Seruni adalah seorang gadis tuna wicara yang harus menghadapi kerasnya hidup. Sejak lahir, keberadaannya sudah ditolak kedua orang tuanya. Ia dibuang ke panti asuhan sederhana. Tak ada yang mau mengadopsinya.
Seruni tumbuh menjadi gadis cantik namun akibat kelalaiannya, panti asuhan tempatnya tinggal terbakar. Seruni harus berjuang hidup meski hidup terus mengujinya. Akankah ada yang sungguh mencintai Seruni?
"Aku memang tak bisa bersuara, namun aku bisa membuat dunia bersuara untukku." - Seruni.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Subuh Menjadi Saksi
POV Author
"Tentu saja punya. Ayo ikut, kita gabung dengan yang lain!"
Teman-teman Avian menyambut kedatangan Avian dengan tepuk tangan riuh. Avian adalah bintang di kampus, laki-laki tampan dan kaya raya namun sayang tak suka bergaul. Sering sekali teman-temannya mengajak Avian untuk ikut nongkrong di club malam menikmati masa muda mereka namun Avian selalu menolak.
Malam ini, Avian memutuskan untuk bergabung dengan dunia yang selama ini tak pernah ia masuki. Dunia bebas dimana teman-temannya selalu asyik membicarakannya saat di kampus. Avian yang selama ini hanya sebagai pendengar kini masuk ke dalamnya. Avian mencicipi berbagai macam minuman yang selama ini tak pernah ia minum sebelumnya. Dari yang kadar alkoholnya rendah sampai yang membuat Avian merasa kalau lantai tempatnya berpijak ikut bergoyang.
Musik kencang yang berdentum membuat Avian ikut terlena di lantai dansa. Banyak perempuan yang mendekati dirinya namun Avian sama sekali tidak melirik. Dengan tangan memegang gelas berisi minuman, Avian menikmati malamnya dengan bebas.
"Mana nih yang lebih nendang lagi? Cuma minuman saja tak seru!" tagih Avian pada seorang temannya yang sudah senior di dunia malam.
"Ada dong. Ingat, jangan diminum sekarang, nanti saja. Kamu pasti akan mengemudi mobil bukan? Gunakan di rumah saja." Teman Avian menyelipkan sebuah bungkusan dalam plastik kecil ke tangan Avian.
"Oke. Aku gunakan di rumah." Avian tersenyum lalu memasukan bungkusan tersebut ke dalam saku celananya seraya memberikan sejumlah uang pada temannya tersebut.
Avian kembali menikmati malam yang bebas tanpa larangan. Avian seakan lupa waktu, sudah jam 2 pagi namun ia belum pulang. Runi yang terbangun sehabis menangis sampai tertidur merasa haus. Ia berjalan keluar kamar dan mendapati rumah besar ini kosong. Hanya Runi seorang diri. Bu Surti pasti sudah pulang karena harus mengurus suaminya sementara Pak Perdana dan Nyonya Anita entah berada di mana. Terkadang mereka suka menginap di hotel miliknya atau pulang ke rumah mereka tanpa pamit.
Runi melihat mobil Avian tidak ada di garasi yang artinya majikannya sedang keluar. Hati Runi dilanda rasa khawatir. Ia sempat mendengar pertengkaran mereka sebelum jatuh tertidur karena lelah menangis. Runi tahu, betapa marahnya Avian. Ia tak pernah pulang larut malam seperti sekarang.
Meski suka ketus dan jahil namun Avian adalah anak yang baik. Ia jarang keluar malam dan waktunya dihabiskan untuk belajar namun kini Avian seakan sedang memberontak. Runi makin cemas, ia putuskan untuk menunggu kepulangan Avian di ruang tamu. Matanya yang bengkak membuatnya kembali mengantuk namun Runi berusaha terjaga agar bisa menunggu Avian pulang dengan selamat.
Saat subuh hari, Runi mendengar suara mobil memasuki halaman. Cepat-cepat Runi membukakan pintu dan melihat Avian turun dari mobil dengan langkah yang sempoyongan. Dengan sigap Runi membantu Avian agar tidak terjatuh.
"Eh ada Runi! Seruni si krisan merah muda. Kok Runi belum bobo?" Avian mulai berbicara melantur. Dia masih sedikit mabuk.
Runi membantu Avian masuk ke dalam rumah dengan memapahnya. Runi memberikan Avian segelas air agar Avian yang sedang mabuk sedikit tersadar lalu pergi untuk mengunci pintu depan. Avian menerima gelas yang diberikan oleh Runi namun ia malah menggunakan air tersebut untuk menenggak pil haram yang temannya berikan. Avian tak mau dirinya sadar dan kembali terbakar emosi mengingat pertengkaran sebelumnya. Avian butuh sesuatu yang lebih kuat dari sekedar mabuk agar membuatnya lupa akan semua masalah yang menderanya.
Runi melihat Avian tertidur di sofa. Ia menyuruh Avian untuk tidur di kamarnya namun Avian tak mampu naik ke atas tangga. Runi membantu Avian masuk ke kamarnya. Tubuh Avian yang berat membuat Runi agak sempoyongan memapahnya namun akhirnya Runi berhasil membawa Avian masuk ke dalam kamar.
Runi tak kuat menahan berat tubuh Avian. Runi terhuyung dan jatuh di atas tempat tidur dengan tubuh Avian yang berada di atasnya. Aroma alkohol membuat Runi tak kuat berada di dekat Avian. Runi mendorong tubuh Avian namun Avian bukannya bangun malah menatap Runi dengan lekat sambil tersenyum. "Runi, aku mau dijodohin. Kalau aku nikah sama perempuan lain, aku tak bisa main sama kamu lagi!"
Runi mengacuhkan Avian. Ia terus berusaha menjauhkan tubuhnya dari Avian namun usahanya sia-sia. Avian sangat berat apalagi saat ia kehilangan kesadaran seperti sekarang. Avian kembali tersenyum dan kini mengelus wajah Runi. "Runi ... kamu cantik sekali."
Jantung Runi kembali berdegup kencang mendengar pujian yang Avian tujukan padanya. Runi tak mau terlalu larut dengan perasaannya, ia ingat pesan Nyonya Anita kalau status dirinya dan Avian adalah majikan dan babu. Ia tak boleh memiliki perasaan pada Avian karena Avian sebentar lagi akan dijodohkan dengan Aulia. Ia harus mengubur perasaannya dan tidak boleh tersanjung atas pujian Avian. Saat ini Avian dalam keadaan mabuk, tak sadar apa yang ia katakan.
"Aku serius, Runi. Kamu cantik. Sayang ... kamu tak bisa bicara. Kalau kamu bisa bicara, mungkin kamu akan menasehati Mama untuk berhenti memaksakan kehendak Papa padaku. Kalau kamu bisa bicara, mungkin orang tuamu tak akan membuangmu. Kasihan sekali kamu, Runi. Gadis yang malang, dunia ini memang kejam pada kita berdua." Avian terus mengoceh tak jelas.
Runi merasa situasi semakin tidak aman. Mereka dua insan yang berbeda jenis kelamin berada dalam satu ruangan di rumah yang sepi tanpa ada orang lain. Bahaya. Runi kembali mendorong tubuh Avian namun Avian malah marah dengan apa yang dia lakukan.
"Berhenti mendorongku, Runi! Kamu tak suka berada di dekatku? Kamu tak suka menemaniku? Kamu juga mau melaporkanku pada Papa? Kamu nakal! Kamu harus dihukum!" Avian memajukan dirinya dan mencium Runi.
Mata Runi terbelalak. Ia terkejut. Runi hanya bisa diam saat ciuman pertamanya dilakukan oleh laki-laki yang sudah membuat jantungnya terus berdegup kencang. Apalagi saat Avian menciumnya dengan sepenuh hati, Runi makin tak berdaya menahan perasaannya yang membuncah.
Runi mulai tersadar saat tangan Avian mulai menelusup masuk ke dalam baju miliknya dan menyentuh aset milik Runi. Runi berusaha menolak namun Avian yang kini sudah benar-benar kehilangan kesadaran tak bisa melihat penolakan Runi. Runi berusaha menjauhkan tubuh Avian sekuat tenaga namun Avian sudah gelap mata tak mau berhenti.
Avian mulai melucuti pakaian Runi satu persatu. Runi menggelengkan kepalanya dan terus berusaha menjauhkan Avian dari dirinya namun gagal. Runi menutup bagian atasnya yang terbuka namun Avian mencekal tangan Runi dan menaruhnya di atas kepala. Laki-laki itu semakin mengunci tubuh Runi yang mungil namun begitu memukau di mata Avian.
Semakin Runi menolak, Avian semakin bergairah. Subuh itu menjadi saksi Runi kehilangan kesuciannya. Ia menangis dan tak bisa berteriak minta tolong. Tak ada suara yang keluar dan Avian tak sadar kalau ia sudah merenggut mahkota yang selama ini Runi jaga sepenuh hati. Berkali-kali Avian melakukan aksi bejatnya pada Runi sampai membuat Runi yang terlalu syok jatuh pingsan dan tak sadar apa yang sudah terjadi.
Avian terkulai lemas di atas tubuh Runi setelah menuntaskan seluruh hasratnya. Sampai suara melengking tinggi di pagi hari membuat Avian terbangun. "Astaghfirullahaladzim! Apa yang sudah kalian lakukan?"
****
makasih othor semua tulisanmu bagus² aku selalu syuukaa❤
bicara baik2 minta maaf dan katakan keadaan yang sebenarnya saat itu Vian,jgn memaksa Runi begitu yang ada dia malah membencimu
yokk aviaaann cari tau semuanya tentang kavii dan pertemukan seruni dengan Bu Anita biar salah paham kalian terselesaikan 🤗🤗🤗🤗
ya Alloh penasaran bingitss part selanjutnya.
kirain Kavi mau bilang ibu kandung nya adalah mama... ternyata dia jawab ibu Runi makin penasaran dong Avian
makasih kak Mizzly up nya 🙏🏻❤️