NovelToon NovelToon
The Dark Prince

The Dark Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: PASTI SUKSES

Di negeri Eldoria yang terpecah antara cahaya Solaria dan kegelapan Umbrahlis, Pangeran Kael Nocturne, pewaris takhta kegelapan, hidup dalam isolasi dan kewaspadaan terhadap dunia luar. Namun, hidupnya berubah ketika ia menyelamatkan Arlina Solstice, gadis ceria dari Solaria yang tersesat di wilayahnya saat mencari kakaknya yang hilang.

Saat keduanya dipaksa bekerja sama untuk mengungkap rencana licik Lady Seraphine, penyihir yang mengancam kedamaian kedua negeri, Kael dan Arlina menemukan hubungan yang tumbuh di antara mereka, melampaui perbedaan dan ketakutan. Tetapi, cinta mereka diuji oleh ancaman kekuatan gelap.

Demi melindungi Arlina dan membangun perdamaian, Kael harus menghadapi sisi kelam dirinya sendiri, sementara Arlina berjuang untuk menjadi cahaya yang menyinari kehidupan sang pangeran kegelapan. Di tengah konflik, apakah cinta mereka cukup kuat untuk menyatukan dua dunia yang berlawanan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PASTI SUKSES, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MANJANYA ARLINA

Di balkon Noctis Hall, Kael tampak menghela napas panjang. Di depannya, Arlina duduk di kursi empuk dengan selimut tebal menutupi kakinya. Pipinya sedikit berisi, dan perutnya yang mulai membesar membuat wajahnya semakin berseri. Namun, sikap manja Arlina selama kehamilannya membuat hari-hari Kael menjadi ujian kesabaran.

“Kael, aku lapar lagi,” ucap Arlina sambil memegang perutnya.

Kael menoleh dan tersenyum kecil. “Kau baru saja makan, Arlina. Apa kau ingin camilan lagi?”

Arlina mengangguk cepat. “Tentu! Tapi bukan sembarang camilan. Aku ingin sup jamur dari dapur istana.”

Kael mengerutkan kening. “Sup jamur? Lagi? Kau memakannya setiap hari.”

“Apa salahnya? Bayi kita suka,” balas Arlina sambil mengelus perutnya. “Dan aku tidak mau menunggu lama. Supnya harus hangat!”

Kael menahan diri untuk tidak mengeluh. “Baik, aku akan memerintahkannya dibuatkan,” katanya sambil melangkah pergi.

Arlina tiba-tiba memanggilnya lagi. “Tunggu, Kael!”

Kael berhenti dan menoleh. “Ya?”

“Supnya harus pakai jamur hutan khusus, ya. Bukan jamur biasa. Yang waktu itu kubilang enak,” katanya sambil tersenyum manis.

Kael menghela napas lagi. “Jamur hutan itu langka, Arlina.”

“Tapi aku ingin!” Arlina mendesah dramatis. “Kalau tidak, aku akan kesal sepanjang hari.”

Kael mengusap wajahnya perlahan. “Baiklah, aku akan meminta Lyra mencarikannya.”

Setelah memerintahkan dapur untuk menyiapkan sup jamur sesuai permintaan istrinya, Kael memutuskan untuk berjalan ke taman guna menenangkan pikirannya. Ia mengobrol sebentar dengan Eryx yang melihatnya tampak sedikit frustrasi.

“Arlina memintamu sesuatu yang mustahil lagi?” tanya Eryx sambil terkekeh.

Kael mengangguk pelan. “Dia ingin sup jamur hutan, dan aku tidak tega mengatakan tidak.”

Eryx menepuk bahunya. “Sabar saja, Kael. Kehamilan memang membawa banyak perubahan. Yang penting kau tetap ada untuknya.”

Kael tersenyum tipis. “Aku tahu. Tapi kadang-kadang rasanya sulit. Meski begitu, aku tetap ingin melihatnya bahagia.”

Belum selesai mereka berbincang, seorang penjaga datang tergesa-gesa. “Yang Mulia, Raja Solaris telah tiba di gerbang Umbrahlis. Ia meminta audiensi dengan Anda segera.”

Kael langsung waspada. “Raja Solaris? Datang ke sini? Untuk apa?”

Penjaga itu menunduk. “Ia mengatakan ini adalah kunjungan perdamaian.”

Eryx mendekat. “Apa kau percaya itu, Kael?”

Kael mendengus. “Tidak sepenuhnya. Tapi kita harus menemuinya.”

Di aula utama Noctis Hall, Raja Solaris berdiri dengan penuh wibawa. Rambut keemasan dan jubah putihnya berkilauan di bawah cahaya lilin. Kael memasuki ruangan dengan langkah mantap, diikuti oleh beberapa pengawal.

“Raja Solaris,” sapa Kael dingin. “Apa yang membawa Anda ke Umbrahlis?”

Raja Solaris tersenyum tipis. “Kael Nocturne. Aku datang tanpa maksud buruk. Aku ingin berbicara tentang perdamaian antara negeri kita.”

Kael memandangnya dengan curiga. “Perdamaian? Setelah semua yang terjadi?”

“Aku tahu hubungan kita penuh ketegangan,” lanjut Raja Solaris. “Tapi aku tidak ingin ini berlanjut, terutama sekarang setelah kudengar kabar bahagia tentang istrimu, Arlina.”

Kael langsung tegang. “Apa maksud Anda?”

Raja Solaris melangkah mendekat. “Jangan khawatir. Aku tidak datang untuk mengancam. Tapi sebagai ayah dari Arlina, aku merasa perlu memastikan dia dalam keadaan baik-baik saja.”

“Dia baik-baik saja. Dan dia tidak membutuhkan campur tangan dari negeri Anda,” balas Kael tegas.

Raja Solaris tersenyum lembut. “Kael, aku mengerti kau melindunginya. Tapi sebagai ayah, aku berhak tahu bagaimana keadaan putriku.”

“Kalau begitu, aku akan mengatur agar Anda dapat bertemu dengannya,” ujar Kael, meski hatinya penuh pertimbangan.

Di kamar mereka, Arlina duduk di tepi tempat tidur ketika Kael masuk. Wajahnya terlihat penuh kegelisahan.

“Kael, aku dengar Ayah datang,” ucap Arlina.

Kael duduk di sampingnya dan mengangguk. “Benar. Dia ingin berbicara tentang perdamaian dan memastikan keadaanmu.”

Arlina menggigit bibirnya. “Menurutmu, apa dia punya maksud lain?”

Kael meraih tangannya. “Aku tidak tahu. Tapi aku akan selalu melindungimu, Arlina. Kau adalah istriku dan ibu dari anakku. Tidak ada yang bisa menyakitimu.”

Arlina tersenyum kecil. “Aku percaya padamu, Kael. Tapi aku ingin bertemu dengannya.”

Kael mengangguk pelan. “Aku sudah mengatur pertemuan. Tapi aku akan ada di sana untuk memastikan semuanya baik-baik saja.”

Pertemuan itu berlangsung di ruang tamu istana. Arlina duduk di kursi yang nyaman, berhadapan dengan ayahnya. Kael berdiri tidak jauh darinya, mengamati setiap gerakan Raja Solaris.

“Arlina, kau terlihat sehat dan bahagia,” ujar Raja Solaris dengan senyum hangat.

“Terima kasih, Ayah,” jawab Arlina, meski ada sedikit keraguan dalam suaranya.

Raja Solaris memandangnya penuh perhatian. “Aku senang mendengar kabar kehamilanmu. Itu adalah hal besar untuk negeri kita.”

Kael yang berdiri di belakang Arlina mengerutkan kening. “Kehamilan Arlina adalah urusan kami, bukan urusan politik.”

Raja Solaris tersenyum tipis. “Tenanglah, Kael. Aku hanya ingin memastikan putriku dan cucuku mendapatkan yang terbaik.”

Arlina mencoba mencairkan suasana. “Ayah, aku baik-baik saja di sini. Kael telah menjagaku dengan sangat baik.”

Raja Solaris mengangguk. “Kalau begitu, aku tenang. Tapi ingat, Arlina, pintu Solaria selalu terbuka untukmu.”

Setelah Raja Solaris pergi, Kael mendekati Arlina dengan tatapan penuh perhatian. “Apa kau baik-baik saja?”

Arlina mengangguk. “Ya. Aku hanya berharap kedatangannya benar-benar tulus.”

Kael memeluknya dengan lembut. “Aku akan memastikan tidak ada yang mengganggu kebahagiaan kita, Arlina. Itu janjiku.”

Arlina tersenyum dan bersandar di dadanya. “Aku tahu, Kael. Kau adalah pelindungku.”

Dan di dalam hati mereka, meski penuh keraguan, kepercayaan satu sama lain menjadi kekuatan terbesar yang mereka miliki.

Kael masih memeluk Arlina erat, seolah ingin memastikan bahwa ia akan selalu menjadi pelindung istrinya. Namun, jauh di dalam pikirannya, Kael memikirkan sesuatu yang lain. Kedatangan Raja Solaris tidak sesederhana yang terlihat. Ada sesuatu di balik senyum hangat itu yang membuatnya tetap waspada.

“Kael,” panggil Arlina pelan, membuyarkan pikirannya.

“Hm?” Kael menunduk, memperhatikan istrinya.

“Kau terlihat terlalu serius,” ujar Arlina, mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi Kael. “Apa yang kau pikirkan?”

Kael menghela napas. “Aku hanya memikirkan kedatangan ayahmu. Dia memang terlihat tulus, tapi aku tidak bisa menyingkirkan rasa curiga ini.”

Arlina menatap suaminya dengan lembut. “Ayahku mungkin keras, tapi dia bukan orang yang licik, Kael. Dia hanya ingin memastikan aku bahagia.”

Kael menggenggam tangan Arlina yang ada di pipinya. “Aku tahu kau ingin mempercayainya, tapi aku tetap harus berhati-hati. Bukan hanya untukmu, tapi juga untuk bayi kita.”

Mata Arlina melembut mendengar kalimat terakhir itu. Ia tahu, meskipun Kael sering terlihat keras dan penuh kewaspadaan, semua yang dilakukannya adalah demi melindungi keluarganya.

“Aku mengerti,” jawab Arlina akhirnya. “Tapi, Kael, aku harap kau tidak terlalu keras pada Ayah. Dia tetap bagian dari keluargaku.”

Kael mengangguk pelan. “Aku akan mencoba.”

Malam itu, setelah Arlina tertidur, Kael memutuskan untuk memanggil Eryx ke ruang kerjanya. Ia butuh memastikan bahwa kedatangan Raja Solaris tidak membawa ancaman tersembunyi.

“Eryx, apa kau merasa ada sesuatu yang aneh dengan kedatangan Raja Solaris?” tanya Kael sambil duduk di belakang mejanya.

Eryx bersandar di dinding dengan santai, tapi wajahnya serius. “Jujur saja, Kael, aku juga merasa ada sesuatu yang tidak beres. Raja Solaris datang terlalu tiba-tiba, dan alasan ‘perdamaian’ itu terdengar terlalu muluk.”

Kael mengetukkan jarinya di meja, pikirannya bekerja cepat. “Aku ingin kau meningkatkan pengawasan di sekitar istana. Periksa setiap tamu, setiap surat yang masuk. Aku tidak mau ada kejutan yang tidak menyenangkan.”

Eryx mengangguk. “Akan kuurus semuanya. Kau fokus saja menjaga Arlina dan bayimu.”

Kael tersenyum tipis. “Itu sudah pasti.”

Sementara itu, di kamarnya, Arlina bermimpi. Ia melihat sebuah bayangan gelap yang menyelimuti istana, sementara suara bayi menangis terdengar di kejauhan. Ia terbangun dengan terengah-engah, memegang perutnya dengan cemas.

“Arlina, ada apa?” Kael yang baru kembali dari ruang kerja langsung berlari mendekatinya.

“Aku bermimpi buruk,” bisik Arlina, suaranya gemetar.

Kael duduk di sampingnya dan memeluknya erat. “Tenanglah! Aku disini”

Arlina bersandar di dada Kael, mencoba menenangkan dirinya. Tapi di dalam hatinya, ia tidak bisa menghilangkan firasat buruk yang mulai menggelayuti pikirannya.

1
Aini Nurcynkdzaclluew
Jangan nggak baca, sayang banget
amoakakashisensei
Ngga nyangka, seru banget!
gadGoy13
Ngagetin deh! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!