NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 18 diikuti pocong

Sumin masih berada di kamar setyo sampai pukul 9 malam, ia masih mencari cari barang pemberian emaknya, "aduhh mana sih.... Mana udah makin malam, kalau besok aku kesini lagi takutnya pada gak suka... Kan aku sudah di usir," gumam sumin sambil mengobrak abrik lemarinya.

"cari apa?" tanya setyo di ambang pintu.

"tasbih," jawab sumin singkat, tasbih itu bukan sembarang tasbih. Mak jum mendapatkannya dari seorang kiyai yang ilmunya luar biasa, tasbih itu bisa melindungi diri dari gangguan tak kasat mata.

"ohh,"

"mas, kamu mau menceraikan aku?" tanya sumin saat melihat setyo hendak pergi.

"tidak,"

"lalu kenapa kita pisah rumah? Katanya setelah panen kita akan pindah rumah. Tapi kenapa hanya aku yang pindah, kamu juga mendiamkan aku, jika benar sudah ada yang lain.... Lebih baik kita berpisah saja, aku akan pulang ke rumah orang tuaku,"

"aku bilang tidak kan?"

"ya..." belum sempat mengucapkan kalimatnya, mak yem sudah datang dengan wajah seramnya.

"min, sudahlah! Setyo lagi banyak masalah! Kamu sebagai istri harusnya mengerti. Bukannya malah nambah masalah untuk setyo! Istri gak guna,"

"mak! Mas setyo saja gak pernah menceritakan apapun masalahnya padaku, apa yang harus aku pahami mak? Aku harus paham kalau dia ikut pesugihan supaya kaya raya? Aku harus paham jika mas setyo tidur dengan siluman su...."

Plakkk

"jaga bicaramu!" sentak mak yem sambil menampar keras pipi sumin.

Setyo hanya diam melihat, sejujurnya ia kasihan pada istrinya. Ia juga merindukan sosok istrinya menemaninya setiap malam, namun perjanjian yang sudah ia buat dengan nyai Iskandar membuatnya tak bisa banyak berbuat.

"pergi kamu!"

Sumin tak menyahuti ia kembali mengobrak abrik lemarinya untuk mencari tasbih miliknya, akhirnya ia menemukannya di laci paling bawah.

"ada apa sih mak?" tanya santi yang baru saja turun ke lantai bawah.

"ini si sumin! Kurang ajar banget jadi mantu, sudah di beri motor dan perhiasan, di belikan rumah juga. Ehhh malah makin kurang ajar menyeramahi setyo,"

"yakan yang ku bilang adalah fakta! Lagipula kalian ini ngebet banget pengen kaya raya!" sumin tanpa rasa takut menantang 3 orang di kandang lawan.

"min, kamu bisa diam tidak?" tanya setyo.

Sumin menutup tasnya dan berlalu begitu saja meninggalkan kamar setyo, ia memakai sandal dan melempar kunci motornya ke arah jendela depan sampai kacanya pecah. Tak sampai situ, ia mendorong motor pemberian mak yem sampai terguling masuk selokan.

Brakkk.....

"woy mantu asu!" teriak mak yem namun sumin tak peduli, ia langsung lari menuju rumahnya sendiri.

Rumah sumin lumayan jauh dari rumah mak yem, namun masih satu rt. Ia berjalan seorang diri di jalanan sepi, ia bahkan tak memikirkan teror pocong atau apapun yang pernah ia dengar karena ia masih di selimuti amarah.

Juk...juk...juk....

"gak usah ngikutin aku!"

Setan kampret, pasti di belakangku ada pocong! Mana baunya gak enak lagi, kalau aku lihat pasti aku pingsan!

Juk....juk....juk....

"kamu kirimannya mak yem ya? Dasar pocong burik!" sumin masih berani memaki karena ia belum melihatnya, sampai akhirnya pocong itu beralih terbang ke arah depan dan melihatnya dengan mata menyala.

Pocong itu sangat besar dan berwarna merah, wajahnya penuh belatung dan nanah yang mengalir deras. Sumin diam mematung melihat penampakan mengerikan di depannya, ia rasanya tak bisa bernafas sama sekali.

......................

"heh! Bangun bangun.... Nduk cah ayu," bu halimah menepuk pipi sumin beberapa kali.

"subuh subuh gini, dia ini pingsan sejak kapan lagi... Sumin, nduk bangun nduk ini bu halimah,"

Sumin mengerjapkan matanya perlahan, ia kaget saat melihat wajah bu halimah yang berada di atasnya dengan balutan mukena putih, "astaghfirullah buk...."

Sumin duduk dengan dada naik turun, "buk saya ketemu..."

"sudah ayo sholat dulu yuk, sebentar lagi adzan lebih baik kita kesana lebih awal," ajak bu halimah.

Sumin berdiri dengan kaki gemetaran, ia celingak celinguk melihat ke sekitar untuk memastikan jika sosok merah itu sudah tak mengikutinya.

"ayo sudah tidak usah khawatir lagi,"

Setelah sholat subuh dan mengaji, sumin masih duduk di tempatnya. Dengan mata berkaca kaca ia terus melafalkan surat surat yang ia bisa agar ia tenang.

"sumin, aku pulang dulu ya. Anakku mau sekolah, aku harus siapkan sarapan," pamit bu halimah.

"eh iya buk, terimakasih juga. Mungkin saya pulangnya kalau sudah benar benar terang,"

"iya di sini dulu, masih banyak orang kok.... Tenang saja,"

Sumin melihat ke barisan laki laki, ia mencari sosok aris di antara 6 pria yang ada di sana, "mas aris berangkat tidak ya,"

"padahal aku sudah pakai tasbih itu di tasku, tapi kenapa aku masih di ganggu?" gumam sumin, ia lekas mengobrak abrik kembali tasnya untuk mengambil tasbih itu.

"lohh kok gak ada?" sumin membolak balikkan tasnya, ada lubang di pojokan tasnya.

"hmm robek ternyata tasku, sejak kenal mas setyo hidupku emang selalu susah! sebel banget aku gak nurutin kata emak dan wak ti dulu," sumin mencampakkan tas koyaknya di depannya, ia kesal karena tasbih itu hilang. Mungkin saja jatuh di depan rumah mak yem atau di jalan.

"gara gara makhluk jelek itu aku jadi kayak orang gila gini,"

Sumin melepas mukenanya dan duduk di teras mushola, jam baru menunjukkan pukul setengah enam, langit di kampung itu masih sedikit suram dan kabut masih turun.

"min," panggil aris.

"mas aris, mas aku tadi malem...."

"ini punyamu?" tanya aris sambil menyodorkan tasbih.

"iya, ini kamu nemu dimana mas?" sumin langsung senang karena akhirnya ia bisa aman dari gangguan makhluk halus.

"di jalan,"

"mas tadi malam aku di ikuti pocong gede poll, setalah aku ngata ngatain mak yem dan kedua anaknya,"

"aku kan sudah bilang, kamu sembrono banget sih. lalu bagaimana?"

"aku pingsan, sumpah mas mukanya.... Aku sampai mau mual tiap ingat. Tadi aku bangun karena bu halimah nemuin aku di tengah jalan,"

"hmm... Min kamu sudah tanyakan hubungan mu dengan setyo?" tanya aris, ia masih berdiri di depan sumin.

"sudah mas, tapi dia bilang jika tidak akan bercerai denganku. Aku gak tau juga, aku ingin kembali ke rumah orang tuaku tapi aku takut dengan ancaman emak," keluh sumin.

"sudah bertahan dulu,"

"yasudah aku pulang dulu ya mas, oh yaa sepertinya aku tidak akan ke warung lagi. Pasti mbak santi akan makin benci padaku jika aku dekat dekat dengan sampean mas,"

"lalu kamu mau dapat uang darimana min? Aku sih tidak masalah menggantikan setyo untuk menafkahimu. Tapi apa kamu mau?" tanya aris.

"tidak mas, jangan. Aku akan cari sendiri saja nanti, uang dari mas aris masih ada kok,"

"yasudah ayo aku antar pulang saja,"

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!