NovelToon NovelToon
Tawanan Hati Sang Presdir

Tawanan Hati Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marthin Liem

Cindy, seorang karyawan yang tiga kali membuat kesalahan fatal di mata Jason, bosnya, sampai ia dipecat secara tidak hormat. Namun, malam itu, nasib buruk menghampiri ketika ia dijebak oleh saudara sepupunya sendiri di sebuah club dan dijual kepada seorang mucikari. Beruntung, Jason muncul tepat waktu untuk menyelamatkan. Namun, itu hanya awal dari petualangan yang lebih menegangkan.
Cindy kini menjadi tawanan pria yang telah membayarnya dengan harga yang sangat tinggi, tanpa ia tahu siapa sosok di balik image seorang pengusaha sukes dan terkenal itu.
Jason memiliki sisi gelap yang membuat semua orang tunduk padanya, siapa ia sebenarnya?
Bagaimana nasib Cindy saat berada di tangan Jason?
penasaran?
ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marthin Liem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Spaghetti Kiss

Cindy menggelengkan kepala dengan ekspresi kepolosan yang begitu menggemaskan. Jason tersenyum tipis dan mencubit lembut pipi gadis itu.

"Kamu ini ternyata lucu juga, mirip seperti anak kucing," puji Jason dengan nada sedikit meledek.

Wajah Cindy langsung berkerut, tak ingin kalah. "Hmm... Oh ya, kalau saya mirip anak kucing, berarti Bapaknya jerapah!" balasnya sambil melemparkan senyuman nakal.

Jason tertawa terpingkal-pingkal, terhibur dengan guyonan pagi itu. Setelah sekian lama, ia jarang merasakan keceriaan seperti ini. Kehadiran Cindy berhasil menjadi obat penenang dan hiburan baginya.

"Kalau setiap hari seperti ini, aku tidak ingin melepaskannya," batin Jason sembari fokus meracik kopi. Ia menuangkannya ke dalam cangkir minimalis, lalu menambahkan whipped krim di atasnya dengan bentuk hati yang begitu cantik.

Ia menyajikan kopi untuk Cindy dan dirinya sendiri.

"Silakan, Nona," kata Jason ramah, berusaha membuat gadis itu tetap tersenyum.

"Xie-xie ni, Pak Jason," jawab Cindy, mencoba berbicara dalam bahasa Mandarin meskipun logatnya tidak sempurna. Jason tersenyum dan mengerti, lalu tertawa kecil.

"不客气 (bú kèqì), " balas Jason sambil tersenyum, lalu ia menyajikan sepiring spaghetti buatannya yang baru saja dipanaskan dalam microwave.

Jason menyajikan spaghetti dengan rapi, mencampurinya dengan saus, mayones, daging cincang yang ditumis, dan tambahan lainnya, membuatnya terlihat seindah mungkin.

"Apakah biasanya kamu makan makanan berat di pagi hari?" tanya Jason, yang tahu selera orang Indonesia. Cindy mengangguk.

"Iya, kalau hanya makan roti, rasanya belum cukup, hahaha..." jawabnya tanpa canggung. "Bolehkah saya mencoba spaghetti ini?" tanya Cindy sambil menunjuk piringnya, Jason mengangguk.

"Tentu, silakan, dengan senang hati," jawabnya.

Cindy memutar pasta itu dengan garpu dan melahapnya dengan percaya diri.

"Enak?" tanya Jason, memperhatikan mulut Cindy ketika sedang mengunyah, merasa ekspresinya sangat menggemaskan.

Cindy mengambil suapan ke dua, kali ini dengan sedikit menyeruput, sehingga sehelai pasta itu terulur dari bibirnya. Jason menarik ujung pasta itu, memakannya, membuat Cindy kaget.

Jason terus menyeruput hingga bibir mereka hampir bersentuhan.

Jantung Cindy berdegup lebih cepat ketika bibir Jason menyentuh bibirnya, memicu keinginan yang tak terduga. Ia membalas ciuman itu dengan memiringkan kepala, memperdalam kontak yang intens.

Cindy mengernyitkan kening, terbawa perasaan, dan mulai membuka mulutnya sedikit, memudahkan Jason untuk menjelajahi lebih dalam. Pria itu memberikan gigitan kecil di bibir bawah Cindy, membuatnya mende sah pelan. Jason merasakan denyutan yang sama, dan kedua tangannya menemukan tempat di bahu Cindy, memeluknya erat.

Decakan lembut dari ciuman mereka memenuhi ruangan yang sunyi, membangkitkan irama keintiman yang tidak terduga.

Telapak tangan Jason bergerak ke belakang kepala Cindy, seolah ingin menariknya lebih dekat, menunjukkan niatnya untuk tidak mengakhiri momen ini begitu saja.

Pria itu mengangkat kedua kaki Cindy saat hendak berdiri, memposisikan tubuh gadis itu di pangkuannya, dengan kedua kaki yang melingkar di pinggang Jason, dalam posisi berhadapan. Bibir mereka masih bersatu dalam ciuman yang semakin mendalam, sementara kedua tangan Cindy erat melingkar di leher Jason.

Gadis itu mencoba untuk menghentikan ciuman, namun Jason menurunkan bibirnya ke leher Cindy, memberikan kecupan dan gigitan lembut di sana.

"Ough..." de sah Cindy, tersentuh oleh sensasi yang memabukkan.

Jason merasakan denyut nadi Cindy yang semakin kencang, dan ia merasa sulit untuk menahan diri.

Dengan lembut, ia menurunkan Cindy ke sofa di dekatnya, memperdalam kembali ciuman mereka dalam kehangatan yang memikat.

Semakin lama, Jason kehilangan kendali atas dirinya, namun Cindy tersadar dan mencoba menghentikan aktivitas tersebut.

"Pak, jangan!" desisnya sambil menggeleng ketika Jason mulai menyingkap dressnya. Jason segera menyadari kesalahannya dan berusaha mengontrol diri.

Pakaian, make-up, dan rambut Cindy menjadi berantakan. Ia bangkit dari posisi berbaringnya, duduk lemas di atas sofa, sambil membetulkan pakaian yang agak terbuka.

Jason juga tersadar. Selama ini, ia hanya melihat adegan seperti ini dalam komik, namun kali ini ia merasakan bagaimana itu sebenarnya. Ia menyadari bahwa tindakannya adalah sebuah kesalahan.

"Saya minta maaf, Cindy," ucapnya penuh penyesalan. Gadis itu terisak, air mata mengalir di wajahnya.

"Cindy..." Jason memanggil dengan penuh penyesalan. Cindy mengangkat wajahnya, dan Jason mencoba menghapus air mata Cindy dengan jempolnya. "Maafkan saya," ucapnya lagi. Cindy mengangguk lemah.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya juga menikmatinya, jadi Bapak tidak sepenuhnya salah," kata Cindy mengakui.

Jason tersenyum miring, menatap wajah Cindy yang terlihat seksi dalam situasi seperti itu. Namun, gadis itu teramat sangat bersalah, merasa telah mengkhianati cinta Alvian.

"Kalau sampai dia tahu, pasti dia akan kecewa padaku. Maafkan aku, Alvian," batin Cindy yang masih sesegukan. Tanpa ia sadari, Alvian di luar sana mungkin sudah beberapa kali bersenang-senang dan bermain gila dengan wanita lain.

Jason merasa iba, lalu membawa tubuh lemah Cindy ke dalam dekapannya yang hangat.

"Saya mengerti perasaanmu," bisiknya lembut. Tubuh Cindy membeku dalam dekapan Jason, merasa sangat nyaman. Baginya, Jason adalah tempat yang membuatnya merasa aman dan tenang.

Pria itu membimbing Cindy kembali ke ruangan asal dan membiarkannya menikmati spaghetti tanpa gangguan. Sementara itu, Jason menikmati roti panggang dengan mentega leleh dan segelas kopi yang baru di sajikan.

"Habiskan makananmu," ujar Jason, sambil menyuruh Cindy yang tersenyum sambil mengunyah.

"Cindy, di mana orangtuamu tinggal?" tanya Jason setelah mengetahui bahwa Cindy merantau di Jakarta.

"Mereka tinggal di Singkawang," jawab gadis itu. Rasa rindu kepada Ayah, Ibu, dan kakak perempuannya yang kini sudah menetap di Taiwan terasa begitu dalam.

Bahkan ia harus bertemu dengan mereka hanya setahun sekali saat tahun baru Imlek.

Ia selalu menikmati momen bersama keluarganya saat hari besar tersebut. Mereka akan berkumpul di rumah orangtua, memasak bersama, berdoa di kelenteng, dan menghabiskan waktu dengan penuh kehangatan dan suka cita, tentu itu adalah momentum yang sangat berharga bagi Cindy.

Jason melihat mata Cindy yang bergetar, mengetahui betapa besar rasa rindu yang ia simpan kepada keluarganya.

"Sudah, jangan bersedih," ucap Jason sambil menyerahkan kotak tisu yang ada di hadapannya.

Gadis itu meraih selembar tisu dan menyeka air mata yang semakin deras.

"Pak, saya boleh pulang sekarang?" tanya Cindy dengan suara isakan, Jason menggeleng.

"Apa kamu bilang? Pulang? Eh, kamu lupa kalau saya yang sudah membayarmu. Jadi, kamu tidak bisa pergi dari sini tanpa seizin saya, mengerti?" tegas Jason tanpa ingin di bantah.

Cindy dihadapkan pada kenyataan yang menohok. Baru menyadari bahwa ia akan menjadi tawanan pria itu.

"Tapi—" ucapnya, namun Jason langsung memotong.

"Tidak ada 'tapi'!" sergah Jason dengan suara meninggi.

setelah menghabiskan roti dan kopi, pria itu bangkit dari duduknya, mengambil blazer yang tersampir di sandaran kursi, lalu meraih tas kantornya.

"Kamu berada dalam pengawasan saya. Kamu tidak akan bisa pergi atau keluar dari mansion ini. Kamu tahu sendiri kan, kecanggihan teknologi yang ada di sini?" Jason tersenyum dengan angkuh, Cindy mengangguk pasrah.

"I-iya Pak," jawabnya, merasa terjebak.

"Bagus, kalau kamu mengerti," kata Jason sambil bersiap-siap untuk pergi.

"Tapi, apa saya boleh melakukan aktivitas di sini, misalnya membuat kue?" usul Cindy, Jason mengangguk cepat.

"Apapun yang kamu inginkan, kamu boleh melakukannya sesuka hatimu di sini, asal jangan coba-coba kabur!" tambahnya dengan tegas.

Cindy mengangguk paham secara terpaksa, mengetahui betul sikap tegas Jason.

"Bagus," kata Jason sambil mengelus pucuk rambutnya.

Ia melangkah dengan gagah, dan Cindy mengantarnya sampai ke garasi. Jason bingung memilih mobil yang akan digunakan hari itu. Pilihannya jatuh pada mobil mewah berwarna hitam yang berkilauan di bawah sinar mentari pagi.

Mobil itu adalah sebuah Rolls-Royce Phantom, mobil mewah dengan harga yang sangat tinggi, mencapai ratusan ribu dolar. Jason menganggap kendaraan itu cocok untuk menunjukan statusnya sebagai seorang pengusaha sukses.

Setelah memastikan Jason telah pergi, Cindy kini sendirian di Mansion tersebut. Ia memutuskan untuk mengeksplorasi ruangan-ruangan yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

Koridor-koridor yang saling terhubung dengan nuansa Eropa, mengarah ke berbagai ruangan khusus. Cindy membuka salah satu pintu, dan menemukan ruangan koleksi berbagai senjata api.

Berbagai macam senapan dan pistol terpajang di rak-rak, mulai dari yang biasa hingga yang paling mematikan. Jason juga meletakkan tulisan peringatan dan nama-nama senjata itu di sekitar ruangan.

"Wah, keren. Aku merasa seperti seorang sniper," gumamnya sambil mengangkat sebuah senapan angin.

Cindy membaca nama-nama senjata itu: "Viper-20 Sniper Rifle", "Black Widow Pistol", dan "Shadowhunter Crossbow."

Ia memperhatikan dengan seksama detail-detail pada senjata-senjata tersebut, merasa kagum dengan keindahan dan kekuatan yang di miliki.

Cindy juga menatap sebuah foto di pigura. Jason tampak gagah dalam jas hitam, kacamata hitam, dan tangannya menggenggam pistol, dengan sebatang rokok di bibirnya. Dalam foto tersebut, Jason terlihat seperti seorang pemimpin sebuah kelompok, memunculkan banyak tanda tanya di benak Cindy.

Ia membaca nama sebuah organisasi dengan aksara China yang tidak ia mengerti.

天地会

"Aduh, gimana sih bacanya? Aku kan buta aksara China," gumam Cindy bingung. Ia mengambil foto itu dan mencoba menscan tulisan tersebut menggunakan aplikasi penerjemah. Setelah beberapa saat, ia mencoba membaca hasil terjemahan.

"Tiāndì huì, yang berarti Heaven and Earth Society," bisik Cindy. Meskipun begitu, ia masih belum sepenuhnya memahami apa sebenarnya organisasi itu.

Dengan penuh rasa penasaran, Cindy mengetik ulang nama organisasi tersebut dan mencoba mencari tahu. Seketika, kedua matanya membelalak tajam.

"Ja-jadi itu organisasi Triad?" gumamnya kaget. "Hah? Berarti Pak Jason..." Gumamnya terputus, dia terpaku dalam pikirannya, mencoba menghubungkan semua potongan informasi yang baru saja dia dapatkan.

"Apa itu Triad?" gumam Cindy, semakin penasaran. Ia kembali mencari tahu, dan saat membaca dengan seksama, jemarinya mulai bergetar.

Ternyata, Jason adalah seorang pemimpin di dalam organisasi Triad, kelompok kriminal paling mematikan yang banyak dikenal di China. Fakta ini membuat Cindy terperangah. Jason, pria yang selama ini ia kenal sebagai bos yang tegas namun baik hati, ternyata memiliki sisi gelap yang sangat berbahaya.

...

Bersambung...

1
Bilqies
Hay Thor aku mampir niiih...
mampir juga yaa di karya ku /Smile/
Kim Jong Unch: Makasih ya kak
total 1 replies
Arista Itaacep22
lanjut thor
Kim Jong Unch
Semangat
anita
cindy gadis lugu..percaya aja d kibuli alvian.lugu kyak saya😁😁😁😁
Arista Itaacep22
seru thor cerita ny, tapi sayang baru sedikit sudah habis aja
Kim Jong Unch: Makasih, sudah mampir kak. ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!