Ariana, dibenci oleh suaminya dan mertua karena melahirkan anak yang buta, juga karena pekerjaan Ariana sebagai guru honorer yang dianggap tidak bisa membantu perekonomian keluarga.
Masalah semakin pelik di saat anak mereka terserang virus misterius yang menyebabkan kedua kaki nya lumpuh dan membutuhkan banyak biaya, pengobatan tidak ditanggung seratus persen oleh asuransi. Ariana pun dicerai oleh suaminya.
Ariana sangat mencintai puteri semata wayangnya meskipun cacat dan membutuhkan banyak biaya.. Ariana harus berjuang keras untuk mendapatkan uang agar anak nya sembuh dan tidak lumpuh permanen , Ariana terus berusaha agar punya banyak uang, Dia juga punya mimpi ada biaya untuk operasi mata puteri nya agar puteri nya bisa melihat indah nya dunia.. Dia pun iklas jika harus mendonorkan satu kornea mata nya...
Hmmmmm apa mungkin Ariana bisa mewujudkan mimpi nya dengan status nya sebagai guru honorer dengan gaji lima ratus ribu per bulan????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32.
“Dari Mamak.” Jawab anak kecil perempuan yang membawa uang sepuluh ribu, sedang satu nya tampak takut takut dan memegang tangan temannya yang sedang menjawab pertanyaan dari Shelly.
“Mamak siapa ya?” tanya Shelly yang masih terlihat bingung..
“Mamak Tarni yang bekerja di sini Bu Guru...” ucap gadis kecil itu lagi
“Ooo tunggu sebentar ya, mungkin Bu Ariana yang tahu, ya sudah sekarang kalian duduk dulu.” Ucap Shelly yang tidak tahu menahu nama nama orang yang bekerja di rumah Bu Hajjah Khasanah. Dan anak perempuan itu segera duduk di karpet, temannya pun juga ikut duduk di karpet berdempetan.
Tidak lama kemudian Ariana sudah melangkah dari dalam rumah, di tangannya membawa tas berisi alat alat untuk mengajar termasuk alat bantu belajar milik Arumi..
“Siapa mereka Shel?” tanya Ariana yang juga belum kenal dua anak perempuan itu.
“Dia mau ikut les Ar, kata nya tahu dari Mamak Tarni yang kerja di sini.” Ucap Shelly.
“Mamak Tarni? Yang kerja di sini Bu Supri, Bu Slamet dan aku.” Ucap Ariana sambil menatap dua gadis kecil itu.
“Bu Supri itu Bu.. yang Mamak Tarni itu.” Ucap gadis kecil yang membawa uang sepuluh ribu..
“Owalah.... kamu cucu Bu Supri?” tanya Ariana selanjutnya, karena baru saja Bu Supri memberi tahu kalau cucu nya mau ikut les. Gadis kecil itu mengangguk dan mengulurkan uang sepuluh ribu ke Ariana.
“Ikutlah, dan bawa saja uang itu.” Ucap Ariana selanjutnya sambil tersenyum.
“Siapa nama kalian?” tanya Ariana selanjutnya..
“Nama saya Cynthia Bu dan teman saya nama nya Nera, dia mau ikut les tapi Emak nya belum punya uang boleh ikut tidak Bu.” Ucap gadis kecil cucu Bu Supri.
“Boleh, ikut lah, dan besok kasih tahu aku nomor hand phone orang tua kalian ya..” ucap Ariana dengan lembut. Dua anak itu pun menganggukkan kepala nya.
Arumi yang duduk di kursi roda pun tersenyum senang karena sudah ada anak anak datang, dia menerima alat bantu belajar dari Sang Bunda, dia juga ikut belajar sendiri di kursi roda.
Anak anak pun mulai berdatangan di antar oleh orang tua mereka. Bu Supri yang sedang istirahat sore pun tergopoh gopoh melangkah ke pendopo...
“Walah walah Chynthia dan Nera sudah ikut ke sini ya.. maaf Mbak Ar dan Mbak Shelly, anak itu tadi baru saja telpon saya mau ikut les karena dengar tadi malam saya omong omong dengan ibu nya.” Ucap Bu Supri yang masih berjalan tergopoh gopoh mendekat.
“Tidak apa apa Bu, biarkan mereka ikut. Yang nama nya Tarni itu siapa Bu? Bu Supri atau orang tua Chintya?” ucap Ariana sambil menoleh ke arah Bu Supri.
“Tarni itu nama saya Mbak, Kalau Supri itu nama almarhum suami saya Supriyono. Chintya kalau panggil saya Mamak, ibu nya nama nya Rini. Ini mbak, uang les Chynthia dan Nera.” Ucap Bu Supri sambil mengulurkan uang Dua puluh ribu rupiah. Karena Emak nya Nera baru saja menghubung dirinya untuk pinjam uang dulu.
“Bawa saja uang nya Bu Supri. Ini les sudah mau dimulai Bu Supri juga boleh ikut duduk di sini kalau sedang istirahat.” Ucap Ariana lagi.. dan anak anak yang sudah berkumpul itu pun dibagi menjadi dua kelompok satu kelompok diajar oleh Ariana dan satu kelompok diajar oleh Shelly.
Kegiatan belajar mengajar itu pun berjalan dengan lancar. Bu Supri ikut duduk saat istirahat saja dan setelah nya dia pergi untuk mulai lagi bekerja..
Di saat waktu menunjukkan pukul enam sore kurang sedikit...
“Belajar hari ini selesai ya.. kalian datang lagi besok hari Rabu jam empat.. sekarang kita semua masuk ke dalam rumah.. kita akan menemani Arumi bermain piano mau tidak...” ucap Ariana sambil menatap anak anak itu..
“Mau Bu Guru....” ucap mereka semua.. Ariana pun lalu mendorong kursi roda Arumi. Mereka semua masuk lalu ke dalam rumah untuk menyaksikan Arumi yang akan memainkan piano..
Ariana mengangkat tubuh mungil Arumi dari kursi roda lalu didudukkan di kursi depan piano.. dengan hati hati Ariana membuka kain penutup piano itu.
“Aku main kan piano kalian semua yang bernyanyi ya.” Suara imut Arumi dan bibir tersenyum senang..
“Iyaaaaaaaa....” suara anak anak yang berdiri di dekat piano, wajah mereka pun terlihat penuh senyum kekaguman.. beberapa dari mereka belum pernah berada di dekat alat musik seperti itu.
Arumi pun mulai memainkan piano lagu Ibu Kita Kartini yang dia bisa, anak anak dengan nyaring dan lantang menyanyikan lagu itu diiringi denting piano permainan jari jari mungil Arumi.
Setelah selesai mereka semua bertepuk tangan riang gembira dan ada yang berucap ingin lagi ..
“Wah Arumi sangat hebat ya.. aku yang bisa melihat saja tidak bisa loh main piano..” ucap salah satu anak yang ikut les dengan kagum melihat Arumi semakin terampil memainkan piano.. Ariana dan Shelly pun tersenyum bangga..
“Arumi sangat berbakat Ar, harus kamu kembangkan bakat nya Ar.. diikutkan les musik. Mengundang guru les Ar, pinjam piano Bu Hajjah..” ucap lirih Shelly..
“Iya Shel , besok aku atur keuangan ku dulu, moga moga les ini semakin maju Shel. Yang daftar tambah banyak setelah tarif seperti semula, aku juga sudah mengabari Briana agar dia bantu kalau tidak ada kegiatan kampus nya. O ya Shel , ini rencana gagasan ku ya.. kamu kalau tidak setuju juga boleh. Gimana kalau untuk anak anak yang orang tua nya tidak mampu kita gratiskan saja.. itung itung buat amal Shel.. kita juga sudah mendapat gratis tempat dan alat alat..” ucap Ariana.
“Okey Ar, aku setuju gagasan kamu.. aku lihat dua anak tadi juga tidak tega sih. Anak Bu Supri kerja apa sih Ar.” Ucap Shelly lirih.
“Kerja di mini market yang buka 24 jam, kadang dapat shift malam, maka Bu Supri tidak bisa tidur di sini karena menemani cucu nya itu. Ayah nya meninggal karena kecelakaan Shel, dua orang anak nya Cintya yang kecil.” ucap Ariana yang nada suara nya terdengar sedih karena anak Bu Supri juga merupakan single mom, hanya beda kasus saja.
“Ooo.. kisah keluarga macam macam ya Ar...” gumam Shelly..
Sementara itu di lain tempat di sebuah rumah sakit nan elite . Respati dan Mama nya berdiri dengan pandangan mata nan sedih menatap bayi mungil yang berada di dalam inkubator di ruang NICU.
Di balik dinding kaca ruang itu mereka berdua terus menatap bayi mungil yang dipasang alat alat medis di tubuhnya..
“Res, kata Dokter bagaimana?” tanya Mama nya Respati.
“Jantung nya masih lemah Ma.. dan belum bisa menyusu maka diinfus, hasil uji lab belum keluar Ma, nanti kalau sudah keluar aku akan dihubungi.” Ucap Respati dengan nada suara lemah dan sedih..
“Bukannya saat periksa rutin semua baik baik saja Res?” Tanya Mama nya Respati lagi.
“Iya Ma, semua baik baik.. Cuma memang setelah tujuh bulan Hani sering mengeluh capek.. pas acara tujuh bulan kemarin itu kan dia juga sudah mulai tuh ngeluh ngeluh gampang capek dan kencang kencang otot kaki bengkak.. Mama kan bilang wajar di usia kehamilan sudah semakin besar..” ucap Respati lagi sambil terus menatap bayi mungil yang begitu dia dambakan kehadirannya di dunia.
Akan tetapi tiba tiba terdengar bunyi dering di hand phone milik Respati. Respati pun cepat cepat mengambil hand phone di saku kemejanya..
“Dokter.” Gumam Respati dan segera menggeser tombol hijau..
“Hallo Dok..” ucap Respati
“Pak Respati bisa masuk ke ruang kerja saya sekarang, hasil lab sudah keluar.” Suara Bu Dokter di balik hand phone milik Respati. .
“Baik Dok.” Ucap Respati dan segera melangkah meninggalkan tempat itu menuju ke ruang Dokter. Respati sambil melangkah menaruh lagi hand phone yang sudah tidak terhubung dengan Bu Dokter itu ke dalam saku kemeja nya.
“Res.. Res... ikut..” suara Mama nya Respati yang mengikuti langkah lebar Respati..
Mereka berdua terus menyusuri koridor rumah sakit. Respati yang begitu penasaran melangkah sangat cepat.. Mama nya Respati tertinggal Be berapa meter di belakang nya.
Beberapa menit kemudian Respati sudah berada di depan pintu ruang kerja Bu Dokter.. seorang perawat membukakan pintu buat Respati.. Respati yang sudah tidak sabar segera melangkah masuk... Dan perawat itu akan segera menutup lagi pintu ruang kerja Bu Dokter..
“Sus.... Sus... tunggu saya juga akan ikut masuk!” teriak Mama nya Respati sambil berlari..
Sesaat kemudian Respati dan Mama nya yang terlihat masih ngos ngos an nafas nya duduk di kursi di depan Bu Dokter bersekat meja kerja Bu Dokter..
Tampak Bu Dokter membawa satu lembar kertas hasil laboratorium...
“Bagaimana anak saya Dok?” tanya Respati sambil menatap kertas yang dipegang oleh Bu Dokter..
“Dari hasil lab, anak Bapak positif terinfeksi parasit toxoplasma.. “ ucap Bu Dokter dengan nada sedih.
Respati dan Mama nya Respati tampak membulat kedua mata nya, kaget dan sangat sedih mendengar kabar itu..
“Dok, bagaimana bisa kami tidak memelihara kucing, dan selama ini kan kalau diperiksa Dokter baik baik saja.” Ucap Respati selanjutnya protes dan tidak terima..
“Iya Dokter itu gimana kan selama periksa Dokter tidak pernah bilang kalau ada tokso itu kenapa sekarang jadi ada.. “ ucap Mama nya Respati nada dan ekspresi wajahnya sangat panik karena cucu yang didambanya terserang penyakit.
“Maaf hasil USG tidak bisa mendeteksinya Pak, Bu.. dan parasit itu bisa menyerang di saat masa kehamilan berapa saja termasuk di usia kehamilan setelah tujuh bulan.. Dan parasit itu tidak hanya dari kucing, binatang lain pun juga bisa menyebarkan parasit itu, burung misal nya.. Dan bisa juga kita tidak memelihara kucing atau burung tapi ada kucing tetangga masuk ke dalam rumah kita atau di saat kita mengunjungi rumah teman atau saudara.. Bahan makanan pun juga bisa tercemar oleh parasit itu, mungkin kita pernah makan yang kurang dimasak dengan matang.. andai di rumah sudah bersih dan sudah dimasak dengan baik, tapi mungkin kita pernah makan di luar, maaf biasa nya Ibu hamil suka ngidam makanan yang kadang agak aneh aneh. Banyak sekali kemungkinan kemungkinan parasit itu bisa masuk ke dalam tubuh Ibu hamil..” ucap Dokter dengan santun dan hati hati..
“Anak Bapak bisa segera diketahui detak jantung melemah dan segera dikeluarkan, bahkan ada kasus janin sudah meninggal di dalam sang Ibu tidak tahu karena tidak merasakan. Orang dewasa yang terinfeksi parasit itu memang kadang tidak menunjuk kan gejala, tetapi janin yang masih lemah tidak kuat..” ucap Bu Dokter lagi.
Respati dan Mama nya tampak berpikir pikir mengingat ingat...
“Anton yang punya kucing dan burung. . apa kamu pernah mengajak Hani ke rumah nya?” bisik lirih Mamanya Respati..
Respati mengusap wajahnya dengan kasar..
“Dok terus apa pengaruh pada anak saya jika sudah terinfeksi parasit itu apa bisa disembuhkan Dok?” tanya Respati selanjutnya..
Dokter itu terlihat mengambil nafas dalam dalam.. dan membuang nafas pelan pelan... Sesaat kemudian...
“Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan anak Bapak agar minim resiko akibat parasit itu.. tetapi dari kasus yang sudah ada parasit itu bisa membuat bayi mengalami hydrocephalus, pengapuran otak, pembesaran hati dan limpa, masalah saraf, infeksi mata parah yang bisa menyebabkan kebutaan..” ucap Bu Dokter dengan nada serius..
DDDDUUUUUUEEEEEEERRRRR
Ucapan Bu Dokter bagai halilintar menyambar Respati dan Mama nya... wajah Respati dan Mama nya pun terlihat tegang dan memerah.. ingin rasa nya Respati menggebrak meja kerja Bu Dokter.
Respati mengepal kedua tangan nya..
“Tidak mungkin! Itu tidak mungkin!” teriak Respati dengan lantang air mata pun ke luar dari kedua mata nya..
“Hu.... Hu... Hu.... Dok, tolong selamat kan cucu saya... itu tidak boleh terjadi Dok, cucu saya harus selamat dan sehat... kami bisa bayar berapa pun Dok atau beri surat rujukan untuk pindah ke rumah sakit luar negeri yang lebih canggih alat alat nya Dok. “ ucap Mama nya Respati sambil menangis tersedu sedu...
Bersambung...
Terima kasih reader tersayang.. bantu koreksi jika ada yang salah ya 🙈🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🤗🤗🤗🤗
hatinya tenang adem ayem gk tertekan kayak waktu hidup bareng loe..