Kisah seorang wanita yang mencari kebahagiaan setelah perceraian.
Kara Gantari seorang gadis yang menikah dengan Adi Saputro karena permintaan sang kakek disertai ancaman tidak akan mendapatkan warisan. Setahun kemudian Kara diceraikan oleh Adi karena sudah mendapatkan warisannya.
Pertemuannya dengan seorang CEO yang gesrek, pecinta dangdut, melokal luar dalam, membuat Kara pusing tujuh keliling tapi Rayden adalah pria yang sangat memuja Kara. Kehidupan keduanya pun diuji dengan tragedi.
Apakah Kara dan Rayden akan menemukan kebahagiaannya?
Cerita ini murni halu milik author
Follow Ig ku di hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepiring Berdua
Kara menatap judes pria blasteran tapi lebih dominan bulenya yang asyik makan nasi rendang dengan tangan. Sedari tadi Kara memang tidak mendulit sama sekali makanan di hadapannya. Hatinya masih dongkol gara-gara habis ribut dengan si vampir, konsentrasi buyar. Brengsek!
"Kamu kok nggak makan?" tanya Rayden.
Kara menggeleng. "Kurus lho nanti!" sambung Rayden.
"Biarin!" jawab Kara dingin.
"Aku nggak suka cewek kurus! Aku suka cewek berisi, semok dan bohay" cengir Rayden tanpa malu.
"Ke pasar tradisional banyak ibu-ibu semok dan bohay" balas Kara asal.
"Wah turun derajat dong Rayden Louis Takahashi jadi idola ibu-ibu di pasar" sahut Rayden dramatis.
"SWGL!" ucap Kara.
"Apaan tuh?" tanya Rayden.
"So What Gitu Loohh!"
Rayden terbahak. "Kara..."
"Apa?"
"Haakk" Rayden mengambilkan nasi dan daging rendang di tangannya. "Sini aku suapi."
Kara melotot. "Apa-apaan?"
"Udah, buka mulut! Susah banget! Cepetan!"
Kara pun manut dan membuka mulutnya. Rayden menyuapi Kara dengan senyum lebar.
"Enak kan?" cengirnya. Kara hanya bisa mengangguk karena memang rendang nya sedap. "Lagi ya?"
Kara menggeleng.
"Ayolah! Suatu kehormatan buatmu disuapin oleh Rayden pakai tangan lagi!"
Kara melotot. Pria ini benar-benar ampun deh!
Rayden bahkan memindahkan isi piring Kara digabungkan dengannya jadi benar-benar sepiring berdua.
"Kok aku jadi ingat lagu dangdut sepiring berdua" gumam Rayden yang membuat Kara melongo.
Astagaaaaa bule satu ini! Bisa-bisanya tahu lagi dangdut?
"Kenapa? Heran aku tahu lagu dangdut? Makanya nikah sama aku biar tahu aku gimana" ucap Rayden asal.
Kara hanya bisa memegang pelipisnya.
***
Rayden mengantarkan Kara pulang ke rumahnya dengan Mercedes Benz G nya setelah tadi Kara menolak naik Ferrari milik pria itu.
Sepanjang jalan kuping Kara risih mendengar Rayden menyetel lagu sepiring berdua milik Ida Laila yang tadi dia bilang saat menyuapi Kara.
Mobil boleh Mercedes Benz tapi dalamnya dangdut! Astagaaaaa!
"Bener kan! Ada lagunya!" cengir Rayden yang tadi sempat mengutak-atik aplikasi lagu di ponselnya.
"Iyain ajah deh biar cepat!" sahut Kara asal.
Rayden terbahak.
"Kalau aku sih lagunya sama kamu bukan ini, Kara, tapi ini."
*Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous I couldn't speak
In that very moment
I found the one and
My life had found its missing piece
So as long as I live I love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white
And from now 'til my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight*...
Kara menoleh ke arah Rayden yang menatapnya mesra. "Shane Filan? Beautiful in white?"
"Banyak lagu yang bakal aku berikan padamu karena banyak yang sesuai dengan isi hatiku, Kara."
"Lalu yang kamu bilang ke Vampir itu?"
Rayden menaikkan sebelah alisnya. "Kamu calon istriku? Itu faktanya! Kamu memang calon istriku."
Mulut Kara menganga. "Kamu... kamu jangan sembarangan memutuskan begitu!"
"Kenapa? Aku single, kamu janda single. So?"
"Aku baru bercerai dua bulan lalu!"
"Kan kita tidak menikah besok! Apa kamu mau nikah besok? Bisa, kita siri dulu! Adduuhhh!"
Kara memukul bahu liat Rayden. "Kamu sinting!"
"Tahu."
"Kamu gila!"
"Emang. I'm crazy for you. Eh sebentar, itu lagunya Madonna bukan?" Rayden mengutak-atik aplikasi musiknya. "Yak bener, Madonna!"
"RAAYDDEEENN!" jerit Kara jengkel. "Kamu pilih minum pil biru atau pil merah?"
"Kamu kira kita di The Matrix? Pilih biru lah! Kan via*gra itu!" gelak Rayden asal.
Kara mengelus dadanya dan tak henti beristighfar. "Ya Allah ngimpi apa aku semalam" bisik Kara.
"Ngimpiin aku saja, baby. Enak lho! Cakep, paripurna dan punyaku juga oke!" kerling Rayden jahil.
"Apa maksudmu punyamu juga oke?" Kara memincingkan matanya.
Rayden hanya tersenyum jahil lalu memberi kode dengan mata abu-abunya ke arah bawah bagian tengah diantara pahanya.
Mulut Kara semakin menganga dan wajahnya memerah. "Kamu mesum!"
Rayden tertawa terbahak-bahak. Hari ini benar-benar menyenangkan.
***
Kara turun dari mobil mewah itu dengan perasaan dongkol. Sialan tuh bule!
"Karaaa. Aku tidak dipersilahkan masuk?" goda Rayden.
"Nggak!" Kara pun masuk ke dalam rumah yang sudah dibukakan oleh bik Ijah.
Rayden tertawa namun dia melihat tas selempang milik gadis itu ketinggalan dan dia turun. Beruntung bik Ijah belum menutup pintu.
"Ada apa tuan Rayden?"
"Tasnya si Kara Santan ketinggalan" ucap Rayden.
"Silahkan masuk, tuan." Bik Ijah membuka pintu pagar.
Rayden pun masuk ke dalam rumah yang semakin dia hapal dan familiar dan mendengar Kara marah-marah di kamarnya.
"Aku tidak ada urusan sama kamu, mas! Kita sudah cerai! Aku mau menikah dengan siapa, itu bukan urusan kamu!"
Rayden menganggap bahwa yang menelpon adalah Adi.
"Dengarkan ya Tuan Adi Saputro! KITA SUDAH BERCERAI!" bentak Kara.
Rayden menganggap Adi berbicara di seberangnya dan terdengar suara Kara lagi.
"Memang KAMU saja yang bisa secepat itu berpacaran? Aku juga bisa! Dan iya, aku akan menikah dengan Rayden. PUAS!"
Rayden pun langsung masuk ke kamar Kara dan merebut ponsel Kara.
"Kamu hanya sekedar MANTAN, Di! Sedangkan aku adalah calon suami Kara! Jadi jangan pernah mendekati dan berhubungan lagi dengan calon istriku kalau kamu tidak mau menyesal!" ancam Rayden lalu mematikan ponselnya.
Kara menatap Rayden dengan tatapan sedih. "Maafkan aku membawa-bawa dirimu, Ray."
"Aku malah senang kamu membawa-bawa diriku tapi ngomong-ngomong, itu celana dalammu jatuh" Rayden menunjukkan tumpukan baju yang baru disetrika oleh bik Ijah.
Kara melotot. "Out! Keluar! Dasar bule mesum!" Kara mendorong tubuh Rayden keluar dari dalam kamarnya dan membanting pintunya.
Rayden tertawa namun setelah itu dia keluar dan mengambil ponselnya.
"Jake, berapa harga saham perusahaan Adi Saputro?" tanyanya ke asistennya yang meskipun durjana, sangat bisa diandalkan.
"Mau diborong?"
"Tidak. Mau aku hancurkan!"
"Mantan mengusik calon istri?" goda Jake.
"Bingo!"
"Beres Boss."
Rayden mematikan ponselnya. Kamu benar-benar cari perkara, Di! Tidak hanya mantan istrimu yang akan aku miliki tetap juga perusahaan keluargamu!
***
Jake dan Rafli pun bergerak cepat. Orangpun mengira bahwa mereka hanya asisten dan sopir tapi sebenarnya mereka berdua adalah pengawal dan hacker pilihan Rayden karena pria itu membutuhkan orang-orang yang bisa dia percaya untuk berbuat kotor.
Ini adalah perbuatan kotor pertama Rayden selama di Jakarta. Jake dan Rafli tersenyum smirk karena mereka sedang melakukan serangan virus untuk menjatuhkan harga saham perusahaan Adi.
Makanya jangan mengusik janda kembang kesayangannya si boss!
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️