wajah istrinya yang masih tampak sangat cantik meskipun sudah sangat lelah.
Serena tersipu tapi kemudian cepat tersadar. Ia belum ingin terbuai. Ia ingin mandi dan sholat isya dulu. Bau badannya mungkin juga sangat asem saat ini.
Dan, ia malu kalau Bima menciumnya dan malah eneg dan berakhir pingsan.
"Mas, aku bisa buka sendiri kok, gak perlu dibantu," tolak Serena karena tiba-tiba merasa insecure dengan keadaan dirinya yang sangat gerah meskipun ruangan itu full AC.
"Takut banget sih," ucap Bima masih dengan senyum mautnya.
"Gak mas, aku ganti di dalam bathroom saja, permisi," ucap Serena kemudian langsung kabur dari hadapan pria itu.
"Ren, aku ikut ke dalam ya?!" teriak Bima bermaksud menggoda.
"Gak mas! Aku bisa sendiri!" balas Serena berteriak pula dari dalam bathroom. Sungguh, ia masih sangat malu meskipun sebenarnya pria itu bahkan sudah menikmati dua buah bukit kembarnya waktu itu.
Bima hanya bisa tersenyum seraya menyugar rambutnya ke atas. Dadanya berdebar kencang dengan perasaan yang sangat bahagia. Ternyata setelah menikah secara resmi dengan Serena, perasaan cintanya justru semakin bertambah saja.
"Ren, kamu harus bertanggung jawab sayang, berdekatan denganmu saja sudah bisa membuat si junior bangun nih," gumamnya seraya menyentuh miliknya yang terasa mengeras dari balik handuknya.
Mata elangnya pun ia bawa ke arah pintu bathroom. Berharap, Serena keluar dari sana dengan hanya mengunakan handuk saja agar ia gampang melucutinya.
"Astaghfirullah, pikiranku," gumamnya frustasi kemudian tertawa sendiri.
Sembari menunggu dan menidurkan si junior, Bima pun membuka layar handphonenya untuk menemani kebosanannya menunggu sang istri selesai. Akan tetapi begitu kagetnya ia karena mendapatkan pesan dari Amar kalau Ayu tidak berada di kamarnya saat ini.
Ia pun mulai mengetik pesan untuk membalas informasi dari sahabatnya itu.
[Kemana dia Mar? Ini sudah hampir jam 12 malam!]
Tak ada jawaban dari sahabatnya itu hingga ia jadi ikut khawatir.
Akhirnya ia putuskan menelpon tapi ditolak oleh Amar dan malah dibalas dengan mengirimkan lokasi Ayu saat ini.
Ah, mungkin ia lagi nyetir, batin Bima. Bergegas ia memakai kaos dan celananya kemudian mengambil kunci mobilnya. Setelah itu ia langsung pergi dari kamar itu mengikuti GPS yang dikirim oleh Amar padanya.
🌺🌹🌺
Bugh!
"Aaaaargh!"
Daren berteriak tertahan karena tubuhnya yang sedang menindih Ayu langsung terlempar ke lantai.
"Brengsek kau!" geram Amar dan memberikan kembali satu tendangan keras ke arah selangkangan Daren hingga pria itu merasakan sakit yang teramat sakit.
"Aaargh!" Kembali Daren berteriak bagaikan lolongan anjing. Nyawanya bagaikan terlepas dari tempatnya dan tak bisa lagi berdiri. Tangan Amar terkepal dengan nafas memburu.
Melihat Ayu dalam tampilan yang terbuka membuat dadanya sesak. Jas yang ia pakai langsung ia buka dan tutupkan pada tubuh gadis itu.
"Apa yang kamu lakukan pada Ayu sialan?!" teriak Amar dengan emosi yang sudah hampir sampai di ubun-ubunnya.
Bugh!
Sekali lagi ia memberikan tendangan yang cukup keras pada dada Daren dan membuat pria itu mengeluarkan darah dari mulutnya.
Dan...
"Aaaaargh!"
Amar terpekik kaget karena tiba-tiba ia terlempar ke arah dinding. Ia pun berusaha berdiri tapi belum juga sempat, ia sudah terjungkal kembali. Pria itu pun mengangkat wajahnya.
"Kau?!"
🌺🌹🌺
*Tobe Continued.
Hayooo
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?