dibaca aja ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun juntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ancaman dari langit
Raksasa-raksasa itu berdiri menjulang, tubuh mereka terbuat dari batu dan logam, seolah-olah mereka adalah bagian dari bumi yang hidup kembali. Langkah-langkah mereka mengguncang tanah, sementara suara seperti gemuruh petir keluar dari mulut mereka.
Maya meraih lengan Arka dengan erat. “Kita harus pergi dari sini! Mereka terlalu besar!”
Namun, sebelum Arka bisa menjawab, bola cahaya di tangannya mulai bersinar kembali. Kali ini, cahaya nya lebih redup, tapi memancarkan suara yang berbeda—suara seorang wanita yang lembut namun penuh kewibawaan.
“Arka... Maya... dengar kan aku. Kalian telah membangun kan Penjaga Bumi, makhluk yang dicipta kan untuk melindungi keseimbangan antara dunia kalian dan dunia kami. Namun, mereka salah paham terhadap niat kalian.”
“Siapa ini?” tanya Arka, suara nya tegas meski hati nya penuh kebingungan.
“Aku adalah Roh Cahaya, penjaga dunia yang kalian temukan sebelum nya. Kalian membawa sebagian dari kekuatanku ke dunia kalian, dan itu telah mengganggu keseimbangan. Tapi jangan takut ada cara untuk menghenti kan ini. Kalian harus menemukan Titik Keseimbangan.”
Maya mengerutkan kening. “Apa itu Titik Keseimbangan?”
“Titik itu ada di dalam dunia kalian sendiri. Itu adalah pusat energi yang menghubung kan dunia ini dengan dunia kami. Jika kalian dapat mengaktifkan nya, keseimbangan akan dipulih kan, dan para penjaga ini akan tenang.”
“Di mana titik itu?” desak Arka.
Cahaya dari bola itu berkedip perlahan. “Ikuti arah para penjaga. Mereka tidak bergerak tanpa alasan. Mereka sedang menuju ke Titik Keseimbangan.”
---
Melacak Penjaga Bumi
Arka dan Maya mengikuti jejak para raksasa itu dengan hati-hati, menjaga jarak agar tidak terlihat. Di sepanjang perjalanan, mereka melihat kehancuran yang ditinggal kan oleh langkah makhluk-makhluk besar itu. Pohon-pohon tumbang, sungai meluap, dan desa-desa yang mereka lewati menjadi kosong karena penduduk nya melarikan diri.
“Kita harus bertindak cepat,” kata Arka, menggenggam bola cahaya dengan lebih erat. “Semakin lama kita menunggu, semakin besar kerusakan yang mereka sebabkan.”
Namun, perjalanan itu tidak mudah. Kabut hitam dari reruntuhan mulai menyebar ke seluruh wilayah, menutupi jalan mereka dengan gelombang bayangan yang menyerang tanpa ampun.
“Awas, Maya!” Arka berteriak ketika salah satu bayangan mencoba meraih Maya.
Maya mengangkat peta, yang meski telah kehilangan sebagian besar cahayanya, masih mampu menghalau serangan itu. “Kita tidak bisa melanjut kan seperti ini. Kita butuh bantuan!”
Arka memandang sekeliling, lalu menemukan sebuah desa kecil yang tampak nya belum tersentuh oleh kabut atau para penjaga.
---
Persekutuan Tak Terduga
Di desa itu, mereka bertemu dengan seorang pria tua berjubah yang memperkenal kan dirinya sebagai Karnaya, seorang penjaga tradisi kuno.
“Kalian telah membangunkan sesuatu yang seharus nya tidak disentuh,” katanya dengan suara berat.
“Kami tidak bermaksud melakukan nya,” jawab Maya. “Kami hanya mencoba mencari kebenaran, tapi semua nya menjadi kacau.”
Karnaya memandang bola cahaya di tangan Arka. “Itu adalah bagian dari inti dunia lain. Jika kalian membawa nya ke Titik Keseimbangan, mungkin ada harapan untuk memperbaiki semuanya. Tapi perjalanan itu akan sulit, karena penjaga tidak akan membiar kan siapa pun mendekati tempat itu tanpa ujian terakhir.”
“Ujian?” tanya Arka.
Karnaya mengangguk. “Hati kalian akan diuji. Keberanian kalian, kesetiaan kalian, dan ketulusan niat kalian. Jika salah satu dari kalian gagal, maka dunia ini akan jatuh ke dalam kehancuran.”
Maya menelan ludah. “Kalau begitu, kita tidak punya pilihan lain selain mencoba.”
---
Menuju Titik Keseimbangan
Dengan bimbingan Karnaya, Arka dan Maya menemu kan jalan menuju Titik Keseimbangan, sebuah tempat yang tersembunyi di pegunungan tinggi yang diselimuti kabut. Namun, sebelum mereka bisa mendekat, mereka dihadang oleh salah satu Penjaga Bumi, yang tubuh nya dua kali lebih besar dari yang lain.
“Ini ujian pertama kita,” kata Arka, menyiapkan bola cahaya.
Penjaga itu tidak langsung menyerang. Sebaliknya, ia berdiri diam, matanya yang bersinar merah menatap mereka. Dalam sekejap, Arka dan Maya merasakan diri mereka ditarik ke dalam visi aneh.
---
Visi Ujian
Dalam visi itu, Arka berada di sebuah desa yang terbakar, dengan penduduk yang berteriak meminta tolong. Di tengah kekacauan, ia melihat Maya terjebak di bawah reruntuhan.
“Arka, tolong aku!” Maya berteriak, wajah nya penuh ketakutan.
Namun, di sisi lain, seorang anak kecil menangis, terjebak dalam lingkaran api yang semakin mendekat.
“Arka, pilihlah!” suara seorang wanita bergema di kepala nya. “Selamat kan Maya, atau anak itu. Kau tidak bisa menyelamat kan kedua nya.”
Hati Arka terasa seperti diiris. Tapi ia tahu jawaban nya. Dengan napas berat, ia berlari ke arah anak kecil itu, menarik nya dari lingkaran api, meski itu berarti meninggal kan Maya.
Saat ia berbalik, desa itu menghilang, di ganti kan oleh suara wanita yang lembut. Kau telah memilih dengan bijak. Seorang pemimpin tidak boleh mementing kan satu orang di atas banyak nyawa.
---
Kembali ke Dunia Nyata
Ketika Arka tersadar, Penjaga Bumi itu telah membuka jalan. Maya yang berada di sisi nya tampak kebingungan.
“Apa yang terjadi?” tanya Maya.
“Aku… aku diuji,” jawab Arka, mengusap wajah nya yang basah oleh keringat. “Dan aku memilih untuk tidak menyelamat kan mu.”
Maya terdiam, lalu tersenyum kecil. “Kalau itu berarti menyelamat kan dunia, aku akan memaafkan mu.”
Dengan jalan yang kini terbuka, mereka melanjut kan perjalanan, menyadari bahwa ujian ini baru saja dimulai.
Bersambung...