Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Hasil Dari Perselinkuhan Liona
Seminggu berlalu,akhirnya Liona setuju untuk bertemu dengan kedua orangtua Cakra. Setelah pertemuan itu,Cakra mengantar Liona pulang ke rumahnya,tapi Cakra tidak masuk ke dalam rumah Liona,melainkan hanya mengantar Liona di depan pagar.
"Aku masuk dulu... Kamu cepat pergi,nanti ada yang melihatmu," pinta Liona. Mengunci pagar rumahnya,dan segera masuk ke dalam rumah. Cakra tersenyum menatap Liona sampai masuk ke dalam rumahnya.
Pagi itu,tidak seperti biasanya Liona merasakan gejala aneh pada tubuhnya. Liona jarang sakit,tapi kali ini,Liona merasakan seluruh tubuhnya lemas dan kepalanya pusing.
"Tok... Tok". Mbok Tini,mengetuk pintu kamar Liona lalu masuk ke kamar Liona yang memang tidak di kunci.
"Ada apa Mbok?" tanya Liona. Mbok Tini mengatakan jika Sara datang dan sedang duduk di ruang tamu bersama Elvira.
"Suruh masuk saja Mbok,kepalaku pusing," sahut Liona. Mendengar keluhan Liona,Mbok Tini cemas dan menawari Liona untuk minum obat,tapi Liona menolaknya.
"Tolong,panggil Sara masuk Mbok". Pinta Liona. Mbok Tini keluar dari kamar Liona dan memanggil Sara yang sedang bersama Elvira.
"Kau kenapa Liona?," tanya Sara. Melihat Liona berbaring di tempat tidur sambil memegang kepalanya.
"Sebaiknya,kau ke dokter". Saran Sara.
"Aku hanya pusing dan lemas". Ucap Liona,bangun dari tidurnya.
"Aku akan mengantarmu ke dokter". Pinta Sara,menatap wajah Liona yang pucat. Liona setuju dengan saran Sara. Lalu,Liona ke kamar mandi mencuci mukanya dan berganti pakaian. Sara dan Liona keluar dari kamar,Elvira menatap wajah Liona yang pucat ikut cemas dengan keadaan kakak iparnya.
"Wajah Mbak,kok pucat?". Tanya Elvira, sembari menatap wajah Liona.
"Aku dan Sara,akan ke dokter," sahut Liona. Berjalan beberapa langkah,seketika Liona terjatuh di lantai dan pinsan.Sara dan Elvira kaget.
"Ya Tuhan,Liona". Seru Sara. Menyuruh Elvira membantunya mengangkat tubuh Liona. Mbok Tini,memanggil pak Abel untuk membantu mengangkat tubuh Liona ke dalam mobil. Sara menghidupkan mesin mobil,lalu melaju di jalan raya membawa Liona ke dokter.
"Sebenarnya Liona sakit apa?,sampai pinsan begini". Guman Sara,sambil menyetir. Sesampainya di rumah sakit,Sara memanggil beberapa perawat untuk mengangkat dan mengeluarkan tubuh Liona yang masih pinsan dari dalam mobil,para perawat itu membawa tubuh Liona masuk ke ruang IGD. Dokter,memeriksa tubuh Liona dengan teliti dan mengatakan sesuatu kepada Sara.
"Apakah Mbak ini saudara dari pasien?," tanya Dokter.
"Saya temannya dokter,bagaimana keadaan teman saya?". Sara mencemaskan keadaan Liona,karena sahabatnya itu jarang sakit.
"Teman Mbak,harus banyak istirahat". Ucap dokter. Sara meminta penjelasan dokter tentang kondisi Liona.
"Teman saya,sakit apa dokter?," tanya Sara. Menunggu jawaban dari dokter.
"Teman Mbak,saat ini sedang hamil". Sahut dokter. Sara kaget,karena Liona pernah mengatakan padanya jika Alvaro sulit memberikan keturunan.
"Hamil???". Sara sangat heran dengan pernyataan dokter.
"Iya,janinnya berusia 3 minggu". Sahut dokter,sambil menulis resep buat Liona,lalu memberikannya kepada Sara.
"Mengapa Liona bisa hamil?anak siapa yang sedang di kandungnya?". Guman Sara. Berbagai pertanyaan muncul di kepala Sara. Perlahan,Liona membuka matanya dan melihat Sara berdiri di sampingnya.
"Apa kata dokter?". Tanya Liona.
"Nanti aku ceritakan di mobil saja". Ucap Sara,memegang tangan Liona dan keluar dari ruang IGD. Liona heran melihat sikap Sara,sambil membuka pintu mobil,Sara masih memegang tangan sahabatnya itu dengan lembut. Dengan hati hati,Sara membantu Liona masuk ke dalam mobil.
"Sara,tolong katakan apa penyakitku?". Liona masih penasaran dengan kondisinya. Sara,yang sebelumnya mendengar kabar dari dokter bahwa Liona hamil,terdiam sesaat. Liona,heran mengapa Sara ragu ragu mengatakan tentang kondisinya.
"Sara,mengapa kau diam?katakan padaku,aku sakit apa?" Liona semakin penasaran,melihat Sara hanya terdiam.
"Dokter bilang bahwa kau sedang hamil", kata Sara. Mendengar perkataan Sara,membuat Liona kaget,senang dan bahagia. Karena harapannya untuk memiliki seorang anak kini menjadi kenyataan.
"Akhirnya aku bisa hamil," lirih Liona.
"Liona... Siapa ayah dari bayi itu?", tanya Sara. Kini,giliran Liona yang terdiam mendengar pertanyaan Sara.
"Maukah,kau cerita padaku Liona?", tanya Sara. Akhirnya mereka sampai di rumah. Sara membuka pintu mobil,membantu Liona keluar dari mobil dan memegang tangan Liona sampai masuk ke dalam rumah. Elvira,yang melihat kakak iparnya datang,segera menghampirinya dan bertanya tentang kondisi Liona.
"Mbak,apa kata dokter?", tanya Elvira.
"Aku hanya butuh istirahat saja", jawab Liona.
"Tapi,wajah Mbak sangat pucat", ucap Elvira.
"Dokter sudah memberiku resep vitamin penambah darah", sahut Liona.Menatap wajah Elvira yang tidak percaya pada perkataannya. Liona menyuruh Sara masuk ke dalam kamarnya,karena Liona tidak ingin membahas kehamilannya di depan Elvira. Walaupun,Elvira belum tahu tentang Alvaro,namun Liona tidak ingin mengatakannya dulu pada Elvira.
"Liona... Dengan siapa kau bercinta?", tanya Sara.
"Sara... Kau sudah aku anggap seperti saudaraku,tolong jangan katakan apapun pada Elvira". Memegang tangan Sara.
"Jangan ragu padaku,kita berteman sudah 8 tahun,kan?". Dengan penuh keyakinan,Sara mengingatkan Liona tentang persahabatan mereka yang telah berlangsung selama hampir satu dekade. Tanpa ragu,Liona mengatakan pada Sara bahwa,Cakra adalah ayah dari bayi yang sedang di kandungnya. Sara terkejut mendengar pernyataan dari Liona yang tidak terduga.
"Jadi... Selama ini,kau bercinta dengan Cakra?", tanya Sara.
"Iya,selama Alvaro pergi,kami selalu bertemu di hotel", ucap Liona.
"Lalu,bagaimana kau mengatakannya pada Alvaro?", tanya Sara. Melihat Liona tertunduk sambil memegang perutnya.
"Aku akan berkata jujur pada Alvaro,saat dia pulang nanti", ucap Liona. Merasa yakin dengan apa yang akan di katakannya pada suaminya. Liona juga bermaksud mengatakannya pada Cakra. Bagi Liona,kedua pria yang dekat dengannya itu harus tahu.
"Apa kau sudah memikirkannya dengan baik?", tanya Sara.
"Iya,perutku nanti akan semakin membesar. Aku tidak mungkin menyembunyikannya dari Alvaro,kan?" ucap Liona.
"Aku bahagia untukmu,karena impianmu memiliki seorang anak kini terwujud". Ucap Sara sambil tersenyum. Liona terlihat sangat bahagia dengan kehamilannya,walaupun anak yang di kandungnya bukan anak dari suaminya,namun Liona bersyukur karena mempunyai kesempatan untuk menjadi seorang ibu.
"Iya,Sara,aku tahu kesalahanku. Aku telah berselingkuh dari Alvaro,dan aku akan menanggung resikonya". Ucap Liona. Pernyataan Liona membuat Sara bangga. Sara memeluk sahabatnya dan mendukung keputusan Liona untuk berkata jujur pada Alvaro.
"Istirahatlah,Liona. Jaga bayimu", pinta Sara.
"Terima kasih,Sara. Kamu selalu ada buatku," ucap Liona. Kedua sahabat itu saling berpelukan dan tersenyum.