NovelToon NovelToon
MY BEAUTIFUL SOLDIER

MY BEAUTIFUL SOLDIER

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: PimCherry

Rafael Graziano Frederick, seorang dokter spesialis bedah, tak menyangka bahwa ia bisa kembali bertemu dengan seorang gadis yang dulu selalu menempel dan menginginkan perhatiannya.

Namun, pertemuannya kali ini sangatlah berbeda karena gadis manja itu telah berubah mandiri, bahkan tak membutuhkan perhatiannya lagi.

Mirelle Kyler, gadis manja yang sejak kecil selalu ingin berada di dekat Rafael, kini telah berubah menjadi gadis mandiri yang luar biasa. Ia tergabung dalam pasukan khusus dan menjadi seorang sniper.

Pertemuan keduanya dalam sebuah medan pertempuran guna misi perdamaian, membuat Rafael terus mencoba mendekati gadis yang bahkan tak mempedulikan keselamatan dirinya lagi. Akankah Mirelle kembali meminta perhatian dari Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKU MENDAPATKANMU!

Suasana camp menjadi kacau saat truk pengangkut bahan makanan yang sedang terparkir di depan gudang persediaan bahan makanan, meledak begitu saja.

"Arghhh!!!" Rafael bisa mendengar teriakan teriakan yang saling bersahutan dan membuat pikirannya kosong untuk sesaat.

"To-to-tolong, tolong a-ku," pinta seseorang yang tak jauh dari Rafael.

"Bob! Reagan!" panggil Rafael ketika ia mendengar suara rekan rekan kerjanya.

Rafael mendapati Bobby yang sudah tak sadarkan diri, sementara Reagan yang mencoba merangkak menjauh dari sumber ledakan. Rafael dan beberapa orang membantu memapah mereka menuju ke tenda khusus paramedis.

Saat memapah Reagan, sesaat sebelum masuk ke dalam tenda, Rafael melihat sosok Mirelle yang berlari menuju tenda milik gadis itu.

"Elle!" gumam Rafael. Ia ingin sekali berlari menghampiri Mirelle dan menarik gadis itu agar tetap berkumpul bersama sama.

"Sa-sakit ... Kakiku sa-kit, Raf," ucap Reagan meringis.

Rafael melihat ke arah kaki Reagan dan melihat ada sebuah pecahan batu yang menancap di kaki Reagan.

"Aku akan membantumu mengeluarkannya, bertahanlah."

Reagan terus meringis. Ia tak menyangka kehadirannya di sana kini berubah, dari seorang dokter menjadi seorang pasien. Inilah yang ia takutkan, terluka dan mati sia sia.

Namun, ia kembali berpikir. Jika tadi ia lebih cepat membereskan barang barang miliknya dan bahkan berlari menuju truk pengangkut bahan makanan itu, ia sudah pasti akan mati dengan tubuh yang hancur dan wajah yang tak dikenali lagi. Tubuhnya gemetar karena merasakan takut.

Tenda medis seketika menjadi penuh dengan korban ledakan. Suasana pun mulai tidak kondusif. Ini sudah benar benar seperti medan pertempuran dalam perang, bukan lagi hanya melawan sekelompok pemberontak.

"Arghhh!!!" teriak Reagan ketika Rafael menarik pecahan batu tersebut dan memberikan alkohol pada lukanya, "Siallannn!!!"

"Tenanglah sebentar, Gan. Aku akan membersihkan kemudian menjahitnya," ucap Rafael.

Reagan menggigit sebuah kain untuk menahan rasa sakit. Meskipun Rafael menggunakan bius lokal, tapi yang ia gunakan hanya sedikit. Persediaan mereka tidak banyak dan mereka akan melakukan banyak operasi yang tentu saja memerlukan banyak obat bius.

"Siall! Siall! Sialll!" teriak Reagan.

"Sudah, aku akan membungkusnya dulu. Setelah itu beristirahatlah," ucap Rafael.

"Aku merasa tak tenang dan tak nyaman berada di sini, Raf," ujar Reagan dengan wajah pias.

"Saat helikopter datang, kita akan mengirimkan pasien pasien yang terluka sangat parah dan memerlukan bantuan medis lebih. Kamu juga akan dipulangkan bersama dengan Bobby," ujar Rafael.

"Benarkah? Katakan padaku bahwa aku akan pulang, Raf," pinta Reagan.

"Ya, kamu akan segera kembali ke London."

Reagan sungguh sangat bersyukur ia akan segera kembali. Meskipun ia harus menunggu giliran untuk diterbangkan, setidaknya ia memiliki harapan untuk tetap hidup.

Setelah selesai dengan Reagan, Rafael langsung membantu Dokter Theo untuk melakukan beberapa operasi dadakan. Hingga akhirnya Dokter Theo meminta Rafael untuk beristirahat dan mereka akan melanjutkan lagi nanti.

"Istirahatlah dulu, Raf. Kita juga tak akan bisa fokus jika dalam keadaan mengantuk dan tidak fit," ujar Dokter Theo.

"Baik, Dok."

Rafael segera keluar dari tenda tindakan tersebut dan melangkah menuju tendanya sendiri. Ia melihat ke sekeliling dan berhenti melangkah ketika menyaksikan tenda bahan makanan yang hancur. Beberapa orang tentara sedang membersihkan dan menyelamatkan bahan bahan makanan yang masih bisa dipakai.

"Aku harus istirahat," ucap Rafael pada dirinya sendiri. Namun baru beberapa langkah ia berjalan, ia kembali teringat pada Mirelle.

"Di mana dia?" gumam Rafael. Ia langsung melangkah dengan sedikit berlari menuju tenda Mirelle.

Tenda itu gelap, begitu pula sekelilingnya. "apa dia pergi? Ke mana?"

Jantung Rafael berdetak dengan cepat. Pikirannya mulai membayangkan di mana saat ini Mirelle berada.

Rafael memutar tubuhnya dan langsung berlari menuju tenda khusus di mana para tentara berada. Keadaan dan suasana yang belum terlalu kondusif, membuat Rafael bingung dengan siapa ia harus bertanya.

"Apa anda melihat Mirelle?" tanya Rafael pasa salah seorang pria berseragam yang lewat di dekatnya.

"Mirelle? Siapa, aku tak mengenalnya," jawab pria itu.

Rafael menjadi gusar. Ia kembali bertanya pada pria berseragam yang lain.

"Apa anda melihat seorang gadis dengan pakaian serba hitam? Ia tinggal di tenda sebelah sana," tanya Rafael yang berusaha menjelaskan lebih detail.

"Tidak, saya tidak melihatnya," jawab pria itu.

Pada akhirnya Rafael melangkah kembali ke tendanya. Ia merasa gelisah karena tak bisa bertemu dengan Mirelle. Kalau saja tadi Reagan dan pasien lain tak memerlukan bantuannya, ia tentu akan mengejar Mirelle.

Di dalam tenda, Rafael menatap ponsel miliknya. Ia ingun menghubungi Marco dan bertanya pada sahabatnya itu. Namun, ia takut jika Marco dan Keluarga Kyler yang lain tak mengetahui apa yang dilakukan oleh Mirelle, mereka tentu akan kaget.

"Merela pasti akan langsung menarik Mirelle pulang. Bukankah itu lebih baik? Ya benar, aku harus menghubungi Marco," gumam Rafael yang langsung mencari kontak sahabatnya itu.

Namun, ia kembali menghentikan gerakannya dan kembali berpikir, "tapi ... Jika keluarganya tahu, Mirelle pasti akan marah padaku. Ia juga akan lebih membenciku."

"Arghhh!!!" Rafael menarik rambutnya sendiri karena bingung bercampur gelisah.

Ia mencuci wajahnya dan berbaring di atas tempat tidur lipat yang memang hanya cukup untuk satu orang. Tempat tidur tersebut juga bisa digunakan sebagai tandu jika kaki kainya dilipat.

"Kamu ke mana, Elle? Mengapa kamu selalu saja membuatku memikirkanmu? Apakah ini karma untukku karena selalu berkata kasar padamu?" batin Rafael.

Sementara itu, Mirelle yang saat ledakan terjadi tadi langsung masuk ke dalam tendanya dan mengambil peralatan bersenjata miliknya, kini sudah berada di sebuah bukit yang tepat berada di belakang area camp bantuan itu.

Ia menelisik dan memeriksa keadaan seluruh camp dengan binocularnya. Setelah ia melihat beberapa orang yang mencurigakan, ia langsung menghubungi markas pusat.

"Kamu bisa menghabisi mereka, Eagle! Mereka kumpulan pemberontak yang menyusup dan memang berniat mengacau."

Dengan senapan laras panjangnya, Mirelle mulai membidik orang orang tersebut.

Jlebbb

Tepat di leher, Mirelle menembak mereka dalam sunyi. Ketiga penyusup dari klan pemberontak itu pun terjatuh di tempat dan tewas seketika.

"Beres!" gumam Mirelle. Ia merapikan barang barang miliknya dan berdiri. Namun sebuah pisau kini berada di lehernya.

"Aku mendapatkanmu!"

🧡 🧡 🧡

1
Ita Lor Pasar
🎵🎵🎵q masih seperti yang dulu menunggu mu sampai akhir hidup q( sing a song)🎵🎵🎵
Tri Wulandari
Luar biasa
ilis hayuwen
mampir thoor
Zakireksi Reksi
ko bego yah
Eti Kusmiati
Luar biasa
sharvik
hahah suami yg baik n pnurut kok q geli baca y
sharvik
jgn trlalu kejam jg ele umr klian tdk muda lg . .
sharvik
sbegitu besar y prsaanmu ele . . q ska gaya mu yg mnjadi lbh kuat
sharvik
kekasih dengkulmu raf . .is is kau ini ya
muji toti
mangaaat elle
s
setelah membaca kisah kakak perempuan Rafa, seharusnya karma lebih berat seperti lumpuh dan buta ke dash aja, Rafa cuman kekerasan verbal ke Elle walaupun sembuhnya lama juga, jelas Rafa perjuangannya malah lebih lama daripada dash yg udh menularkan negatif sampai xin gampang di perdaya beberapa pria juga selalu kena pelecehan. perjuangan cinta dash ke xin terlalu mudah padahal sakitnya xin lebih dari elle dan jdi semakin beranggapan kalo xin gampang di luluhin ga tangguh pendirian seperti Elle.
s
extra part Rafa Elle punya anak bayi sendiri
Hope
rada rada sih Rafael ini ngaku2 kekasihnya si Elle 🥴 kekasih gundul mu itu raf model mu raf raf ngaku2😜🤪
Hope
sebenarnya mau kamu itu apa rafael jd org kok plin plan gitu sih km jd org jgn cm bisanya menganggu pekerjaan Elle yg berbahaya ya 🙄😤
s
kepengennya kembar anak rafaelle
s
tetap
s
dan
s
benteng
s
iya sudah 13 th kalian saling love hate
s
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!