Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 12 ~ Memberi Hadiah
Berbekal pengetahuan yang di dapat dari membaca buku di klan. Zhang Ziyi kemudian menggigit ujung jari telunjuknya hingga mengeluarkan darah segar. Pemuda itu melabuhkan jari telunjuk tepat di atas cincin ruang, sehingga darah yang menetes tepat mengenai batu giok dari cincin ruang tersebut.
Seberkas sinar merah menyembur keluar dari dalam cincin. Namun tak sampai 10 detik, sinar tersebut redup kembali.
Kian melebar mata Zhang Ziyi melihat hal itu. Padahal ia hanya mengetes saja tadi. Memang Zhang Ziyi pernah membaca untuk melakukan perjanjian kontrak, maka dia perlu meneteskan darahnya pada cincin ruang tersebut. Namun dia sempat meragukan kebenaran teori tersebut. Tak pernah pemuda itu terka sebelumnya bahwa hal itu memang benar dan berhasil.
Setelahnya, Zhang Ziyi mencoba untuk memasukan cincin itu pada jari tengahnya. Sayangnya, ukuran cincin itu sedikit kebesaran untuk jarinya yang lumayan kecil. Meski begitu, Zhang Ziyi tetap memasukan cincin terhadap jarinya.
Cincin ruang yang semula seukuran dengan jari tangan orang dewasa, mendadak mengecil dan menyesuaikan dengan ukuran tangan Zhang Ziyi.
Kagum. Tentu saja Zhang Ziyi kagum. Setelahnya, pemuda itu memutuskan untuk kembali ke ruangan dimana sumber daya berada.
Zhang Ziyi mengangkat tangan kanannya dan mengarahkan pada tungku Pil.
"Woaah ... benar-benar berhasil!" Kembali Zhang Ziyi dibuat terkagum-kagum. Tungku Pil mendadak menghilang dari tempatnya.
Tak cukup sampai di situ, Zhang Ziyi hendak kembali mencobanya. Zhang Ziyi kembali mengangkat tangan kanannya ke sisi bagian kanan. Benar saja, tanaman herbal yang ada di sana mendadak menghilang. Zhang Ziyi mengetahui menghilangnya tanaman herbal dikarenakan telah berpindah dimensi ke dimensi cincin ruang.
Sisi demi sisi, sudut demi sudut yang terdapat tanaman herbal di sana, Zhang Ziyi masukkan ke dalam cincin ruang.
Selang beberapa saat, ruangan yang semula penuh aka tanaman herbal saat ini telah kosong. Zhang Ziyi sendiri setelah mengosongkan ruangan tersebut, kini ia beralih ke ruangan sebelah, dimana di sana terdapat tujuh buah pedang.
Pedang yang terselip di pinggangnya juga telah dia masukkan ke dalam cincin ruang. Tak ada barang berharga lagi di sana, kecuali tujuh buah senjata langit itu.
"Hmm, aku penasaran. Apakah senjata-senjata ini bisa ku masukkan ke dalam cincin ini?!" gumam Zhang Ziyi.
Dengan ragu-ragu, pemuda itu mulai mengarahkan tangannya ke arah salah satu dari tujuh pedang itu.
Satu pedang telah menghilang. Cincin ruang pun masih aman. Zhang Ziyi menghela napas sesaat, sebelum mulai kembali melanjutkan aksinya.
Memasukkan pedang ketiga masih tetap tak terjadi sesuatu pada cincin ruang. Zhang Ziyi mulai merasa besar hati. Pedang keempat Zhang Ziyi memasukkan tanpa khawatir akan terjadi sesuatu pada cincin ruang.
Pedang kelima dan keenam juga demikian. Hingga sampai pada pedang terakhir, Zhang Ziyi mulai merasakan sakit di kepalanya.
"Ada apa ini? Kenapa kepala ku tiba-tiba terasa sakit." Zhang Ziyi memegangi kepalanya. "Apa mungkin pengaruh dari cincin ruang yang mulai tak mampu menampung tujuh pedang berkekuatan mengerikan itu?" Zhang Ziyi mulai menduga-duga.
Memang apa yang di terka Zhang Ziyi barusan, tidak ada salahnya. Masing-masing dari Pedang Delapan Langit menyimpan kekuatan yang begitu diluar nalar. Sehingga ruang dimensi dalam cincin ruang Zhang Ziyi mulai menunjukan tanda-tanda ketidakberdayaan. Beruntung kualitas cincin ruang Zhang Ziyi begitu tidak biasa. dalam kata lain, luar biasa.
Selang beberapa saat, rasa sakit di kepalanya tidak Zhang Ziyi rasa. Ia pun memilih untuk meninggalkan tempat itu setelah seisi ruangan ia rampas tanpa sisa.
Untuk melewati dinding energi transparan yang menjaga ruangan ini, Zhang Ziyi tak lagi menggunakan tameng patung prajurit. Pemuda itu mengeluarkan pedang Naga Langit. Kemudian memusatkan lima puluh persen kekuatannya pada pedang tersebut.
Sekali libasan keras dari Zhang Ziyi, langsung menghancurkan dinding energi tersebut. Zhang Ziyi melanjutkan kembali langkahnya. Keluar dari goa itu.
Nampak hari telah beranjak dari pagi ke siang. Zhang Ziyi berhenti Sejenak pada mulut goa. Ia menarik napas dalam Membiarkan udara berhenti di paru-paru, lalu mulai menghembuskan-nya lewat mulut.
"Akhirnya aku bisa merasakan kembali sinar hangatnya sinar mentari." Zhang Ziyi merentangkan kedua tangannya, sembari menutup mata. Pemuda itu menjemur dirinya sebentar. Entah karena rindu dengan kehangatan cahaya sang mentari atau apa. Pemuda itu sendiri tak berbeda dengan seorang napi yang baru saja terbebas dari tahanan.
Selang beberapa waktu, Zhang Ziyi mulai berjalan menuju pinggir jurang. Di perhatikannya awan putih yang membentang luas. Apalagi cahaya matahari bersinar terang dan semakin menambah kecerahan dari sang awan, membuat mata Zhang Ziyi serasa di manjakan oleh itu.
"Klan Zhang... Aku kembali!" Begitu tegas Zhang Ziyi ketika mengucapkan kalimatnya
Pemuda itu kemudian menuruni tebing.. Tak butuh waktu lama bagi Zhang Ziyi untuk sampai di bawah. Sekitar ketinggian 5 meter, Zhang Ziyi memilih untuk melompat. Kaki pemuda itu mendarat dengan mulus di tanah.
Pemuda itu mulai berjalan keluar dari hutan Luori bagian Dalam. Namun sebelum itu, tujuan pertama Zhang Ziyi adalah mendatangi kandang harimau Api. Zhang Ziyi berniat memberi hadiah Harimau itu, karena telah menakut-nakutinya sebelumnya.
Sedikit kesulitan lelaki itu untuk menemukan keberadaan tempat tinggal Harimau api sebelumnya. Pasalnya, Zhang Ziyi tidak pernah melangkahkan kakinya, memasuki kedalaman hutan tersebut. Otomatis, dia juga tidak tau di sudut mana saat ini ia berdiri. Paling Zhang Ziyi hanya bisa sampai di pinggir hutan Luori.
Zhang Ziyi kemudian berlari ke arah selatan. Selang beberapa saat, ia tetap tak menemukan keberadaan goa sang Harimau. Bahkan perbatasan antar hutan Luori bagian Pinggir dan Dalam Zhang Ziyi tidak mengetahui dimana letaknya.
Melihat pohon yang menjulang tinggi, Zhang Ziyi lantas melompati batang demi batang pohon, menuju pohon tinggi tersebut. Saat berada di puncak, Zhang Ziyi mulai memperhatikan wilayah sekitar.
Zhang Ziyi menyipitkan mata. Berusaha melihat jelas wilayah sekitar.
"Hmmm!" Zhang Ziyi semakin mempertajam Indra penglihatannya kala melihat batu besar membentuk bukit kecil, dimana terdapat lubang di salah satu sisinya.
"Tidak salah lagi, itu pasti rumah si Harimau Api!" Kembali pemuda itu bergumam.
Zhang Ziyi lalu melompat turun. Setelahnya kembali melesat, melompati batang demi batang pohon, hingga tak berselang lama, ia pun sampai pada sebuah goa.
"Nah, benar! Goa ini adalah kandang Harimau Api yang sebelumnya hendak memakan ku!"
Rumput-rumput hati masih tumbuh subur di sana. Berjejer rapi memanjang dan berpusat pada goa.
"Hehehe, Tuan Harimau, aku datang kembali!" Zhang Ziyi memasang senyum penuh arti. Sembari juga menggosok-gosok kedua telapak tangannya.
Zhang Ziyi kemudian bergegas memasuki goa tersebut. Tak sabar anak itu untuk menyiksa si harimau. Kebetulan dia juga saat ini sedang membutuhkan sandaran untuk mengetes kekuatan barunya. Dan Harimau Api itulah orang pertama yang akan merasakan kekuatan Zhang Ziyi.