NovelToon NovelToon
Aku Sudah Memaafkan

Aku Sudah Memaafkan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Sekolah/Kampus / trauma masa lalu
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

"Aku emang cinta sama kamu. Tapi, maaf ... kamu enggak ada di rencana masa depanku."


Tanganku gemetar memegang alat tes kehamilan yang bergaris dua. Tak bisa kupercaya! Setelah tiga bulan hubunganku dengannya berakhir menyakitkan dengan goresan luka yang ia tinggalkan, aku malah mengandung darah dagingnya.

Saat itu juga, aku merasakan duniaku berotasi tidak normal. Aku terisak di sudut ruangan yang temaram. Menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi. Namun, satu yang aku yakini, hidup itu ... bukan pelarian, melainkan harus dihadapi.


Adaptasi dari cerpen Aku Sudah Memaafkan, ©2022, Yu Aotian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Aku dan Dia adalah Persamaan

Di kampus, aku dan kak Evan memilih merahasiakan status hubungan. Bisa dibilang Arai menjadi satu-satunya orang yang tahu kami berpacaran. Ini telah menjadi permintaanku sejak awal, karena aku tak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang sebagai kekasih kak Evan. Meskipun beberapa orang terdekatnya mulai curiga karena kami sering jalan berduaan. Oleh sebab itu, aku selalu mengajak Arai jika hendak bertemu dengan kak Evan di lingkungan kampus, seperti ketika hendak makan siang bersama di kantin.

Kesibukan kak Evan sebagai mahasiswa akhir dan ketua BEM fakultas, menjadikannya tak bisa meluangkan waktu banyak untukku. Tidak apa-apa. Aku masih bisa memantaunya dari atas balkon. Ya, melihatnya duduk diam di bawah pohon masih menjadi kebiasaan favoritku hingga kini. Bersama Arai tentunya.

"Rai, kamu kan serumah sama kak Evan, boleh tahu lebih banyak tentang dia, gak?" Aku melayangkan pertanyaan itu pada Arai seraya memandang kak Evan dari kejauhan.

Sambil mengupas kulit kuaci dia berkata, "Rumahnya sangat besar. Ibarat kalo kita ngepelnya dari pagi sampainya ketemu pagi lagi. Aku aja sering tersesat kalo dipanggil ke kamarnya."

"Apa lagi?"

"Halaman parkiran mereka penuh dengan mobil dan motor mewah."

"Aku gak nyuruh kamu bahas kekayaan keluarganya. Maksud aku ... boleh enggak cerita sedikit aja tentang keadaan keluarga kak Evan?

"Keluarga abang Evan itu ...." Cukup lama Arai berpikir, sebelum akhirnya berkata, "Mereka semua jarang di rumah. Rumah sebesar itu lebih sering ditempati pembantu daripada majikannya sendiri."

"Oh, ya? Apa dia punya saudara?"

"Ya, anak sulung di keluarga itu sudah bekerja di perusahaan farmasi milik mereka sendiri."

"Berarti kak Evan anak kedua, ya? Sama dong kayak aku!"

"Tapi dia anak bungsu, kau kan anak tengah."

"Oh, gitu, ya. Pasti dia paling disayang di keluarganya, kayak adik aku," ucapku sambil tertunduk, "ternyata aku sama sekali belum tahu banyak tentang kak Evan," imbuhku.

"Kusarankan kau hindari bertanya langsung padanya tentang keluarganya. Bang Evan ndak suka disinggung soal keluarganya."

"Oh, ya? Kenapa?"

"Entahlah, orang kaya emang aneh-aneh. Kau ndak mau cari tahu tentang aku?" tanya Arai tiba-tiba.

"Apa yang perlu dicari tahu? Semua tentang kamu udah aku tahu. Kamu anak satu-satunya. Dari kecil kamu suka main di pantai buat ngejar sunset makanya kulitmu belang-belang. Kamu mengidolakan bung Hatta. Kamu pengen jadi dokter karena bapak kamu meninggal waktu kamu masih bayi."

"Seratus! Tapi ... masih ada satu hal yang belum kamu tahu dari aku!"

"Apa?"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan kak Evan dari bawah sana. "Kalian masih mau di sana?" tanyanya.

Aku dan Arai lantas segera turun dari balkon untuk menghampirinya. Arai langsung naik di atas punggung kak Evan dan memberi tantangan padanya. Aku tertawa melihat kak Evan tampak kewalahan menggendongnya.

"Kenapa Lo semakin berat gini?"

"Bilang aja ndak kuat. Ndak usah malu!"

Inilah hal yang paling kusukai dari kak Evan. Keramahan dan kerendahan hatinya. Dia tak pernah menggembar-gemborkan statusnya sebagai anak konglomerat. Dia juga berbaur dengan siapapun tanpa pandang bulu. Bahkan selera makannya tak jauh berbeda dari kami.

Sekarang, kami sering jalan bertiga seperti ini. Jika ada Arai, aku menjadi lebih percaya diri, berada di samping kak Evan. Tidak seperti dulu yang hanya bisa mengekornya dari belakang.

***

Aku dan kak Evan menjalani masa-masa awal pacaran yang menggebu-gebu layaknya pasangan lainnya. Saling balas-balasan pesan sekadar menanyakan aktivitas, teleponan berjam-jam hingga ada yang lebih dulu tertidur dan mencuri waktu untuk berduaan di sela-sela padatnya kegiatan perkuliahan kami masing-masing.

Dia yang dulunya sulit kutemukan kecuali saat berada di bawah pohon, kini bisa datang menemuiku dengan cara yang tak disangka-sangka. Seperti saat ini, ketika mata kuliah telah berakhir dan satu per satu mahasiswa mulai meninggalkan kelas. Aku yang baru saja hendak meninggalkan kelas, tiba-tiba mendengar suara ketukan jendela. Saat menoleh ke bawah jendela, ternyata itu adalah kak Evan. Pria yang memakai jumpers hitam putih itu seakan tahu aku sering mengambil posisi duduk di pojok paling belakang.

Aku lantas menengok ke sekitarku. Ternyata hanya tinggal aku sendiri yang berada di kelas. Aku pun membuka kaca jendela yang menghalangi pandangan kami.

"Kak Evan, bukannya lagi mau adain observasi penelitian di Rumah Sakit?"

"Nih, baru aja pulang."

Dia lalu mengambil kedua tanganku dan menggenggam dengan lembut. "Kalo aku udah mulai nyusun skripsi, mungkin bakal semakin sibuk," ucapnya seolah memintaku memakluminya.

"Enggak papa kok. Aku juga udah mulai banyak tugas."

"Arai mana?" tanyanya sambil melihat keadaan kelas yang sudah kosong.

"Kayaknya dia udah duluan ke warnet ngerjain tugas. Aku juga mau ke sana!"

Pada saat itu juga, kak Evan langsung memanjat jendela dan meloncat masuk ke dalam kelasku. Aku terkesiap dibuatnya. Sambil tersenyum, dia mengambil modem dari saku jumpersnya.

"Jadikan aku warnetmu!" ucapnya sambil menunjukkan modem itu padaku.

Di saat yang bersamaan, terdengar suara banyak langkah kaki yang membuatku refleks memegang tangannya dan menuntunnya untuk duduk berjongkok. Ternyata, hanya orang-orang yang sedang lewat. Aku lantas bernapas lega sembari memejamkan mata sejenak. Posisi kami saat ini masih duduk melantai di pojok paling belakang ruangan dengan ditutupi banyaknya kursi mahasiswa.

Saat menengok ke samping, bola mata jernih kak Evan langsung memasuki netraku. Napas kami yang bertabrakan, menandakan betapa dekatnya wajah kami saat ini. Mendapat tatapan maut darinya tentu membuatku gugup, gemetar hingga buru-buru menunduk. Namun, jari telunjuk tangannya bergerak mengangkat daguku, seakan memaksa pandangan kami bersirobok.

"Sejak awal aku bertemu kamu, aku seperti melihat diriku yang dulu," ucapnya sambil membelai pipiku.

Aku menatapnya penuh tanya. Apa maksud dari perkataannya?

Dia lantas menyandarkan kepalanya di dinding seraya menekuk sebelah kaki dengan tangan yang bertumpu pada lututnya. Sementara aku langsung memeluk kedua lututku sembari mendengarkannya.

"Dulu, aku juga kayak kamu. Pendiam dan gak suka bergaul. Bahkan lebih suka menyendiri seperti anti sosial."

Aku terkejut. "Tapi sekarang kak Evan tidak seperti itu ..."

"Ya, itu karena aku maksain diri," ucapnya sambil melebarkan senyum.

"Maksain diri?"

Dia mengangkat sebelah alisnya, lalu berkata tanpa menghilangkan garis senyum di bibirnya. "Jika aku enggak berubah, akan ada orang yang senang dan semakin semena-mena. Makanya aku selalu maksain diri buat ngelakuin hal-hal yang enggak aku sukai. Saat berhadapan dengan banyak orang, Aku menebalkan mukaku. Mengokohkan hatiku. Dan melenyapkan segala prasangka negatif yang ada di pikiranku. Akhirnya aku terbiasa sampai sekarang."

"Jadi ... karena itukah kak Evan senang menyendiri di bawah pohon?"

Kak Evan mengangguk. "Karena hanya di tempat itu aku bisa menjadi diriku yang sebenarnya. Makanya, awal aku bertemu Arai, aku ngerasa iri karena dia bebas ngelakuin apa aja yang dia mau," ucapnya sambil tersenyum getir.

Aku tertegun. Jika Arai adalah antitesa dari diriku, maka kak Evan adalah persamaan. Dia memiliki karakter asli yang sama denganku. Karena itulah juga dia selalu bisa mengetahui apa yang kurasakan.

Pantas saja, dia tidak menghadiri ospek hanya karena merasa tak sepaham dengan rekan panitia lainnya dan memilih menjauh. Dia juga lebih dulu keluar dari aula gedung saat momen ramah tamah antara panitia dan maba. Seharusnya aku sudah bisa menebak saat melihat akun facebooknya. Orang-orang seperti kami pada umumnya tidak suka membagikan atau menceritakan kehidupan pribadinya. Selain itu, kami sama-sama iri pada Arai sebagai antitesa kami.

(Antitesa: kebalikan/pertentangan)

Kak Evan kemudian menangkup wajahku dengan lembut, sambil berkata, "Jangan paksakan diri kamu buat ngelakuin sesuatu yang enggak nyaman. Kecuali ... kamu mau jadi kayak aku."

.

.

.

Catatan author:

Introvert ini kata yang paling hits beberapa tahun belakang. Kalo jaman dulu, orang diam, pemalu, menyendiri, gak mau berkawan dianggap aneh. Kalo sekarang anak-anak genZ itu kayak merasa keren banget kalo punya sifat introvert.

tipe-tipe introvert itu banyak macam. Gak melulu orang yang gak bisa bergaul, pendiam atau gak nyaman jadi pusat perhatian. kadang-kadang, ada juga yang kelihatan supel, riang, tapi ternyata punya sisi introvert. Kayak si Evan ini dia jenis thinking introvert karena dia punya "me time" yang dia pakai untuk menyendiri. Biasanya, orang-orang jenis gini, lebih imajinatif. Kalo kayak Gritta, dia jenis sosial introvert yang lebih menghindari aktivitas ramai kayak ngumpul-ngumpul bareng teman.

Oke itu aja, kumur-kumur gua, jangan lupa like dan komeng

1
Tina Nine
Begitu la cinta...bisa hilang kewarasan...😂😂
gameta
klo BKN Dion lantas siapakah gerangan......🤔🤔🤔
Evan AQ padamu😘😘 perjuanganmu untuk kesembuhan arai patut diacungi jempol 👍👍👍 semoga kelak Ita tau usaha dan derita batinmu selama ini 🤗🥰
Rosmazita Imah
berterus terangbla evan kepada gurita. apa sebenarnya yang terjadi. dah utk ayah edwin, cari la masa yg sesuai utk berterus terang. mungkin dia boleh memahami. coz dia pun ada pengalaman menjaga mak evan yg sakit. x kan dia nk tengok kegagalan dia yg dulu terjadi lagi
Stien
mudah2an perjuangan Evan tidak siasia
lucky gril
semoga k'author mrmbantu evan agar bisa merealisasikan obat tuk penyakit langka arai 🤲
bunda n3
perjuangan yg ga mudah, semoga membuahkan hasil Evan
🍃gιмϐυℓ 📴
Aku mendadak mellow bayangin Arai kecil harus keluar dari RS 🥺🥺🥺 itu artinya pertemuannya dg Evan akan berkurang. Tapi sekaligus bahagia juga sih brarti kondisi Arai mulai membaik, setidaknya bisa sedikit lega sambil menunggu obat yg diciptakan Evan lolos uji. Memang tidak mudah sih, entah apa yg terjadi dg relawan itu, semoga tidak akan menjegal keberhasilan si obat yg Evan ciptakan
uchee
jangan patah semangat dr Evan.....
kesembuhan arai no 1
KokoRobet
bukan Dion?
lantas siapa?
apakah ada org lain? atau murni reaksi dari obat itu sendiri yg artinya kemungkinan besar uji klinis kali ini gagal?
waduh?
bakal butuh waktu dan kesempatan lain kalo begitu
tapi masih kan ada waktu dan kesempatan itu bagi Evan kedepan?

aku nunggu kesempatan Evan dan Ita saling terbuka, khususnya Evan jujur dgn Ita ttg semuanya, ttg latar belakang serta semua yg dia alami selam ini, sehingga iya dapat 'mengerti dan paham' serta memaafkan semua yg sdh terjadi, serta kedepan bisa kerjasama sesuai kemampuan dan sikon dlm merawat, menjaga dan melindungi Arai Junior
Abie Mas
kl ga ada bub dgn dion jadi siapa?
Kᵝ⃟ᴸ𝑅ayíi☠ᵏᵋᶜᶟ🍂
Lama lama Aku luluh dengan sikap Event🥺
yang tadinya ku masih berpikir jika Event seorang pecundang dengan meninggalkan Ita dan lebih memilih jalan yang di anggapnya benar dan terbaik untuk semua, tapi pada akhirnya malah makin semrawut buat Evan sendiri..
resiko lah..
Khai ❤️ Meena
novel tema kedokteran tanpa nulis judul yg ada embel2 "Dokter" tapi cerita sudah mencakup keseluruhan ilmu kedokteran, mulai dari saat jadi mahasiswa kedokteran, koas, praktek hingga ambil spesialis. bahkan ttg farmasi dan berbagai penyakit yg masih asing pun dibahas. ada ilmu yg bisa kita tau secara cuma2. mana ada coba novel gratis di noveltoon kyk gini, paling judulnya aja yg dokter, ya isinya gak jauh2 dari kebucinan. profesi cuma numpang doang. itulah knp aku suka novel2 kak yu, cerita bukan fokus ke cinta2an semata, tapi juga ttg profesi yg ada pada karakter. dan rata2 karakter prianya bermental pejuang dan karakter wanitanya bukan yg ngemis2 cinta ke laki2. suka banget sama novel ini romantisnya deep dan berasa banget ketulusan tokoh Evan memperjuangkan cintanya pada Ita dan juga anak mereka.
erma: Setuju....aku jg sangat suka...sabar nunggu up dgn siapkn vote + kopi. Tks Engkong Yu...baca novel tambah dpt banyak ilmu kehidupan... semangat Kong. Jangan bosan nulis disini yaaa....
total 1 replies
Ay
Sebenarnya rasa itu masih ada hanya saja tertimbun oleh rasa sakit yg begitu besar.. Ita akankah hatimu meluluh dan akan kembali jika tau alasan yg sebenarnya Evan meninggalkanmu, dan apa yg sdh bertahun tahun Evan lakukan untuk anak kalian. lebih sesak sebenarnya jadi Evan menyembunyikan semua masalahnya seorang diri. aku sudah memaafkan tp belom tentu nnti kalian bersama lagi, tp masih bolehlah brharap suata saat kalian menjadi satu keluarga hidup bersama sama dalam satu atap🤧

apa iya itu semua bukan kelakuannya Dion🤔
Lyta Thalita
terlalu sulit ya untuk dijalani sendiri, sedikit pelukan Ita begitu berarti
n4th4n14e4
😍😍😍
𝒀𝒐𝒖𝒍𝒆𝒆🌹
tuh kan kak Yu selalu telak kalau ngasih judul. baru baca judulnya aja dah meleleh duluan. ga tau lagi mo bilang kek apa soal isi chapternya. apalagi novelnya beeuuuhhhhggggg
rugi rugi rugi kalau sampai melewatkan novel2 Kak Yu 💖💖💖
baru juga panggilan dan pertanyaan sederhana kamu udah bergetar Van bahkan dulu seluruh jiwa raga itta persembahan untukmu seorang. kamu meminta waktu satu menit bahkan dulu itta sanggup memberimu waktu seumur hidupnya untukmu seorang. salah satu Part teraduhai selama pertemuan kalian. cuma panggilan saja dah setaraf sama part nanas kalian 🤭
jiwa kalian terikat kuat namun apa daya raga kalian wajib berjarak. di mana cuma bahasa mata yang bisa kalian lakukan namun itta Selalu menghindari karna tak kuasa menahan rasa dalam dadanya.
vampir cilik beneran anak yang full gemesin. dikira bakal ngambek ato apalah ternyata sikapnya makin bikin ayahmu terpesona.
semoga masih bisa ketemu sebelum arju pulang. namun waktu yang Evan punya serasa ga berpihak padanya. naahhh hlo dwuuaaarrrr ga tuh plot twist kali ini
kalau bukan Dion siapa hayooooo
matsuya up nya Kak Yu 💖💖💖
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
Syukurlah, kau tak perlu merasa bersalah Van karena tidak bisa menemani Arai melihat sunset.
tapi mungkin rasa bersalah mu karena uji klinis obat yang sedang kau usahakan terkendala
Norainah Hani
Terima kasih update dan ilmunya kak 🙏
꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂
🤣🤣🤣.. iya Rai bundamu belekan
Emhaali
pengen nangis aku van...ikut merasakan bgm rasanya cemas bercampur merasa berslah tp tdk biss kmu ungkapkan pada ita dan arai..smg peejuaganmj kelak mendpat kan hasil yg kmu inginkan,walau sakit arai tdk bisa disembuhkan setidaknya bisa dihambat..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!