NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:361.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Semenjak kejadian itu, Hafidz juga lebih memilih menghindar, meskipun terkadang diam-diam mengawasi Gita dari jauh, apalagi saat gadis itu sendirian tanpa Karin dan satu temannya yang tak dia ketahui namanya. Bahkan Hafidz sengaja bersembunyi, ketika hampir berpapasan dengan Gita, dia tak mau membuat gadis itu tak nyaman saat melihat kehadirannya.

Sama halnya dengan Gita, dia juga sengaja menghindari Hafidz, karena jujur saat bertemu dengan Hafidz hatinya masih sakit dengan ucapannya sendiri tempo lalu. Tak tega dengan pemuda baik itu.

Sore ini seperti hari-hari biasanya, Hafidz datang ke rumah Ziva, disambut gembira oleh gadis kecil itu. Hafidz sudah menganggap Ziva seperti adiknya sendiri, mungkin karena saking akrabnya mereka berdua.

"Kak Hafidz, hari ini kita libur belajarnya, Ziva besok enggak masuk sekolah kok," ucap gadis cilik itu.

"Tadi saya mau hubungin kamu Fidz, tapi Ziva melarang, katanya dia mau ke mall bareng sama kamu, enggak apa-apa, kan Fidz? Kamu tinggal ikutin maunya Ziva apa, nanti saya kasih kartu debit buat bayar semua yang Ziva inginkan," ucap Mama Ziva yang kebetulan saat ini berada di rumah.

"Enggak masalah Buk," tentu saja Hafidz tak bisa menolak, apalagi dia sudah berada di rumah itu.

"Hore! Asyik! Ke mall sama Kak Hafidz." Ziva terlihat gembira sekali, membuat Hafidz tersenyum dengan tingkah gadis kecil itu.

"Saya tidak bisa ngaterin, masih ada kerjaan lagi setelah ini. Kalian nanti sama Pak Anton, Mbak Wiwi diajak sekalian, biar bantu bawa belanjaan Ziva," sambung Mama Ziva.

Mereka benar-benar pergi ke mall, dan Ziva yang menentukan mereka akan ke mall mana. Meskipun sedikit jauh, Pak Anton tetap menuruti kemauan anak majikannya itu.

Sesampainya di mall, Ziva langsung menarik Hafidz menuju timezone. Di sini, Ziva yang justru menjadi guru buat Hafidz, karena baru kali ini pemuda itu memasuki mall dan bermain di timezone. Mereka mencoba beberapa permainan, dan Ziva selalu jadi pemenangnya. Sepertinya gadis kecil itu sudah hafal semua permainan yang ada di sana.

"Aku haus Kak," keluh Ziva setelah mereka bermain cukup lama.

"Yaudah kita cari minum dulu, atau Kakak yang cari minum, kamu tunggu di sini, kalau masih mau main," usul Hafidz.

"Kita udahan aja Kak, Ziva juga laper. Kita makan dulu ya, nanti anterin Ziva beli mainan baru,"

Hafidz mengangguk, meskipun sedikit lelah dia tidak mau mengecewakan gadis kecil itu.

Mereka memutuskan untuk makan di resto cepat saji, tentu saja sesuai keinginan Ziva.

"Kalau sama Mama atau Papa, enggak sebebas ini Kak, paling lama setengah jam, setelah itu mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing," ucap Ziva tak begitu jelas karena sambil mengunyah makanannya.

"Makan dulu, ceritanya nanti ya," tutur Hafidz dan diangguki oleh Ziva.

Hafidz sebenarnya kasihan dengan gadis kecil dihadapannya ini. Dia seperti kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, mereka sibuk bekerja dan bekerja. Membuatnya menuruti apa kemauan Ziva, karena dia akan bahagia jika melihat Ziva juga bahagia.

Mereka duduk bertiga dengan Mbak Wiwi, sedangkan sang sopir Pak Anto, memilih untuk tinggal di parkiran, mungkin tidur di dalam mobil.

Saat sedang asik makan, tanpa sengaja Hafidz melihat seseorang yang pernah dia lihat di cafe Amora waktu itu, orang itu bersama seorang remaja lelaki yang pernah dia lihat di medsos Sagita.

"Mama," gumamnya.

Entah kenapa, dia tak merasakan ada getaran dihatinya saat melihat wanita itu, bahkan jantungnya pun terasa biasa saja. Padahal ketika bertemu dengan Gita dan Papa Renaldi, dadanya terasa sesak, jantungnya berdetak tak menentu, tapi ini bertemu dengan wanita yang melahirkannya, kenapa aneh begini? Apa yang salah?

Hafidz menundukkan pandangannya saat menyadari wanita dihadapannya itu menoleh ke arahnya. Dia tak ingin wanita itu melihat wajahnya yang sangat mirip dengan Sagita, bisa-bisa dia curiga dan Hafidz tak ingin itu terjadi.

"Ziva di sini sama Mbak dulu ya, Kak Hafidz mau ke toilet," pamitnya pada Ziva. Dia sengaja menghindar karena wanita yang dia yakini sebagai Mamanya itu terus menatap ke arahnya, sepertinya tahu jika dia memperhatikan mereka sejak tadi.

Cukup lama Hafidz di toilet, dan saat kembali ternyata wanita itu telah pergi, membuatnya bernafas lega. Entah kenapa dia merasa takut bertemu dengan wanita itu, rasanya ada yang berbeda apalagi saat tak sengaja melihat tatapan wanita itu.

🍁🍁🍁

Hafidz menceritakan kejadian di mall dengan Bu Nurul, setelah dia kembali ke kos.

"Mungkin karena kamu terlalu gugup saat bertemu dengannya, apalagi kalian juga baru bertemu dua kali dan yang pertama kamu belum mengetahui sebenarnya, kan? Apa kamu masih berfikir jika ibu mu sendiri yang membawamu ke sini? Kalau iya, mungkin kamu kecewa, dan membuatmu menatap berbeda antara ibu dan ayahmu," tutur Bu Nurul lewat sambungan telepon.

"Entahlah Buk, aku memang masih berfikir buruk tentang ibu kandungku, tapi aku ingin mencari tahu lagi yang sebenarnya. Tak ingin menduga hal yang belum pasti," timpal Hafidz.

"Ibu selalu mendukung dan mendoakan kamu, Nak. Jangan lupa minta petunjuk sama Allah ya," pesan Bu Nurul.

"Itu sudah pasti Buk,"

Tapi yang ada dalam pikiran Hafidz berbeda, dia merasa wanita itu bukan ibu yang melahirkannya. Jika bukan dia ibunya, lantas siapa ibunya? Terus kemana? Apa sudah meninggal? Atau jangan-jangan ibunya meninggal setelah melahirkan anak kembarnya, entahlah. Semua itu membuat Hafidz makin penasaran dengan kehidupan keluarga Atmawijaya yang tertutup.

Setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan Ibu tercinta, dia melihat beberapa paper bag yang tergeletak di lantai, Hafidz menghela nafas panjang. Dia teringat saat tadi Mamanya Ziva menyusul mereka, saat membeli mainan untuk Ziva. Setelah membeli mainan, Mama Ziva mengajak mereka memasuki store khusu pria. Hafidz mengira jika Mamanya Ziva ingin membelikan pakaian untuk sang suami, tapi ternyata tidak.

"Kamu pilih yang kami suka Fidz," ucap Mama Ziva.

"Enggak usah Bu, terimakasih," tolak Hafidz.

"Pilih aja, sebagai tanda terimakasih karena telah menemani Ziva main, dia tidak bisa main sepuas ini kalau sama saya atau Papanya. Jadi sebagai rasa terimakasih pilihlah yang kamu suka,"

"Papanya Ziva yang menyuruh, kalau kamu menolak nanti saya yang dimarahin," sambung wanita itu.

Akhirnya Hafidz mengalah, memilih satu kemeja dengan sedikit ragu, hanya itu yang dia pilih karena jujur saat melihat satu kemeja dengan harga yang menurutnya sangat mahal itu, membuatnya tak enak hati dengan Mama Ziva. Mama Ziva terkejut melihat Hafidz hanya membawa sebuah kemeja, dan akhirnya wanita itu yang memilihkan beberapa pakaian untuk Hafidz. Tak hanya baju dan celana, tapi juga sepatu dan tas. Al hasil dia membawa pulang beberapa paper bag yang kini ada di hadapannya.

Dia menghitung semua dan terkejut karena jumlahnya melebihi uang gajian dia dua bulan.

Bersambung.....

🍁🍁🍁

1
YuWie
yahhh baguss..walo gak puasss krn disini semua perannya jadi protahonis semua. antagonisnya di maafken malah tambah bahagia..begitulah
YuWie
waguuu
YuWie
anehhh..knpa adrian bebas. bukankah dokter ini kerjasama dg sita membohongi pasien.
YuWie
pastiii sukses kamu fidz
Santi Rizal
keren banget ceritanya
Santi Rizal
pengkhianatan membuat banyak orang yang terluka
Santi Rizal
sita bener bener jahat banget wong edan
Santi Rizal
bagus ceritanya Thor
LENY
ZUVA SAMA REVAN AJA ATAU SAMA RICKY. KL SAMA HAFIZD KETUAAN DAN SDH DIANGGAP ADIK SAMA HAFIZD.
LENY
YA WAJARLAH GITA KECEWA KRN PERBUATAN TANTE NYA SDH KELEWAT BATAS KEJAM NYA 😥
LENY
MAAF THOR KOK AKU GAK ADA TERHARU NYA YA LIHAT SINTA MINTA MAAF SETELAH PERBUATAN JAHAT SITA DIASINGKAN 10 THN DI TMH SAKIT JIWA ANAK DIBUANG DUH BLM BISA DAN GAK RELA SITA SEMUDAH ITU DIMAAFKAN. BAGUSLAH GITA JGN CABUT LAPORAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN BIAR SITA RASAKAN DULU AKIBAT PERBUATAN JAHAT NYA🙏
LENY: MALAH SINTA YG DIJAHATIN MINTA MAAF DULU ADUH 🙈🙈
total 1 replies
LENY
YA BENER AKU GAK SETUJU KL DICABUT TUNTUTANNYA BIARKAN SITA DIPENJARA DULU AGAR JERA KRN PERBUATANNYA SDH KELEWAT BATAS. ENAK BENER KL SMPE DILEPAS DARI PENJARA. LAGIAN SINTA KOK MERASA BERSALAH JG ANEH. SITA AJA YG HATI NYA JAHAT IRI DENGKI.
LENY
KRN IRI SAMA SAUDARA SENDIRI TEGA BERBUAT JAHAT DAN KEJAM MELEBIHI BINATANG😡 PADAHAL SINTA BAIK ORANGNYA GAK PANTAS DISAKITIN DGN KEJAM
LENY
PAPA REY INI TERLALU LEMAH MSH AJA GAK MAU CERAIKAN SITA KRN KASIHAN REVAN. PADAHAL PERBUATAN SITA SDH KELEWAT BATAS KEJAMNYA. GAK MIKIR ANAK KANDUNG DIBUANG DAN ISTRI DISAKITIN. JD GREGETAN LIHATNYA.
Santi Rizal
semoga kedepannya LBH bahagia hafizd ..mm dan Gita
Santi Rizal
saudara kembar tapi jahat banget
Santi Rizal
hubungan batin ibu dan anak emang kuat
LENY
LANJUT THOR
LENY
DASAR SAKIT JIWA IRI HATI DENGKI 😡
LENY
CERAI AJA BODOH BENER MSH MAU BERTAHAN SAMA WANITA IBLIS ITU SDH SELINGKUH PEMBUNUH JAHAT LBH DARI BINATANG. PASTI REVAN MENGERTI.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!